Menebak Alasan Orang yang Pakai Masker tapi Maskernya Dibuka

Terhitung sejak 5 April 2020 pemerintah mengimbau seluruh rakyat Indonesia untuk pakai masker. Imbauan itu tak lain sebagai tindak lanjut dari rekomendasi WHO. “Mulai hari ini (5 April) kita jalankan rekomendasi WHO untuk gunakan masker semua. Semua harus gunakan masker,” ujar Achmad Yurianto, Juru Bicara Khusus Pemerintah untuk Penanganan COVID-19.

Meskipun imbauan pemerintah itu agak ganjil karena pemerintah bisanya mengimbau doang, tapi nggak membagi-bagikan masker. Tapi, ya sudahlah. Saya pun memilih mengenakannya agar nggak disangka sebagai warga negara yang pembangkang. Saya juga jadi lebih sering memperhatikan orang-orang sekitar. Memang sih populasi pengguna masker sangat meningkat ketimbang sebelum corona ada.

Namun, tidak ada pengguna masker yang sempurna. Beberapa kali saya lihat ada pengguna masker yang unik—untuk tidak menyebut aneh, yaitu orang yang pakai masker tapi maskernya dibuka. Kalau begitu mah kan mendingan nggak usah pakai aja sekalian. Lebih baik kasih tuh masker ke orang lain yang membutuhkan.

Tapi saya berusaha menahan diri untuk tidak mengungkapkan rasa sebal. Biar bagaimanapun, amarah dan emosi semacam itu tidak baik untuk daya tahan tubuh. Saya harus berusaha sebahagia mungkin agar imun saya kuat menahan segala godaan penyakit. Karena itulah saya berusaha menebak-nebak jalan pikiran orang yang pakai masker tapi maskernya dibuka. Begini tebakan-tebakan saya:

Maskernya kelas premium dan punya teknologi termutakhir

Inilah yang pertama kali muncul menclok di pikiran saya ketika menemui orang yang maskernya melorot disengaja. Saya menduga masker yang ia pakai adalah jenis masker kelas premium dan dilengkapi teknologi mutakhir. Masker tersebut memiliki keunggulan berupa sanggup menahan segala virus walaupun mulut si pengguna tidak tertutup. Selama ia itu masih menempel di muka si pengguna—walaupun bergelayut di dagu—keampuhan produk itu tak berkurang sedikit pun. Ia tetap antivirus, antipenyakit.

Saya tidak tahu para pengguna masker jenis ini membeli produk mahacanggih tersebut di mana. Kalau boleh saya tebak, mereka belinya nitip ke alien yang suatu malam turun ke bumi. Lantas alien itu menuju mars dan membelikan mereka produk mahacanggih tersebut.

Bulu hidung dan mulutnya dilengkapi fitur antivirus-virus club

Anda pasti tahu tentang orang yang dianugerahi otot kawat tulang besi. Tapi, apa Anda tahu orang yang bulu hidung dan mulutnya dilengkapi fitur antivirus? Nggak tau? Baik, saya kasih tahu. Anda pernah lihat orang yang pakai masker tapi maskernya dibuka? Nah, saya yakin merekalah di antara orang-orang yang bulu hidung dan mulutnya memiliki kekuatan ekstra. Mereka beli dan pakai produk ini untuk formalitas belaka. Padahal, tanpa si penutup ini, atau memakainya tapi terbuka pun, mereka tetap aman dari segala macam virus. Wong punya bulu hidung kelas VVIP, je~

Punya ilmu kebal

Di Indonesia ada banyak sekali ilmu-ilmu yang nggak dipelajari di sekolah-sekolah, padahal banyak gunanya—seenggaknya bagi sebagian orang. Di antaranya ilmu pelet, ilmu susuk, ilmu hitam, ilmu mencegah hujan, dan ilmu kebal. Ilmu jenis terakhirlah yang amat relevan dengan kebutuhan umat di masa genting seperti sekarang. Dengan ilmu kebal, mustahil seseorang bisa terkena penyakit. Jangankan kena virus yang ukurannya nanometer, wong kesabet parang saja tidak terluka seupil pun. Nah, Anda patut menduga orang yang pakai masker tapi maskernya dibuka adalah salah satu orang yang dikaruniai ilmu kebal. Perkara pada kemudian hari Anda mendapati dia tiba-tiba sakit, ya barangkali aja ilmu kebalnya sudah expired dan belum diperpanjang di Samsat.

Sudah sampai rumah

Saya termasuk ke dalam golongan yang terakhir ini. Biasanya, habis ke suatu tempat, lalu tiba di rumah, saya tidak langsung melepaskannya. Saya tetap memakainya, tapi maskernya saya buka sekadar agar saya bisa lebih mudah untuk bernapas.

Saya melakukan ini karena saya sadar masker saya hanya masker biasa, bulu hidung dan mulut saya tidak dilengkapi fitur khusus, dan saya tidak punya ilmu kebal. Jadi, nyari aman saja, lah….

BACA JUGA Orang Desa Nggak Takut Corona Bukan karena Agama dan tulisan Erwin Setia lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pengin gabung grup WhatsApp Terminal Mojok? Kamu bisa klik link-nya di sini.

Exit mobile version