Dunia desain grafis dihebohkan dengan peluncuran logo teranyar milik Ancol beberapa waktu yang lalu. Seperti biasa, peluncuran logo baru Ancol ini menuai pro dan kontra di kalangan netizen. Ada yang bilang desain logonya bagus dan terlihat kekinian, ada yang bilang desain logonya biasa saja, dan ada juga yang bilang—ini yang paling banyak—desain logonya jelek. Kebanyakan dari mereka justru lebih memilih desain logo yang lama ketimbang desain logo baru Ancol itu.
Logo baru Ancol memang punya tampilan yang sangat jauh berbeda dari logo yang lama. Desain logo yang lama punya konsep cair, fun, dan ceria. Ini bisa dilihat dari pilihan jenis font yang melengkung-lengkung, berwarna-warni, plus dilengkapi dengan ornamen gelombang laut dan lumba-lumba sebagai ikon Ancol. Sedangkan desain logo yang sekarang cenderung flat, minimalis, monoton, dan hanya menggunakan satu warna saja.
Dari tampilan desain logo seperti tadi, makanya nggak heran banyak netizen yang protes dan mengatakan logo baru Ancol ini jelek. Bahkan, ada beberapa yang mengatakan bahwa logonya lebih mirip logo korporat, logo perusahaan start-up, atau logo susu formula. Intinya sih desain logo yang baru ini nggak merepresentasikan Ancol sebagai wahana hiburan yang fun dan mengasyikan.
Eh, tapi sebelum larut dalam euforia menghujat logo baru Ancol, mending kita analisis dulu apakah benar logo yang baru ini separah itu?
Pertama, desain logo baru Ancol nggak merepresentasikan Ancol yang sesungguhnya. Menurut saya, pernyataan ini kurang tepat. Coba deh perhatikan logonya lebih detail lagi. Point of interest dari desain logo baru ini terletak pada huruf A.
Huruf A yang dibuat melengkung ini sebetulnya menyerupai logo Ancol yang lama, yaitu mengambil bentuk pintu gerbang masuk Ancol. Lalu di dalam huruf A tadi ada ornamen bintang laut yang mewakili biota laut di Ancol sebagaimana halnya ornamen lumba-lumba pada desain logo yang lama. Selain itu, pemilihan warna biru tua pada logo sudah melambangkan warna laut. Jadi secara umum, logo yang baru ini sudah cukup merepresentasikan Ancol yang sesungguhnya.
Kedua, desain logo baru Ancol kurang fun dan ceria. Komentar ini juga banyak dilontarkan oleh netizen. Mungkin karena desain logo baru ini menggunakan font yang tegas dan hanya satu warna saja, makanya dianggap kurang fun dan ceria.
Sebetulnya, salah satu latar belakang Ancol membuat logo baru adalah karena ingin bangkit dari keterpurukan. Menurut Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Teuku Sahir Syahali, Ancol mengalami kerugian yang cukup besar ketika pandemi Covid-19 merebak di Indonesia. Di tahun 2020, Ancol mengalami kerugian sebesar 400 miliar rupiah. Sedangkan di tahun 2021, Ancol sudah jauh lebih baik meski masih merugi sebesar 200 miliar rupiah. Nah, di tahun 2022 inilah Ancol berjuang untuk keluar dari tekanan finansial dengan meluncurkan desain logo teranyar yang lebih tegas. Kalau menurut saya, ini hal yang wajar sih kalau desain logonya seperti itu.
Ketiga, desain logo baru Ancol lebih mirip desain logo perusahaan. Nah, ini yang perlu dipahami oleh semua orang. Meski identik dengan wahana wisata, Ancol itu sebetulnya sebuah perusahaan yang menaungi berbagai macam bisnis.
Dilansir dari website Ancol, setidaknya ada tiga unit bisnis utama yang ada di bawah naungan Ancol sebagai perusahaan. Yang pertama adalah unit bisnis rekreasi yang meliputi Pantai Ancol, Dunia Fantasi, Sea World Ancol, Atlantis Water Adventures, dan sebagainya. Yang kedua adalah unit bisnis properti yang meliputi apartemen, vila, kondominium, dan resort di wilayah Ancol. Sedangkan unit bisnis yang ketiga adalah korporat yang merupakan perusahaan patungan antara Pemprov DKI Jakarta, Ciputra Group, dan yang lainnya. Jadi, kalau ada yang bilang logo yang baru sekarang mirip dengan logo perusahaan, yaaa memang Ancol itu perusahaan, kok.
Kesimpulannya, desain logo baru ini sudah sesuai dengan latar belakang dan nilai-nilai perusahaan yang dimiliki Ancol itu sendiri. Kalau ada netizen yang nggak suka dan bahkan protes dengan desain logo yang baru ya wajar saja. Semuanya balik lagi ke masalah selera masing-masing, kan?
Penulis: Andri Saleh
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Logo Halal Versi Kemenag Memang Keren, tapi Nggak Sekeren Itu.