Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Mencari Akar Kata Cuk dalam Khazanah Umpatan Jawa Timuran

Mohammad Sirojul Akbar oleh Mohammad Sirojul Akbar
17 Januari 2022
A A
Mencari Akar Kata Cuk dalam Khazanah Umpatan Jawa Timuran Terminal Mojok

Mencari Akar Kata Cuk dalam Khazanah Umpatan Jawa Timuran (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Mengumpat adalah bentuk penerjemahan emosi menjadi kata-kata yang bisa didengar dan memberi efek lega bagi si pengumpat. Dalam bahasa Jawa, mengumpat disebut misuh. Kata umpatan biasanya tidak jauh dari nama-nama hewan, organ tubuh, atau kegiatan persetubuhan. Akan tetapi, umpatan tidak selalu bermakna negatif, melainkan bisa saja diucapkan pada saat senang, bahagia, menang, atau bertemu kawan lama yang lama tidak bertemu.

Di Jawa khususnya Jawa Timur, terdapat beberapa umpatan populer seperti “jancuk”, “gatel”, “raimu”, “asu”, “bajingan”, “lonte”, dan masih banyak yang lainnya. Dari sekian banyak umpatan, yang menduduki kasta tertinggi adalah “jancuk”, atau yang sering disingkat “cuk”. Tapi, jika mengartikan kata “cuk” berasal dari kata “jancuk”, saya tidak setuju.

Pengucapan “jancuk” sendiri terdapat berbagai macam variasi, ada yang “jancuk”, “gancuk”, dan “dancuk”. Namun, yang danggap sebagai akar kata “cuk” adalah “jancuk” pakai huruf “j”, bukan “g” ataupun “d”. Apakah benar demikian? Mari kita coba artikan ketiga kata tersebut satu per satu.

#1 Gancuk

“Gancuk” mungkin sudah jarang terdengar di telinga sebagian orang, tapi percayalah, umpatan seperti itu memang pernah diucapkan sebagian orang. Saya dulu pertama kali mengumpat menggunakan “gancuk”. “Gancuk” sendiri ternyata berasal dari kata “ganco”, sebuah alat pertanian yang berfungsi untuk membelah tanah ataupun batu. Kalau tidak bisa membayangkan, kalian bisa mencarinya di Google.

Tapi, jika kita anggap itu sebagai akar kata “cuk”, sepertinya masih bisa dipertanyakan lagi. Ya mosok kita mau mengumpat pakai nama alat pertanian?

#2 Jancuk

“Jancuk” adalah varian yang dianggap paling orisinal dari pengucapan yang lainnya. Bahkan makanan pun ada yang bernama nasi goreng juancuk atau mi jancuk karena saking pedasnya sampai ingin mengumpat. Kata “jancuk” sendiri identik dengan Surabaya.

Sejarah yang beredar terkait awal mula umpatan “jancuk” adalah ketika Belanda menyerbu Kota Surabaya menggunakan tank yang bertuliskan “Jan Cox”. Kemudian, arek-arek Suroboyo mengatakan “Jan Cox” untuk memberi tahu masyarakat bahwa Belanda mulai datang. Kata “Jan Cox” itu kemudian beradaptasi menjadi “jancuk” sebagai umpatan yang kita kenal sekarang.

Tapi, mungkin itu juga bukan akar kata dari pengucapan “cuk” yang sebenarnya. Ya mosok kita mengunakan nama kendaraan untuk misuhi?

Baca Juga:

3 Fakta Menarik tentang Kota Batu yang Jarang Dibicarakan Orang, Salah Satunya Pernah Terkenal dengan Perkebunan Kina

Sebagai Orang Surabaya, Saya Lebih Memilih Study Tour ke Malang ketimbang Jogja

#3 Dancuk

“Dancuk” sendiri juga tidak kalah sering diucapkan. Umpatan “dancuk” masih beredar di daerah Kediri dan sekitarnya. “Dancuk” berasal dari kata “diencuk” yang artinya disetubuhi, dan kemudian berkembang menjadi “diancuk” atau “dancuk”. Menurut saya, ini adalah akar kata yang paling valid dari kata “cuk” lantaran “dancuk” sesuai dengan standar umpatan internasional. Kok bisa?

Jika diartikan dengan sebagai persetubuhan, “dancuk” sepadan dengan kata “dlogok” dari Jawa Tengahan ataupun “ngentot” dari Jakarta, atau bahkan kata “fuck” dari bahasa Inggris. Itu juga masih dilegitimasi dengan istilah “mbokne ancuk” yang sepadan dengan istilah “mother fucker”, yang sama-sama memakai istilah “mother” dan “mbokne” yang berarti ibu. Atau juga umpatan Barat “fucking donkey” yang nggak jauh beda dengan “dancuk jaran”.

Sah dan tidak bisa disanggah lagi bahwa “dancuk” adalah akar kata dari “cuk” yang sesuai dengan umpatan internasional. Konkret!!!

Meski demikian, bukan berarti kita harus pakai “dancuk” untuk mengumpat jika malah mengurangi esensi umpatan, tidak! Itu semua tergantung si pengumpat, mau pake “dancuk”, “gancuk”, “jancuk”, asal semua emosi bisa terekspresikan, why not? Dan yang lebih penting dari semua itu adalah bijak-bijaklah dalam mengumpat.

Penulis: Mohammad Sirojul Akbar
Editor: Intan Ekapratiwi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 17 Januari 2022 oleh

Tags: akar kataBahasa Jawajawa timurumpatan
Mohammad Sirojul Akbar

Mohammad Sirojul Akbar

Kadang menulis, kadang menangis

ArtikelTerkait

Tidak Ada Kebanggaan dari Status Gresik Sebagai Kota Industri (Unsplash)

Tidak Ada Kebanggaan dari Status Gresik Sebagai Kota Industri

14 April 2023
Jalan Pucuk-Blimbing Lamongan, "Raja Terakhir" Jalur Berbahaya di Lamongan

Jalan Pucuk-Blimbing Lamongan, “Raja Terakhir” Jalur Berbahaya di Lamongan

18 Februari 2024
Surat Terbuka untuk Bupati Banyuwangi Terkait Minuman Keras (Unsplash)

Surat Terbuka untuk Bupati Banyuwangi Terkait Izin Penjualan Miras di Tempat Wisata

12 Juni 2023
Salah Kaprah Gunung Penanggungan Mojokerto yang Katanya Cocok untuk Pendaki Pemula

Salah Kaprah Gunung Penanggungan Mojokerto yang Katanya Cocok untuk Pendaki Pemula

4 Oktober 2023
Panduan Mengenalkan Kabupaten Ngawi Jawa Timur pada Masyarakat Awam yang Buta Jawa Timur

Panduan Mengenalkan Kabupaten Ngawi pada Masyarakat Awam yang Buta Jawa Timur

25 Januari 2024
markeshow 8 Komika Stand Up Comedy Indonesia di SUCI Kompas TV dengan Opening Paling Ikonis terminal mojok.co

4 Alasan Markeshow JTV, Stand-up Comedy ala Jawa Timuran Harus Kembali Mengudara

16 Januari 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.