Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Mencantumkan Nomor Rekening di Undangan Nikah Bikin Tamu Merasa “Dipalak” secara Halus

Iqbal AR oleh Iqbal AR
11 Juli 2024
A A
Mencantumkan Nomor Rekening di Undangan Nikah Bukti bahwa Orang Memang Lebih Butuh Amplopnya daripada Kehadirannya

Mencantumkan Nomor Rekening di Undangan Nikah Bukti bahwa Orang Memang Lebih Butuh Amplopnya daripada Kehadirannya (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Setelah pandemi, mencantumkan nomor rekening di undangan nikah jadi sebuah kebiasaan. Hal ini membuat sebagian orang merasa “dipalak” secara halus oleh empunya hajatan.

“INI SIAPA SI ANJING YG PUNYA IDE PERTAMA KALI NYODORIN NO REK DI UNDANGAN KLO KITA GABISA HADIR? MAKSA BNR.”

Beberapa hari lalu, cuitan di atas muncul di Twitter Community “Komunitas MARAH-MARAH” dan menjadi perbincangan warganet. Cuitan salah seorang pengguna akun Twitter (saya masih malas menyebutnya X) ini adalah sebuah kegelisahan tentang salah satu kebiasaan baru setelah pandemi. Ya, kebiasaan mencantumkan nomor rekening di undangan nikah yang dianggap menyebalkan.

Dari cuitan di atas, kita bisa memahami kegelisahan penulis cuitan tersebut. Kebiasaan mencantumkan nomor rekening di undangan nikah ini dinilai kurang etis dan terkesan mengemis. Selain itu, kebiasaan mencantumkan nomor rekening di undangan juga mengesankan bahwa ada pemaksaan halus untuk “ngasih amplop” walaupun kita tidak bisa datang. Dan, kebiasaan ini juga menyiratkan bahwa orang yang menggelar pesta pernikahan lebih butuh uangnya daripada kehadiran orang yang diundang.

Pro-kontra tentu saja menyertai cuitan di atas. Ada banyak warganet yang setuju dengan cuitan tersebut, mengatakan bahwa kebiasaan ini tidak ada bedanya dengan mengemis, kebiasaan ini kurang etis, dsb. Tapi ada juga yang kontra dengan mengatakan kalau tidak mau transfer ya tidak perlu ditransfer uang, atau kebiasaan ini sudah cukup wajar dan biasa saja. Hampir semua respons diungkapkan dengan bumbu amarah.

Terus gimana, dong?

Oke, sebentar, tenang dulu. Jangan marah-marah dulu. Saya juga punya keresahan serupa terhadap hal ini, kok. Makanya saya akan coba curahkan keresahan saya dalam tulisan ini.

Mencantumkan nomor rekening di undangan nikah: antara etis dan tidak etis

Sebenarnya, menilai kebiasaan mencantumkan nomor rekening di undangan nikah itu agak susah dinilai dari segi etis dan tidak etis. Saya bisa saja mengatakan bahwa ini tidak etis plus deretan alasannya. Tapi orang lain mungkin akan mengatakan ini masih etis, juga dengan deretan alasannya. Perdebatan etis dan tidak etis nanti ujung-ujungnya akan kembali ke preferensi personal belaka.

Baca Juga:

Daftar Akun BRImo Ribet, KTP Saya Dianggap Bermasalah padahal BRImo Seharusnya Berbenah

Tidak Ada yang Sempurna dari Hajatan Nikah di Jawa Tengah, Banyak kok Kekurangannya

Akan tetapi jika kembali ke konsep dasar pesta—dalam hal ini adalah pesta pernikahan—tamu yang diundang sebenarnya tidak punya kewajiban untuk menyumbang atau ikut “urunan” dalam bentuk apa pun. Apa saja yang diberikan oleh tamu undangan—baik itu uang atau kado—sifatnya adalah sukarela. Mau memberi silakan, tidak memberi juga tidak apa-apa. Sebaliknya, kewajiban menyediakan semua keperluan pesta ada pada penyelenggara pesta, dalam hal ini tentu saja pengantin dan keluarganya.

Berangkat dari konsep dasar tersebut, mencantumkan nomor rekening di undangan nikah seakan memberi kesan bahwa ada semacam pemaksaan halus kepada tamu undangan untuk nyumbang atau ngamplopin. Tidak hanya kepada tamu undangan yang datang, tamu undangan yang tidak bisa datang juga seakan dipaksa nyumbang—bahkan sampai ditagih—dengan adanya nomor rekening di undangan. Pemaksaan halus seperti ini rasanya susah untuk dibilang etis.

Sayangnya, konstruksi masyarakat kita sudah kadung mendukung hal-hal seperti ini. Tamu undangan nikahan—mau datang atau tidak—tetap seakan dipaksa untuk nyumbang dan ngamplopin. Bagaimanapun caranya, termasuk dengan mencantumkan nomor rekening di undangan. Kalau sampai tidak nyumbang, pasti nanti jadi bahan rasan-rasan, dighibahin, digosipin. Lalu orang yang sambat dengan adanya nomor rekening di undangan ini dianggap tidak support, ribet, dsb. Susah.

Lebih butuh uang daripada kehadiran tamu undangan

Kita semua paham bahwa menggelar pesta pernikahan itu tidak murah. Bahkan pesta pernikahan yang intimate pun tetap butuh biaya yang tidak sedikit. Ada gedung/tenda yang harus dibayar. Ada catering yang harus dibayar. Belum lagi vendor-vendor lain seperti MUA, baju, dan dokumentasi. Tidak heran jika orang-orang masih berharap biaya pernikahan itu bisa ditutup—entah semua atau sebagian—dengan amplop atau sumbangan dari tamu undangan.

Boleh saja kalau berharap seperti itu, tapi mbok ya yang tahu diri dan jangan sampai memaksa orang untuk nyumbang/ngamplopin. Tidak perlu pakai mencantumkan nomor rekening di undangan nikah. Tidak perlu juga sampai memaksa orang untuk menyumbang (ngamplopin) kalau mereka tidak bisa datang. Dan tidak perlu sampai menanyakan, atau bahkan menagih, kepada orang yang diundang apakah sudah nyumbang, sudah ngamplopin atau belum. Ora ilok, kalau kata orang Jawa.

Lalu dengan adanya fenomena ini, kita jadi bertanya-tanya, sebenarnya orang yang menggelar pesta pernikahan dan mencantumkan nomor rekening di undangan nikah itu butuh kehadiran orang-orang (keluarga, kawan, dan para undangan lainnya), atau hanya butuh uangnya saja? Yang dinanti oleh pengantin (yang punya pesta) itu kehadiran dari para undangan, atau sekadar sumbangan, amplop, transferan dari para undangan tanpa peduli mau datang atau tidak?

Melihat maraknya fenomena mencantumkan nomor rekening di undangan, rasanya kita sudah tahu apa jawabannya. Jika benar seperti itu, pesta pernikahan hanya akan jadi ajang saling palak saja antarmanusia mental preman ormas. Tidak peduli tamu undangan mau datang atau tidak, yang penting uangnya, amplopnya, atau transferannya masuk.

Sekali lagi, CANTUMIN NOMOR REKENING DI UNDANGAN NIKAH KALAU KITA NGGAK BISA DATANG ITU IDE SIAPA, SIH?!

Penulis: Iqbal AR
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Nggak Semua Undangan Nikah Harus Kita Datangi, Kedekatan Sosial dan Isi Dompet Berpengaruh.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 15 Juli 2024 oleh

Tags: acara pernikahanamplop pernikahanhajatan nikahhajatan pernikahannomor rekeningrekeningundangan nikah
Iqbal AR

Iqbal AR

Penulis lepas lulusan Sastra Indonesia UM. Menulis apa saja, dan masih tinggal di Kota Batu.

ArtikelTerkait

Nggak Semua Undangan Nikah Harus Kita Datangi, Kedekatan Sosial dan Isi Dompet Berpengaruh

Nggak Semua Undangan Nikah Harus Kita Datangi, Kedekatan Sosial dan Isi Dompet Berpengaruh

2 Februari 2024
Electone Hajatan Pernikahan yang Bawain Lagu Galau Itu Merusak Momen Bahagia. Ingat, Kalian Disewa Empunya Hajat, Bukan Mantannya Pengantin!

Electone Hajatan Pernikahan yang Bawain Lagu Galau Itu Merusak Momen Bahagia. Ingat, Kalian Disewa Empunya Hajat, Bukan Mantannya Pengantin!

3 Juli 2024
Ngunduh Mantu di Desa Itu Arisan Bergilir Berkedok Persaudaraan (Unsplash)

Ngunduh Mantu di Desa Adalah Arisan Bergilir Berkedok Persaudaraan

20 Juni 2024
Menjawab Pertanyaan Sejuta Umat: Kenapa Dekorasi Pengantin Mahal? terminal mojok.co

Menjawab Pertanyaan Sejuta Umat: Kenapa Dekorasi Pengantin Mahal?

31 Januari 2021
Wedding Cinematic: Tren yang Bikin Biaya Nikah Makin Mencekik terminal mojok.co

Wedding Cinematic: Tren yang Bikin Biaya Nikah Makin Mencekik

30 Mei 2021
Tidak Ada yang Sempurna dari Hajatan Nikah di Jawa Tengah, Banyak kok Kekurangannya!

Tidak Ada yang Sempurna dari Hajatan Nikah di Jawa Tengah, Banyak kok Kekurangannya

23 Juli 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.