Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Sebat

Mempertanyakan Alasan Santri Suka Ngerokok dan Ngopi

Muhammad Lutfi oleh Muhammad Lutfi
29 Januari 2021
A A
Mempertanyakan Alasan Santri Suka Ngerokok dan Ngopi Terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

“Join, Kang” ucapan lumrah yang selalu dikatakan oleh, dari, dan untuk santri. Saya sendiri bisa menyebut kalau celetukan semacam itu sudah menjadi tradisi turun temurun. Nggak hanya sebatas santri, terkadang juga santri kepada kiai. Seperti humor yang pernah diceritakan Gus Dur.

Konon, di suatu malam dan kebetulan mati listrik, seperti biasa santri njagong di emperan masjid, serambi. Ada salah seorang santri duduk di pojokan, enjoy sambil nyebat. Kemudian datanglah santri lain ikut nimbrung duduk dan cari posisi yang nyaman. Santri itu bilang ke teman yang lagi asyik dengan sebatnya, “Join, Kang.” Diberikannya rokok itu kepada santri tadi.

Lha, karena malam dan mati listrik, bara rokok itu menyala dan alangkah kagetnya, ternyata yang dia minta join rokok tadi adalah kiainya sendiri. Yassalam. Begitu kaget langsung kabur dan nggak sempat minta maaf. Dalam satu riwayat, kiai tadi adalah almaghfurlah Kiai Wahab Hasbullah, pendiri Pesantren Tambak Beras Jombang.

Sedikit cerita, tapi yang jelas, terlepas dari pro dan kontra mengenai santri yang suka ngerokok dan ngopi, ternyata ada beberapa alasan yang cocok dan mashoook. Di samping ada beberapa pondok yang mengharamkan santrinya untuk merokok. Kalau perihal ngopinya sih saya kira jarang, bahkan nggak ada pondok yang melarang. Oke, langsung saja simak apik-apik ya, Kang~

#1 Tradisi dan doktrin kiai

Kehidupan santri selalu berbarengan. Dari makan, tidur, ngaji, belajar, hingga mandi pun terkadang satu kamar mandi buat dua tiga orang. Yang dulunya terbiasa hidup menyendiri pasti merasa risih dan geli. Tapi ya mau nggak mau, memang begitu tuntutannya. Lagi pula, manusia kan katanya makhluk sosial.

Berawal dari terpaksa, terbiasa, hingga tumbuh berkembang menjadi budaya. Begitu juga dengan rokok dan kopi. Sudah menjadi tradisi dan kebiasaan dari para sesepuh dan senior pondok. Pun generasi selanjutnya ya bakal nggak jauh dari mereka. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Kebiasaan junior meniru tergantung pada senior.

Saya nggak begitu tahu sejak kapan santri suka ngerokok sama ngopi. Sampai-sampai, ada tagline yang mengakar begitu kuat dalam kepribadian santri, “Santri yo ngaji, yo ngopi.” Sudah kayak jargon saja, terasa begitu fundamental bagi seorang santri.

Belum lagi, ada sejumlah kiai yang kalau ngaji pasti nggak lepas di tangan kanannya mic, sedangkan di tangan kirinya rokok. Plus depannya nggak lupa ada kopi. “Kowe iku lho cung cung, jenenge santri yo rokok yo ngopi.” Gimana nggak jadi tradisi, lha wong kiainya saja malah ndawuhi. Kan harus manut sama kiai.

Baca Juga:

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

#2 Ngalap barokah kiai

Saya sering mengalami dan menyaksikan sendiri, serta mendengar cerita dan pengalaman teman-teman yang dulu pernah mondok kalau tiap kali pengajian usai dan kiai pergi meninggalkan tempat duduknya, biasanya kopi dan rokok jadi rebutan santri yang nderek ngaji. Dan ini hal yang wajar.

Istilahnya “ngalap barokah”. Apa saja yang tersisa—dalam tanda kutip yang baik saja tentunya—dari kiai, pasti selalu jadi rebutan. Mulai dari makanan, jajan, minuman, rokok, pun kopi. Selain itu, terkadang santri juga sering menata sandal kiai, mencuci pakaiannya, menimba air, dan sebagainya.

Saking demennya ngalap barokah, nggak jarang rokok kiai yang masih tersisa, kalau pun disebat paling cuma bisa dua tiga sebatang, jadi rebutan juga. Padahal sama kiainya sudah dibuang begitu saja dan jatuh di bawah. Saya juga heran kadang, antara ngalap barokah sama stok rokok habis beda tipis je~

#3 Enak jadi teman ngaji dan diskusi

Kembali dengan jargon “Santri yo ngaji yo ngopi”, kalau menurut saya dua kata yang tidak bisa dipisahkan. Kayak induk sama anak. Ke mana dan kapan pun selalu berbarengan. Ya mau nggak berbarengan gimana, memang hidup santri selalu berputar di kedua hal itu.

Kegiatan santri, dari bahtsul masail, diskusi hingga ngaji, selalu nggak bisa lepas dengan pergumulan kopi wa alihi wa sohbihi. Kalau kata orang sih, boker enak sambil ditemani sebat. Sama dengan santri, ngaji diskusi enak ditemani rokok lan kopi. Jan wuenak e mashoook tenan, Kang.

Di sebagian pondok, yang sering mengadakan bahtsul masail bareng, panitia penyelenggara pasti siap dan siaga dengan kopi. Kalau perihal rokok, kadang dari peserta beli sendiri, tapi juga nggak sedikit yang kasih iming-iming, ngaji bareng… dapat kitab plus rokok.

#4 Kebutuhan dan camilan sehari-hari

Kalau alasan ini sedikit berbeda dengan tiga alasan sebelumnya. Nggak begitu bisa dijadikan acuan atau pertanggungjawaban, tapi ya gimana lagi memang begitu kenyataannya. Lantaran ada beberapa yang memang anti banget terhadap rokok dan kopi.

Kadang memang begitu ya, misalnya selesai atau sedang ngaji, di sakunya pasti ada rokok, walaupun cuman satu dua batang. Mau mandi nunggu antrian, daripada gabut mainin gayung dan temannya, pasti nyebat. Baru nanti ada temannya yang datang, ikut nimbrung, “Join, Kang”. Mau ngaji masih tunggu kiainya belum datang, ya sebatlah sambil muthola’ah (belajar).

Suatu hal yang nggak bisa dihindari. Menurut saya, hal semacam ini bukan hal buruk, apalagi ditanggapi dengan stereotip yang nggak-nggak, yang belum tentu mereka tahu gimana santri sesungguhnya. Santri yo ngaji yo ngopi, itu hanya suatu kebanggan bagi seorang santri pada umumnya. Iyo nggak, Kang? Ojo lali, “Join, Kang!”

BACA JUGA Stereotip Menyebalkan Masyarakat Awam pada Lulusan Pondok Pesantren dan tulisan Muhammad Lutfi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 7 Januari 2022 oleh

Tags: KopiRokoksantri
Muhammad Lutfi

Muhammad Lutfi

Suka cari makan dan kopi di pinggiran jalan.

ArtikelTerkait

5 Makanan Starbucks yang Rasanya Gagal Mojok.co

5 Makanan Starbucks yang Rasanya Gagal

29 November 2024
Marlboro Kretek Itu Sebenarnya Enak, meskipun Tembakaunya Kadang Nggak Merata dan Kurang Padat terminal mojok

Marlboro Kretek Itu Sebenarnya Enak, meskipun Tembakaunya Kadang Nggak Merata dan Kurang Padat

18 Juni 2021
Kalau Mau Cari Kopi Botolan yang Enak tapi Murah, Jangan Beli Point Coffee Kemasan Botol, Diketawain Kopi Golda!

Kalau Mau Cari Kopi Botolan yang Enak tapi Murah, Jangan Beli Point Coffee Kemasan Botol, Diketawain Kopi Golda!

28 September 2025
Minum Kopi Itu Biasa Saja, Nggak Usah Dibikin Ribet dan Diromantisasi kopi artisan kopi senja barista kasta minum kopi terminal mojok.co

Duh, Barista Sekarang kok Banyak yang Arogan ya?

22 Mei 2020
Tempat Menyimpan Uang Ala Santri Saat Keluar, selain Dompet dan Saku terminal mojok

Tempat Menyimpan Uang ala Santri Saat Keluar, selain Dompet dan Saku

2 Februari 2021
Rekomendasi 5 Varian Rokok Sukun, Beda Jenis Beda Pula Sensasinya Terminal Mojok

Rekomendasi 5 Varian Rokok Sukun, Beda Jenis Beda Pula Sensasinya

15 Mei 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.