Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Mempertanyakan Alasan Orang Ekonomi Lemah Memberi Uang Tip Lebih Banyak Ketimbang Orang Tajir

Nasrulloh Alif Suherman oleh Nasrulloh Alif Suherman
5 Maret 2021
A A
uang tip terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Dulu saya sempat menjadi seorang pengendara ojek online, kira-kira sekitar tahun 2017-2019. Sekarang sudah nggak, alasannya akun saya di-suspend, yang sampai sekarang saya nggak tahu gara-gara apa. Tapi biarlah, saya nggak pusing-pusing amat soal itu. Setidaknya, saya cukup merasakan pengalaman sebagai seorang ojol (dan pengalaman dapat uang tip, hehehe). Ada suka dukanya juga gitu, deh.

Ngomongin soal pengalaman dan cerita saat jadi ojol, saya punya pengalaman tersendiri yang lahir dari perhatian saya kepada para pelanggan ojek online. Perhatian saya jatuh kepada uang yang diberikan kepada pelanggan a.k.a. uang tip, wqwqwq. Wajar dong, namanya juga orang butuh duit. Saya sering menjumpai orang-orang yang sering kasih ongkos lebih adalah orang yang ekonominya lemah, dibandingkan dengan orang-orang yang tajir.

Asli deh, ketimbang orang-orang kaya atau menengah ke atas yang saya antar, kebanyakan yang suka memberi ongkos lebih pasti yang ekonominya lemah. Mau itu layanan antar orang, makanan, atau barang. Orang yang menengah ke atas bukannya nggak pernah, tapi sedikit dan sangat langka. Barangkali, dalam sebulan, bisa saya temukan dalam hitungan jari. Begini-begini, saya lumayan rajin dulu pas nge-bid, makanya banyak hitungan.

Sebagai orang yang pernah menjalani profesi sebagai ojol sekaligus pelanggan, saya jadi sedikit paham mengapa orang-orang yang sering kasih ongkos lebih adalah orang-orang yang justru ekonominya lemah. Selain pengalaman, ini buah dari obrolan saya dengan para pengendara ojol lainnya. Apakah kisanak sekalian penasaran mengapa orang-orang yang ekonomi lemah justru kasih uang tip lebih? Baca tulisan ini sampai tuntas, donggg~

Pertama, yang jelas banyak orang yang memberi lebih karena merasa dalam “zona” yang sama, yakni sama-sama dalam kondisi ekonomi yang lemah. Makanya orang-orang dengan ekonomi lemah lebih peka akan hal ini. Mereka juga merasakan cari duit itu susah, makanya mengerti kalau ojol pun mesti capek kalau nganter-nganter barang atau orang.

Kedua, ibarat kata sama-sama seperti berbagi nasib. Oleh karena itu timbul rasa simpati yang berujung memberikan ongkos lebih, saya sendiri yang ekonomi lemah juga begitu. Entah kenapa, selalu kepikiran untuk kasih uang tip. Padahal duit nggak banyak-banyak amat, tapi pokoknya harus kasih lebih. Profesi memang boleh beda, tapi nasibnya sama-sama cari duit buat keluarga.

Ketiga, karena orang-orang yang ekonomi lemah lebih banyak bersyukur. Bukan maksudnya orang-orang yang menengah ke atas jarang bersyukur, tapi mohon maaf, dari pengamatan dan pengalaman saya orang ekonomi lemah lebih mantap soal hal ini. Orang ekonomi lemah, kalau dapat rezeki lebih selalu senang. Mau sedikit pun senangnya nggak ketulungan. Orang yang menengah ke atas? Belum tentu, karena sudah terbiasa cukup dari awal. Apalagi yang tajir sejak lahir, konsep syukurnya lebih berbeda kali, yak.

Makanya, orang ekonomi lemah suka kasih uang tip karena ikut senang kalau misalnya dapat rezeki lebih. Kalau orang menengah ke atas mah biasa saja, dipikirnya memang jatah segitu, ya, segitu. Kebanyakan kalau kasih pas banget, saking pasnya timbang 200 perak saja beneran segitu kasihnya, wqwqwq.

Baca Juga:

4 Sikap Green Flag Driver Ojol yang Bikin Penumpang Nyaman

Nyambi Jadi Ojol Adalah Realita Kerasnya Hidup Mahasiswa yang Tertekan oleh Mahalnya UKT

Keempat, orang ekonomi lemah lebih banyak memiliki rasa empati. Empati itu lahir dari hal yang ia alami juga, semata-mata karena dia merasa susah dan itu nggak enak. Makanya, kalau ada rezeki lebih suka nggak tega liat orang susah. Karena apa? Karena dia merasakan kalau orang lagi susah itu nggak enak, makanya dia bantu.

Berapa kali saya justru dikasih lebih sama orang-orang yang ekonominya lemah, mulai dari orang-orang yang rumahnya di gang-gang sempit, sampai perempuan yang ternyata kerja di (maaf) kafe remang-remang. Justru orang-orang seperti itu yang malah lebih banyak memberi. Sekali lagi, bukan bermaksud mengeneralisir orang ekonomi atas sedikit memberi. Cuma, yaaah, pengamatan dan pengalaman saya begitu. Moga-moga tambah banyak, yakkk.

BACA JUGA 3 Hal Paling Berkesan Selama Jadi Penumpang Ojol dan artikel Nasrulloh Alif Suherman lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform Use Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 5 Maret 2021 oleh

Tags: ojoluang tip
Nasrulloh Alif Suherman

Nasrulloh Alif Suherman

Penulis partikelir. Menulis di selang waktu saja.

ArtikelTerkait

ojol dan angkot

Pilih Kasih sama Ojol dan Angkot yang Sebetulnya Sama-sama Susah

21 Desember 2021
Keruwetan Naik Ojol dari Terminal Arjosari Malang yang Bikin Pusing Penumpang Bus

Keruwetan Naik Ojol dari Terminal Arjosari Malang yang Bikin Pusing Penumpang Bus

17 Juni 2025
Kawasan Bandung Timur: Zona Merah bagi Ojol

Kawasan Bandung Timur: Zona Merah bagi Ojol

17 September 2024
Derita Mahasiswa Rela Nyambi Ojol demi Bayar UKT Mahal (Unsplash)

Nyambi Jadi Ojol Adalah Realita Kerasnya Hidup Mahasiswa yang Tertekan oleh Mahalnya UKT

7 November 2025
daging babi bacon nasi campur mojok

Daging Babi Rasanya Memang Enak, Nggak Kaget kalau Ada Orang yang ‘Penasaran’

14 Juli 2021
Ekstra Bagasi + Jaket Wajib Dipertimbangkan Gojek dan Grab Sebagai 2 Fitur Baru Selain Fitur Memilih Motor (Unsplash)

Ekstra Bagasi + Jaket Wajib Dipertimbangkan Gojek dan Grab Sebagai 2 Fitur Baru Selain Fitur Memilih Motor

24 Oktober 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.