Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Mempertahankan Siskamling: Saat Ini Ronda Malam Masih Ada Atau Tidak, Sih?

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
22 Agustus 2019
A A
ronda malam

ronda malam

Share on FacebookShare on Twitter

Saat saya masih kelas 2 SD—sekitar 20 tahun yang lalu—dalam suatu waktu pada malam hari, Bapak seringkali kedapatan tidak ada di rumah sampai dengan sebelum saya tidur. Padahal, sore hari Bapak ada dan dengan mata sendiri saya melihat beliau pulang kerja sambil menggendong tasnya yang berwarna hitam dan besar. Karena itu, saya bertanya pada Ibu tentang Bapak yang tidak ada di rumah pada malam hari. Ibu menjawab, “Bapak sedang ronda malam”.

Kemudian, Ibu menjelaskan lebih lanjut tentang ronda dan apa saja yang dikerjakan sepanjang malam. Pengertian ronda sendiri menurut KBBI adalah berjalan keliling untuk menjaga keamanan. Dalam hal ini, Bapak beserta teman-temannya yang lain berkeliling kampung untuk berpatroli dan menjaga lingkungan dari segala bahaya. Mulai dari maling sampai dengan bencana. Peronda, menjadi orang yang ditugaskan paling pertama untuk memberi alarm pada warga jika terjadi sesuatu yang dirasa membahayakan—biasanya menggunakan pentungan yang terbuat dari bambu.

Memasuki masa SMP, saya sudah jarang mengetahui Bapak jaga malam dengan para Bapak yang lain untuk mengaplikasikan Siskamling—Sistem Keamanan Lingkungan—di kampung. Usut punya usut, peran para kepala rumah tangga dalam ronda malam sudah digantikan oleh hansip yang menjaga lingkungan secara bergantian. Yang kemudian, akan dibayar per-bulannya oleh para warga secara patungan, dikumpulkan, lalu diserahkan kepada para hansip.

Perlahan, budaya ronda malam yang melibatkan beberapa atau banyak kepala rumah tangga pun mulai memudar dan tugasnya dialihkan kepada para hansip pun satpam komplek. Biasanya hal seperti ini lumrah dipraktekan di perkotaan yang setiap kepala rumah tangga memiliki kesibukan dalam bekerja, sehingga kemudian muncul alasan yang beragam, mulai dari butuh istirahat, kerjaan menumpuk, sampai dengan malas. Karena ronda mengharuskan kesukarelaan begadang pada hari kerja.

Beberapa alasan pun sebetulnya bisa dipahami, apalagi jika dihadapkan dengan kewajiban bekerja yang menuntut harus fit dan fokus pada keesokan harinya. Lalu pertanyaannya, apakah budaya ronda masih dilakukan di banyak daerah? Mengingat banyak orang yang kini jauh lebih memilih membayar para hansip atau satpam untuk menjaga keamanan lingkungan.

Saya sendiri, sekali dalam seumur hidup—paling tidak sampai dengan saat ini—pernah diminta oleh bapak-bapak setempat untuk ronda dengan teman-teman yang lain sewaktu kuliah. Karena jadwal kuliah yang terbilang fleksibel, jadi tidak terlalu memusingkan bagaimana agar fit keesokan harinya. Bukan tanpa alasan, sebab, kala itu sedang marak aksi pembobolan rumah di lingkungan tempat saya tinggal.

Saya dengan beberapa teman yang lain ronda secara suka rela. Hitung-hitung sambil kumpul dan begadang, apalagi dibekali banyak camilan seperti kacang, kerpikik, dan kopi, oleh para tetangga agar kegiatan ronda tidak membosankan. Syukur pada saat itu sedang aman dan situasi juga kondisi terkendali—tidak ada maling. Biar pun bersama dengan teman yang lain, jika maling atau pelaku pencurian membawa alat tajam, kan ngeri juga.

Sewaktu kuliah, saya sempat menjadi anak kost dan berlokasi di suatu perkampungan—pinggiran kota. Menurut info yang diberikan Ibu kost, saya harus menjaga barang bawaan termasuk kendaraan karena kawasan di sekitaran kost terbilang rawan pencurian atau pembobolan. Baru tadi siang Ibu kost menceritakan hal tersebut, pada dini hari setelahnya benar saja ada kasus pencurian. Saya mengetahui hal tersebut karena adanya teriakan para warga yang berbondong-bondong mengejar pelaku sambil berteriak, “Maling! Maling!”.

Baca Juga:

Orang Inggris Nggak Percaya Polisi, Percayanya sama Siskamling

Kita Disuruh Melestarikan Gamelan, tapi Aksesnya Sulit Dijangkau

Atas kejadian tersebut, paling tidak saya mengetahui, di suatu wilayah masih ada warga yang peduli dengan keamanan lingkungan dan merasa menjaganya menjadi suatu tanggung jawab bersama. Dan budaya ronda, usul saya, harus tetap dilestarikan oleh kita semua. Meski tidak dilakukan setiap malam—karena sudah ada hansip yang menggantikan—paling tidak dapat dilakukan di akhir pekan.

Tentu hal tersebut tidak akan memberatkan jika dilakukan tanpa beban. Lagipula, jika ditelusuri lebih jauh, kegiatan ronda malam termasuk dalam memberikan kontribusi kepada lingkungan sekitar dalam memastikan keamanan juga kenyamanan warga setempat. Dan untuk kalian para anak muda yang aktif di media sosia termasuk juga per-YouTube-an, lumayan kan bisa sekaligus membuat thread atau konten baru bertemakan “Mengejar Maling”.

Selain menarik dan menantang, hal tersebut juga dapat termasuk dalam melestarikan siskamling. Namun, jika sudah sering begadang perlu diingat juga untuk membawa perbekalan agar tubuh tetap fit dan bugar. Ingat, kesehatanmu itu, lho. (*)

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) yang dibikin untuk mewadahi sobat julid dan (((insan kreatif))) untuk menulis tentang apa pun. Jadi, kalau kamu punya ide yang mengendap di kepala, cerita unik yang ingin disampaikan kepada publik, nyinyiran yang menuntut untuk dighibahkan bersama khalayak, segera kirim naskah tulisanmu pakai cara ini.

Terakhir diperbarui pada 31 Januari 2022 oleh

Tags: Kearifan LokalkebudayaanMasyarakat Indonesiaronda malamsiskamling
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

hal mistis

Sebagian Orang Indonesia yang Seringkali Mengaitkan Segala Sesuatunya dengan Hal Mistis

7 Agustus 2019
gendurenan

Gendurenan: Tradisi Thanksgiving Ala Desa Temulawak

11 September 2019
kisah kelinci di bulan permukaan bulan menyerupai kelinci kebudayaan jawa jepang tiongkok mojok.co

Kisah Kelinci di Bulan dalam Kebudayaan Jawa dan Dunia

5 September 2020
indonesia ramah

Masyarakat Indonesia yang Ramah dan Murah Senyum

30 Mei 2019
Hari Raya Ketupat

Tradisi Hari Raya Ketupat di Kota Bitung Sebagai Solusi Mempersatukan Masyarakat

21 Juni 2019
kolope

Kolope: Umbi Hutan yang Pernah Menjadi Makanan Pokok Masyarakat Muna

14 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.