Pernah main kartu remi, domino, atau uno? Main ular tangga, monopoli? Atau buat people zaman now, pernah nggak kalian main Soltaire atau Get Rich? Inget nggak masa-masa kita melakukan hal-hal bodoh seperti meniup-niup ember dadu atau kartu yang lagi dikocok? Tahu nggak sih, Gaes? Ternyata itu nggak ada pengaruhnya.
Semua dadu atau kartu kalau dikocok ya keluarnya bakal random. Kecuali, kalau mata dadunya atau kartunya sama semua. Konsep random inilah yang menjadi konsep penting dalam peluang dan statistika. Dalam era modern ini tentu proses mengocokkan dadu atau kartu tak lagi perlu ditampilkan pada games-games elektronik. Sebab, tentu tak perlu dikhawatirkan lagi komputer pasti akan memilih secara random. Yang masih sekolah atau kuliah, masih inget sama pelajaran ini? (Eh, eh. Ini maksudnya mau bahas mata pelajaran killer itu? Enggak deh enggak. Aku nyerah).
Eittss, jangan nyerah dulu. Peluang dan statistika nggak semenakutkan itu kok kalau kita paham filosofinya. Mungkin yang diajarkan di SMP dan SMA masih seputar bagaimana peluang pada koin dua sisi, dadu enam sisi, atau kartu remi yang satu decknya berisi 52 kartu. Membosankan dan terkesan matematika diajarkan untuk berjudi? Stop. Jangan negative thinking dulu deh.
Pengajaran matematika seolah-olah erat kaitannya dengan media-media judi. Sebab sebetulnya, selain akan berguna tentu media tersebut memiliki ke-random-an sempurna. Koin dengan peluang setengah, dadu dengan peluang seperenam, atau kartu remi dengan peluang seper-lima-puluh-dua-nya.
Lebih dari itu, peluang dan statistik memiliki kegunaan lain. Salah satunya, apalagi kalau bukan masalah perbucinan. Mungkin sudah banyak dari kita yang bertanya, bagaimana sih cara memperbesar peluang agar sukses mendapat jodoh terbaik? Eh, eh, untuk contoh, kita kecilkan pembicaraan “jodoh” ke “kekasih” ya. Sebab sejatinya, kekasih adalah estimator jodoh yang bisa jadi bias atau unbias tergantung cara kamu memaknai sang tambatan hati. Terus, gimana caranya? Intinya sih bisa melalui dua cara, perbanyak pecobaan atau perbanyak sampel.
Memperbanyak Percobaan Akan Memperbesar Peluang Sukses
Dalam contoh sederhana bab peluang, kita sering kali dihadapkan pada permasalahan koin setimbang yang memiliki dua sisi: angka dan gambar (beberapa referensi menyebutkan muka dan belakang atau ada pula head dan tail). Jika satu koin dilemparkan pastilah muncul angka atau gambar dengan peluang masing-masing setengah (0.5).
Dalam teori peluang, sukses didefinisikan oleh kita sendiri. Maka dari itu, langkah pertama adalah menentukan definisi sukses. Bagaimana sih kriteria sukses memilih jodoh menurutmu? Mungkin sebagian besar akan beropini: cantik, iman yang sama, baik, sholeh, pekerja keras, murah senyum, rajin menabung, dan tidak sombong. Stop! Itu terserah kita mau mendefinisikan jodoh terbaik itu seperti apa. Dalam contoh koin tadi, dimisalkan sukses kita definisikan apabila keluar angka minimal sekali. Maka ketika kita mencoba sekali, peluang suksesnya hanya setengah sukses.
Bagaimana ketika mencoba dua kali? Semua kemungkinan yang akan keluar adalah {AA,AG,GA,GG}. Maka peluang sukses (keluar angka minimal sekali) adalah 0.75. Tentu lebih besar dari 0.5, bukan? Bagaimana kalau mencoba 3 kali, 4 kali, dan seterusnya? 7/8, 15/16, 31/32, dan terus bertambah seiring bertambahnya percobaan. Dalam teori binomial, sekecil apa pun peluangnya jika dilakukan percobaan secara berulang-ulang pasti akan semakin besar kemungkinan sukses minimal sekali.
Penerapan teori peluang tersebut tidak hanya untuk kegiatan “judi koin” saja. Ini juga dapat dilakukan untuk melihat peluang sukses mendapat jodoh terbaik, sukses diterima kerja di tempat yang diinginkan, atau sukses masuk universitas idaman. Dalam urusan jodoh, untuk memperbesar peluang “dia” jadi jodoh saya misalnya dengan memperbanyak percobaan nge-date, jalan, ngebucin. Atau lewat jalur-jalur agamis seperti shalawat, tahajud, dan dhuha.
Dalam urusan sekolah, untuk memperbesar peluang masuk kampus impian, misalnya dengan memperbanyak percobaan dengan mendaftar di berbagai jalur yang ada (untuk yang punya kelebihan finansial) atau dengan cara sederhana seperti memperbanyak belajar, berusaha, dan berdoa.
Di lain contoh, memperbanyak percobaan tidak melulu dilakukan hanya untuk satu kejadian saja. Misalnya dalam urusan masuk universitas ternama, kita tidak perlu “ngambis” hanya untuk satu perguruan tinggi saja jika sukses yang kamu definisikan adalah “tahun ini gue bisa kuliah”. Lain halnya permasalahan seperti “tahun ini gue masuk UGM” artinya kamu harus ikut berbagai jalur yang dibuka UGM mulai SNMPTN, SBMPTN, UTUL, PMDK, Kelas Internasional, dan sebagainya.
Banyak perguruan tinggi yang membuka pendaftarannya, jika kamu memiliki kelebihan finansia. Kenapa tidak daftar semua aja yang diminati? Toh sukses yang kamu definisikan “tahun ini gue bisa kuliah”, artinya kamu tidak harus menyukseskan semuanya kan? Pun dengan permasalahan lain seperti “tahun ini gue bakal menikah” atau “bulan ini gue bakal dapat kerja”. Yang perlu digarisbawahi adalah JANGAN ASAL PILIH.
Dalam teori peluang tentu kita sudah mengerti bahwa peluang sukses tidak melulu setengah seperti peluang munculnya angka pada koin. Ada juga seperenam seperti muncul mata dadu satu pada pelemparan dadu, atau sepertigabelas seperti muncul kartu as pada pengambilan satu kartu secara acak dari sebuah deck. Begitu pun kehidupan, punya peluang kesuksesan yang berbeda dalam setiap perjalanannya, maka tantangan yang harus kita jawab adalah: Apakah kita bisa memaksimalkan sukses?
BACA JUGA Subhanallah, Inilah Lima + 1 Manfaat Main Domino atau tulisan Rezky Yayang Yakhamid lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.