Memberi Pakan Ayam Petelur Itu Challenging Walau Terkesan Boring – Terminal Mojok
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Home Artikel

Memberi Pakan Ayam Petelur Itu Challenging Walau Terkesan Boring

Handri Setiadi oleh Handri Setiadi
3 Februari 2021
0
A A
Memberi Pakan Ayam Petelur Itu Challenging Walau Terkesan Boring Terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Siapa sangka pandemi yang hampir setahun berjalan ini benar-benar membunuh karier kepegawaian sebagian orang. Yang lantas berpikir keras untuk banting setir pada mata pencarian lain, tak terkecuali menjadi seorang peternak ayam petelur. Sing penting halal, dan gimana caranya agar dapur tetap ngebul. Benar, toh?

Nah, kisah ini benar adanya dialami oleh saudara kandung saya. Tentang bagaimana dulunya blio bekerja di sebuah hotel, tentu nyaman, apalagi masalah bayarannya. Hingga saat ini harus berjuang menghidupi keluarganya dengan membangun peternakan ayam petelur dari bawah, tidak tahu apa-apa, dan pokoknya mulai dulu saja~

Sayangnya, tulisan ini tidak akan melebar jauh pada usaha blio tentang susah senangnya merintis usaha peternakan ayam petelur. Terlepas pula dari maraknya kabar kerugian peternak telur, itu lho karena ketidakjelasan logika dari naiknya harga pakan, tapi harga telur malah anjlok. Tulisan ini lebih khusus membahas tentang bagaimana rasanya menjadi seseorang yang berkesempatan memberi pakan ayam petelur. Karena kebetulan pada beberapa waktu tertentu, saya sering dinobatkan sebagai pemberi pakan pada ayam petelur milik saudara saya.

Memang betul, memberi pakan pada ayam petelur ini terkesan boring alias membosankan, atau bahkan menjijikkan. Namun, daripada itu, pekerjaan ini benar-benar challenging atau menantang pekerjanya terhadap beberapa risiko yang mungkin jarang kalian dengar, atau bahkan jarang untuk diperhatikan, mungkin juga hanya dipendam saja sebagai salah satu penderitaan peternaknya. Yah, setidaknya daripada mendengarkan nyinyir tidak jelas, “Wah, sayang tuh telur-telurnya pada dibuang, kenapa nggak dibagikan saja, sih?” Sini, mari coba simak beberapa risiko sekaligus tantangan dari sekadar memberi pakan ayamnya saja.


Daftar Isi

  • #1 Dilanda kemalasan
  • #2 Menyiapkan pakan
  • #3 Harus kuat terhadap apa yang ada di kandang beserta tetek bengeknya
  • #4 Ingat, ayam-ayam itu sedang kelaparan!
  • #5 Tahan terhadap muncratan air minumnya
  • #6 Tangan dipatuk-patuk tidak sesakit pangan yang dipatuk
      • Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
      • Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

#1 Dilanda kemalasan

Sebelum turun ke “lapangan” yang penuh tantangan. Hal pertama yang paling utama disiapkan adalah niat. Benar, bahkan di setiap urusan apa pun itu tergantung niatnya, sebagaimana hadis yang telah diriwayatkan oleh sahabat Umar bin Khattab. Jika niat kurang tulus dan mulus dalam tahap awal memberi pakan ayam petelur ini, risikonya ya siap-siap saja dilanda kemalasan. Bukan Dilan da-nMilea, yeaaa~

#2 Menyiapkan pakan

Sebetulnya sih menyiapkan pakan ini adalah risiko tersendiri dari sang peternak, entah itu harganya yang sedang melambung tinggi hingga penjemputannya dari grosir sampai ke kandang. Saya sebagai orang yang hanya sewaktu-waktu ngasih pakan, tidak terlalu memperhatikan masalah ini. Namun, penyiapan pakan ini merupakan hal yang sangat urgent. Jika tidak disiapkan, maka apa yang akan diberikan? Masa iya, korek-korek tanah terus nyari cacing dulu buat kurang lebih 100 ekor ayam?

#3 Harus kuat terhadap apa yang ada di kandang beserta tetek bengeknya

Kebetulan, kandang ayam petelur milik saudara saya cukup sederhana dan terletak di kebun pribadi, dengan segala masalah yang harus dihadapi, bisik-bisik tetangga misalnya. Di kebun ini tuh sering kali banyak nyamuk, laba-laba berukuran raksasa, dan lalat-lalat yang berkecamuk. Betul sekali, di mana banyak lalat, di situ lah terdapat kotoran. Dan pada aromanya, di situ pula lah letak tantangan yang menjadikan kita harus beradaptasi. Cara untuk mengatasi risiko penciuman tersebut yaitu dengan berlama-lama berada di kandang. Serius. Semakin lama di kandang, hidung akan menjadi tahan banting.

#4 Ingat, ayam-ayam itu sedang kelaparan!

Ayam itu tidak seperti anjing yang bisa mengantre ketika akan diberi makan. Dengan kata lain, ia tidak pernah bisa bersabar. Siapkan pelindung telinga agar terhindar dari bisingnya suara ayam-ayam yang kelaparan. Akan tetapi, jika memang mau tadabur alam ayam, silakan dengarkan kokokan ayam yang sedang kelaparan itu sepuasnya.

Selain itu, saking kelaparannya, jika kandang ayam memungkinkannya untuk keluar, ya siap-siap saja ayam itu akan kabur. Nah, makin repot lagi, kan? Makanya sikap cekatan diperlukan untuk menghadapi risiko tak terbantahkan yang satu ini. Usahakan jangan lelet dan bertele-tele seperti tulisan ini. Hahaha. Lekas beri makan secukupnya dan beri waktu jeda untuk mereka menikmati makanannya.

#5 Tahan terhadap muncratan air minumnya

Ketika selesai memberi pakan dan memberi sedikit jeda, bersiaplah untuk memberi mereka minum dan jangan pernah menunggu mereka menghabiskan dulu pakannya. Jika khilaf sedikit saja waktu untuk memberi minum, maka terimalah risiko memberi pakan ayam petelur berikutnya: kemuncratan air minumnya.

Tahu kan, gimana cara ayam minum? Hampir sama lah ketika kita menyeruput segelas kopi hangat. Bedanya, si ayam ini selalu menengadah ke atas setelah beres menyeruput. Hal menyebalkan itu tak luput dari tercecernya air pada tubuh. Untuk mengatasi tantangan semacam ini, tidak salah kiranya jika para peternak ayam petelur menggunakan APD khusus.

#6 Tangan dipatuk-patuk tidak sesakit pangan yang dipatuk

Sampai juga pada risiko sekaligus tantangan paling menyebalkan ini. Saat kita merasa sayang dengan memberinya makan, eh bisa-bisanya mereka mematuk tangan. Kalau sakit secara fisik sih belum seberapa ketimbang si ayam mematuk wadah pakan yang menyebabkan pakan-pakan berjatuhan. Haduhhh, kan mubazir, Bambang!

Kesal memang. Tapi, karena di sini letak tantangannya, jadi ya tetap harus sabar. Jika tidak, ayam saja kelihatan tidak sabar. Nah, apa kita mau, saya maksudnya, disamakan dengan ayam?

Sampai situ, tulisan ini bisa jadi terkesan biasa saja. Tetapi praktiknya, ya mbok tidak mungkin sebiasa tulisan ini. Hal-hal tersebut hanya beberapa risiko sekaligus tantangan dari kompleksnya kegiatan memberi pakan pada ayam petelur secara nyata.

Akhirnya, entah apa pun pekerjaan yang sedang digeluti, risiko dan tantangan tetap harus dihadapi. Terpenting, jika mau jadi peternak ayam petelur, jangan lupa untuk ambil telurnya. Sudah dulu ya, ayam-ayam pada ngamuk, nih~

BACA JUGA Bocoran 5 Tanaman Hias Paling Banyak Diburu Belakangan Ini dan tulisan Handri Setiadi lainnya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 3 Februari 2021 oleh

Tags: ayam petelurbeternakpakan
Handri Setiadi

Handri Setiadi

Pembelajar Kehidupan

Artikel Lainnya

4 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Beternak Ayam Bangkok Terminal Mojok

4 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Beternak Ayam Bangkok

19 Januari 2022
Gaduh Peluang Bisnis Jadul Mendidik Anak Jadi Pengusaha Terminal mojok

Gaduh: Peluang Bisnis Jadul Mendidik Anak Jadi Pengusaha

3 Februari 2021
Cerita Jual Kambing: Dari Cempe Hamil Sampai Ngarit Pakai Cutter terminal mojok.co

Cerita Jual Kambing: Dari Cempe Hamil Sampai Ngarit Pakai Cutter

9 Januari 2021
beternak ayam serahkan pada ahlinya mojok

Daripada Memelihara Ayam Sendiri, Mending Serahkan Saja pada Ahlinya

31 Oktober 2020
Pos Selanjutnya
Beberapa Manfaat Donor Darah selain Dapat Menolong Orang Terminal mojok

Beberapa Alasan Donor Darah selain Menolong Orang Lain

Terpopuler Sepekan

Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

Cara Starbucks Membuat Orang Tertarik Beli meski Tahu Harganya Mahal

13 Mei 2022
Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini Terminal Mojok.co

Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini

16 Mei 2022
3 Rahasia Sukses Bisnis Toko Kelontong ala Orang Cina

3 Rahasia Sukses Bisnis Toko Kelontong ala Orang Cina

14 Mei 2022
Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik Terminal Mojok

Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik

15 Mei 2022
10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan Terminal Mojok

10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan

2 Januari 2022
4 Alasan Surabaya Nggak Bisa Diromantisasi Layaknya Jogja Terminal Mojok.co

4 Alasan Surabaya Nggak Bisa Diromantisasi Layaknya Jogja

19 Mei 2022
Rekomendasi 5 Drama Korea Makjang Terbaik Sepanjang Masa Terminal Mojok

Rekomendasi 5 Drama Korea Makjang Terbaik Sepanjang Masa

17 Mei 2022

Dari MOJOK

  • Syaeful Cahyadi: Menceritakan Makam Untuk Menggali Konteks Kesejarahan
    by Ali Ma'ruf on 20 Mei 2022
  • Konsep Transmigrasi Sudah Kuno, Kemendes Terapkan Transpolitan
    by Yvesta Ayu on 20 Mei 2022
  • Rahasia Mie Gacoan Jadi Jagoan Mie Pedas di Jawa dan Bali
    by Isidorus Rio Turangga Budi Satria on 19 Mei 2022
  • Nasirun, Santrinya, dan Lukisan-lukisan yang Pulang
    by Arif Hernawan on 19 Mei 2022
  • Cerita Simone Inzaghi yang Sering Dibandingkan dan Stefano Pioli yang Kerap Diremehkan
    by Ali Ma'ruf on 19 Mei 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=GwazDvZPZ_Q&t=619s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Kuliner
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Luar Negeri
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In