Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Kok Bisa Tinutuan Masuk Daftar Makanan Terburuk di Dunia? Lidah Reviewer-nya Busuk Atau Gimana?

Iqbal AR oleh Iqbal AR
18 Januari 2025
A A
Kok Bisa Tinutuan Masuk Daftar Makanan Terburuk di Dunia? Lidah Reviewer-nya Busuk Atau Gimana?

Kok Bisa Tinutuan Masuk Daftar Makanan Terburuk di Dunia? Lidah Reviewer-nya Busuk Atau Gimana? (Wikimedia Commons)

Share on FacebookShare on Twitter

Kebiasaan judge the book by its cover

Makanan itu memang nggak melulu soal rasa. Tampilan (termasuk presentasi) juga menjadi aspek penting dalam makanan. Makanan seenak apa pun, kalau tampilannya jelek (nggak appetizing), dan dipresentasikan dengan buruk, sedikit banyak pasti akan memengaruhi penilaian orang terhadap makanan tersebut. Kita sepakat akan hal ini.

Namun, menilai sebuah makanan itu nggak berhenti di tampilan dan presentasinya saja. Para gastronomy professionals dan food critics, nggak boleh menjadikan tampilan sebagai aspek sentral dan vital untuk menilai sebuah makanan. Bagaimanapun rasa tetap jadi yang utama dalam menilai makanan. Dan mungkin inilah yang membuat tinutuan diberi rating buruk.

Memang harus diakui, secara tampilan, tinutuan itu kurang menggugah selera. Teksturnya yang nyemek (yah, namanya juga bubur), ditambah paduan warna putih, kuning dan hijau membuat tinutuan kerap dibilang kurang menarik. Mirip muntahan, kalau kata beberapa orang.

Akan tetapi secara rasa, tinutuan jelas jauh lebih enak, dan lebih sedap dari makanan-makanan Eropa yang tampilannya lebih appetizing tapi rasanya hambar. Bahkan makanan ini bisa dibilang lebih kaya rasa dibanding bubur ayam atau bubur lainnya.

Paduan beras dengan berbagai macam sayuran seperti labu kuning, singkong, bayam, kemangi, serta jagung, menjadikan tinutuan bak titik temu yang hangat dan mesra antara manis, asin, gurih. Apalagi kalau sudah ditambah ikan, makin mantap itu rasanya. Selain enak, tinutuan jelas lebih bergizi dari bubur-bubur lainnya.

Okelah Tinutuan memang “kalah” dari segi tampilan. Tapi soal rasa, jangan main-main dengan masakan satu ini kalau tidak mau berurusan dengan mama-mama Manado. Makanya jangan biasakan menghakimi sebuah makanan hanya dari tampilannya!

Antara ignorant atau lidah reviewer-nya memang busuk aja

Saya tidak tahu siapa saja reviewer TasteAtlas ini. Tapi saya cukup yakin, kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang punya sifat ignorant yang tinggi banget, termasuk untuk urusan review makanan. Kebanyakan food reviewer atau food critics ini suka merasa sok tahu, tapi malas cari tahu. Udah mah ignorant, malas cari tahu pula. Ngehe banget.

Makanya para food reviewer atau food critics model begini suka kaget ketika melihat ada orang-orang dari negara/bangsa lain yang punya makanan yang berbeda. Ada orang makan jeroan sapi/kambing dibilang ekstrem. Orang yang makan ceker atau kepala ayam dibilang menjijikkan. Ada orang/kelompok yang punya makanan yang bentuknya mirip muntahan (meski rasanya enak banget dan punya kandungan gizi tinggi) malah dibilang dan dinilai buruk.

Baca Juga:

Derita Mahasiswa Manado Penghuni Kosan Tanpa AC di Tengah Panasnya Kota Jogja yang Menusuk Sampai Lapisan Kulit Paling Dalam

5 Hal yang Perlu Diwaspadai oleh Pendatang di Kota Manado

Boleh jadi inilah yang membuat tinutuan diberi rating yang buruk oleh TasteAtlas. Boleh jadi beberapa reviewer atau food critics di TasteAtlas yang kebetulan mereview tinutuan adalah orang-orang yang ignorant, orang-orang yang merasa superior. Bisa juga mereka adalah orang-orang yang merasa bahwa hal-hal yang berbeda itu adalah buruk, atau orang-orang yang memang malas cari tahu dan riset aja. Atau, memang lidah mereka udah busuk aja, sih.

Coba langsung tinutuan yang autentik, deh

Skenario paling sederhana dan harmless, mungkin mereka salah beli tinutuan aja. Mungkin mereka belinya tidak di warung Manado yang autentik. Harusnya sekalian saja mereka datang ke Manado atau Sulawesi Utara, mencoba langsung tinutuan yang dimasak oleh tangan orang-orang Minahasa. Mungkin penilaian mereka terhadap masakan ini akan berbeda.

Itulah mengapa saya kagum sekali dengan cara Sonny Side dari Best Ever Food Review Show ketika berhadapan dengan makanan yang ratingnya buruk. Dia memilih untuk datang ke daerah tersebut, mencoba langsung makanan di tempat makanan itu berasal, membiarkan mulut dan lidahnya merasakan apakah benar makanan ini memang pantas diberi rating buruk. Dan, biasanya memang akan terbukti sebaliknya.

Tinutuan, makanan seenak dan sebergizi itu kok bisa-bisanya dapat rating buruk. Padahal ada makanan Indonesia yang lebih pantas dapat rating yang lebih buruk, lho. Iya, seblak!

Penulis: Iqbal AR
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 6 Makanan Khas dari Daerah yang Rasanya Berubah ketika Dijual di Jakarta.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 18 Januari 2025 oleh

Tags: bubur manadokuliner manadomanadomasakan manadominahasaSulawesi Utaratasteatlastinutuan
Iqbal AR

Iqbal AR

Penulis lepas lulusan Sastra Indonesia UM. Menulis apa saja, dan masih tinggal di Kota Batu.

ArtikelTerkait

Kota Manado yang Asing tapi Akrab bagi Orang Lombok (Unsplash)

Kota Manado yang Sangat Berbeda bagi Orang Lombok, Sekaligus Bukti Indahnya Keragaman di Indonesia

23 September 2023
Warga Manado Melawan Virus yang Lebih Berbahaya Ketimbang Covid-19 (Unsplash)

Warga Manado Melawan Virus yang Lebih Berbahaya Ketimbang Covid-19

11 April 2023
Kehidupan Masyarakat Sulawesi Utara yang Penuh Toleransi Antar Umat Beragama

Kehidupan Masyarakat Sulawesi Utara yang Penuh Toleransi Antar Umat Beragama

28 Desember 2019
manado sulawesi utara

Please, Jangan Manado-kan Semua Daerah di Sulawesi Utara

26 Juni 2019
5 Hal yang Perlu Diwaspadai oleh Pendatang di Kota Manado

5 Hal yang Perlu Diwaspadai oleh Pendatang di Kota Manado

10 Oktober 2023
lebaran di sulawesi utara

Suasana Lebaran di Sulawesi Utara yang Perlu Kalian Tahu

6 Juni 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.