Belum lama ini saya membaca berita tentang lonjakan permintaan sewa iPhone di Gunungkidul menjelang Lebaran. Sejauh yang saya tahu, lonjakan permintaan sewa ponsel keluaran Apple itu tidak hanya terjadi di Gunungkidul, tapi juga di beberapa daerah lain. Iseng saya cek kolom komentar berbagai konten penyewaan iPhone. Ternyata, banyak netizen menghujat kelakuan ini. Beberapa mempertanyakan urgensi dari sewa iPhone. Beberapa lagi menuduh tindakan tersebut hanya untuk pamer semata.
Saya hanya bisa geleng-geleng kepala ketika membaca komentar netizen. Maksud saya, kenapa kita selalu tendensius dengan produk keluaran Apple? Ada orang mirror selfie pakai iPhone dianggap sombong, kerja pakai MacBook dianggap pamer, dan ketika ada orang sewa iPhone, yang jelas-jelas sah secara hukum dan tidak merugikan siapa-siapa, malah dihujat.
Bagi saya menyewa iPhone adalah pilihan yang logis dan tidak ada salahnya. Tenang, saya ada beberapa alasan, biar saya jelaskan satu-satu. Oiya, disclaimer, saya bukan penyewa atau menyewakan iPhone, jadi tidak ada konflik kepentingan dalam argumen saya ya
iPhone memang cocok untuk keperluan dokumentasi
Sulit dimungkiri, iPhone memang bisa diandalkan untuk keperluan dokumentasi, entah untuk memotret maupun video. Ponsel produksi Apple ini memang bisa menghasilkan kualitas gambar yang jernih. Apalagi untuk merekam video, ponsel ini yang dilengkapi fitur mengurangi guncangan bisa menghasilkan kualitas video yang lebih stabil. Itu mengapa saya rasa wajar saya orang-orang menyewa iPhone ketika Lebaran, apalagi banyak hal bisa didokumentasikan ketika moment ini.
Mungkin kalian akan bertanya kenapa nggak sewa ponsel lain? Jawabannya sederhana saja, persewaan iPhone lebih mudah ditemukan dibanding ponsel lain. Mungkin kalian juga akan bertanya, kenapa tidak sekalian menyewa kamera untuk kualitas gambar yang lebih baik? Jawabannya lebih sederhana lagi, tidak semua orang bisa mengoperasikan kamera dan kamera ribet dibawa ke mana-mana.
Lebih mindful ketika membeli barang
Di desa saya, banyak juragan kapal yang lebih memilih menyewa mobil ketika pergi keluar kota ketimbang membelinya. Bukan tidak ada uang, lha wong kaya raya. Mereka biasanya malas merawat dan tentu saja hanya diperlukan saat tertentu saja. Kalau mau sedikit berprasangka baik, bisa saja para penyewa iPhone kini hanya memerlukannya di momen-momen tertentu saja. Jadi, dia merasa lebih suka pakai Android dalam kehidupan sehari-hari, tapi di fase tertentu dia ingin memakai iPhone. Alasan ini selaras dengan konsep hidup minimalis yang membeli barang hanya karena butuh saja.
Selain itu, saya merasa menyewa iPhone sah-sah saja, siapa tahu mereka memang hanya ingin merasakan sensasinya terlebih dahulu. Coba-coba menyewanya dahulu untuk keperluan tertentu siapa tahu cocok baru benar-benar membelinya. Saya rasa ini langkah yang baik daripada langsung membelinya hanya demi keperluan gengsi tanpa tahu ponsel tersebut benar-benar cocok dengan kebutuhan dirinya atau tidak.
Terakhir saya ingin mengatakan, ketimbang marah-marah sama orang yang sewa iPhone yang tidak merugikan siapa-siapa, mending marahlah pada orang yang sewa buzzer untuk melawan rakyat, atau yang sewa patwal yang sangat mengangganggu perjalanan itu.
Penulis: M. Afiqul Adib
Editor: Kenia Intan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.