Membayangkan Upin Ipin dan Anak-anak Tadika Mesra Ikut Kampus Mengajar

Membayangkan Upin Ipin dan Anak-anak Tadika Mesra Ikut Kampus Mengajar Mojok.co

Membayangkan Upin Ipin dan Anak-anak Tadika Mesra Ikut Kampus Mengajar (escopaque.com)

Beberapa waktu yang lalu saya telah menuliskan imajinasi saya kalau Upin Ipin dan anak-anak Tadika Mesra jadi mahasiswa jurusan PGSD. Mereka akan menjadi sosok yang berbakat dengan keunikan masing-masing. Nah, kali ini saya akan membuat tulisan mirip seperti itu lagi. Saya membayangkan, bagaimana kalau anak-anak itu tumbuh jadi mahasiswa dan mengikut program Kampus Mengajar besutan Kemendikbud itu ya?

Kampus Mengajar merupakan kanal pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar di luar kampus. Selama satu semester mahasiswa melatih kemampuan menyelesaikan permasalahan yang kompleks dengan menjadi mitra guru. Mereka bisa berinovasi dalam pembelajaran, pengembangan strategi, dan model pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan.

Nah kalau Upin, Ipin, dan anak-anak Tadika Mesra mengikuti program tersebut dan ditempatkan di sebuah SD. Kira-kira program kerja seperti apa yang akan diajukan ya? 

#1 Proker asistensi mengajar di bawah tanggung jawab Upin Ipin

Upin dan Ipin jelas akan menjadi pusat perhatian karena begitu mirip. Bapak atau ibu guru di sekolah tersebut pasti akan bertanya-tanya cara membedakan kedua anak tersebut. Upin dengan cepat akan merespon bahwa perbedaan mereka ada di rambut. 

Selain jadi pusat perhatian bapak/ibu guru, duo kembar ini jelas akan menjadi pusat perhatian anak-anak. Nah, karena jadi pusat perhatian, jelas Upin Ipin akan mudah berinteraksi dengan anak-anak. Duo kembar ini akan berkontribusi untuk pengajaran di kelas. Anak-anak yang diajar oleh duo kembar ini pasti sangat antusias dan semangat.

#2 Ehsan jadi ketua kelompok penugasan

Ehsan sudah pasti jadi ketua kelompok penugasan. Kepemimpinan Ehsan sudah teruji sejak dia TK dengan menjadi ketua kelas. Dia memang punya bakat menjadi pemimpin sejak dini.

Itu mengapa, ketika menjadi mahasiswa, Ehsan dapat dengan mudah berkoordinasi dengan kepala sekolah atau guru ketika menjalankan sebuah program kerja. Dia juga akan menjadi pengarah yang baik bagi anggota kelompoknya. Ya, meskipun mungkin terkadang agak dengan marah-marah. Di saat seperti ini, biasanya Upin Ipin yang akan menenangkan Ehsan. 

Di bawah pimpinan Ehsan, semua program kerja yang telah disusun rapi akan terlaksana tanpa molor-molor sedikitpun. Ehsan pasti rutin seminggu sekali mengadakan rapat evaluasi dengan anggota kelompoknya. Kegiatan program kerja selama seminggu dievaluasi bersama agar minggu berikutnya bisa lebih baik lagi.

#3 Proker kantin kejujuran jelas berada di bawah tanggung jawab Mail

Kemampuan wirausaha Mail tidak perlu diragukan lagi. Itu mengapa dia menjadi penanggung jawab proker kantin kejujuran. Bukan sekadar berjualan makanan dan minuman, proker ini bertujuan melatih kemampuan hitung-hitungan anak-anak melalui jual beli.

Tidak seperti kantin kejujuran yang menyediakan kotak untuk siswa membayar jajanannya. Mail akan melibatkan anak-anak kelas 5 dan 6. Mereka secara bergiliran menjadi pengelola kantin kejujuran. Ini sebuah terobosan karena bisa melatih anak-anak memiliki jiwa wirausaha, kreatifitas, dan tanggung jawab sejak dini. Untuk mewujudkan terobosan ini, Mail meminta tolong Upin dan Ipin yang populer untuk mengajak anak-anak. 

#4 Proker literasi sastra di bawah tanggung jawab Jarjit

Nah, kehadiran Jarjit akan membawa kebangkitan gairah anak-anak dengan dunia literasi. Kelompok penugasan jelas akan mengadakan program ini dan menjadikan Jarjit sebagai penanggung jawabnya. Program ini akan membawa anak-anak menyelami dunia sastra secara lebih asyik. 

Pertama-tama, Jarjit akan berkolaborasi dengan Perpusda (perpustakaan daerah) untuk pengadaan buku-buku sastra anak. Jarjit akan membuat proposal untuk meminta sumbangan buku atau kerja sama program perpustakaan berjalan. Mobil perpusda yang dipenuhi buku akan ke sekolah dua kali seminggu.

Jarjit tidak hanya melepaskan anak-anak membaca buku sastra begitu saja. Dia pasti akan membuat suasana untuk mendiskusikan buku sastra yang telah dibaca anak. Dengan begini, anak-anak akan menjadi semakin tertarik untuk membaca dan kemampuan memahami bacaan mereka juga akan meningkat. Sebuah terobosan juga yang dilakukan oleh Jarjit.

Nah, itulah bayangan saya jika Upin Ipin dan teman-temannya jadi mahasiswa dan ikut program Kampus Mengajar yang berada di bawah kebijakan Kampus Merderka Kemendikbud. Cukup keren juga ya terobosan program kerja yang mereka buat. Namun, sekali lagi, ini hanyalah imajinasi saya dan untuk seru-seruan saja yaa.

Penulis: Femas Anggit Wahyu Nugroho
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA Gosip-gosip yang Beredar di Kampung Durian Runtuh “Upin Ipin”: Kak Ros, Rajoo, dan Bang Roy Jadi Topik Hangat

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version