Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Buku

Membayangkan Pramoedya Ananta Toer Menjadi Menteri Kebudayaan, Pasti Banyak Terobosannya

Dimas Junian Fadillah oleh Dimas Junian Fadillah
6 Februari 2025
A A
Membayangkan Pramoedya Ananta Toer Menjadi Menteri Kebudayaan, Pasti Banyak Terobosannya Mojok.co

Membayangkan Pramoedya Ananta Toer Menjadi Menteri Kebudayaan, Pasti Banyak Terobosannya (wikipedia.org)

Share on FacebookShare on Twitter

Memperingati seabad kelahiran Pramoedya Ananta Toer yang jatuh pada 6 Februari 2025 akan menjadi momen yang sangat penting. Bagi saya, ini bukan sekadar mengenang sosok penulis besar, tetapi juga mengingatkan kembali tentang betapa pentingnya kebebasan berpikir, sesuatu yang telah beliau perjuangkan sepanjang hidupnya.

Membayangkan Pram, begitu biasa dia sapa, sebagai Menteri Kebudayaan Indonesia, jelas imajinasi yang liar. Sebab, selain raganya sudah tiada di muka bumi, imajinasi semacam ini membawa saya pada sebuah harapan besar. Harapan yang sulit untuk terwujud di kondisi negara seperti sekarang ini. 

Asal tahu saja, Pram bukan sekadar sastrawan, dia juga seorang pemikir tajam yang sangat kritis terhadap ketidakadilan sosial, politik, dan budaya. Jika beliau diberi jabatan sebagai Menteri Kebudayaan, saya yakin banyak terobosan yang akan terjadi, baik di ranah seni maupun budaya Indonesia secara umum.

Kebebasan berekspresi tanpa batasan

Bayangan pertama saya, Menteri Kebudayaan Pram pasti akan memberi ruang ekspresi seluas-luasnya untuk masyarakat, terutama yang disampaikan lewat seni atau berbagai bentuk budaya lain. Sebagai pemikir kritis, dia tahu betul bahwa setiap orang berhak berbicara dan mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran. 

Beliau jelas akan menentang segala bentuk pembredelan atau penyensoran terhadap ekspresi budaya. Termasuk saat ketika terjadi kontroversi pembatalan pameran lukisan karya Yos Suprapto di Galeri Nasional yang disebut tidak lolos kurasi. Dapat dipastikan Pram akan mengedepankan kebebasan ekspresi dan menegaskan bahwa seni, dalam segala bentuknya, harus bebas dari intervensi politik yang membatasi ekspresi artistik.

Dengan sifat idealisnya, ruang yang lebih terbuka untuk kebebasan dalam penyampaian aspirasi dapat terbuka lebar. Seniman besar maupun komunitas budaya di tataran lokal bakal mendapat tempat yang layak dalam narasi budaya nasional. Ini akan menjadi salah satu kunci sukses agar seni dan budaya dapat digunakan sebagai alat untuk membangun kesadaran sosial, bukan hanya sebagai alat kontrol atau manipulasi oleh kekuasaan.

Pram akan menjadikan seni sebagai alat perlawanan

Karya-karya Pram identik dengan kritik terhadap ketidakadilan sosial dan politik. Andai saja Pram menjadi Menteri Kebudayaan, sudah pasti seni tidak hanya akan dipandang sebagai hiburan atau estetik semata. Seni juga bisa dipakai sebagai alat untuk perlawanan, jadi senjata bagi masyarakat untuk melawan segala bentuk penindasan dan ketidakadilan. Baik itu dalam skala kecil di tingkat desa, kabupaten maupun dalam konteks yang lebih besar, seperti kebijakan negara yang merugikan rakyat.

Tentu saja, ini bukan hal yang mudah. Pramoedya pasti akan menghadapi banyak tantangan, termasuk dari pihak-pihak yang merasa terganggu. Namun, seperti yang sudah kita saksikan dari perjuangan hidupnya, beliau tidak akan gentar. Justru, jabatan menteri akan sangat menguatkan posisi beliau untuk memperjuangkan kebebasan berekspresi dan berpikir.

Baca Juga:

3 Fakta Menarik tentang Blora yang Jarang Orang Bicarakan

3 Kuliner Ekstrem Blora yang Mungkin Nggak Cocok di Lidah Banyak Orang, tapi Menarik untuk Dicoba

Membuka akses pendidikan berwawasan budaya

Untuk memastikan seni dapat menjadi alat perlawanan yang efektif, Menteri Kebudayaan Pram pasti akan memperluas akses pendidikan secara lebih mendalam. Dengan pendidikan yang lebih baik, masyarakat akan menyadari bahwa seni bukan sekadar hiburan, tetapi juga cara untuk memahami dunia, mengkritisi kebijakan, dan mendorong perubahan sosial.

Di bawah kepemimpinannya akan ada banyak program yang lebih terstruktur dan aksesibel, mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Beliau pasti akan mendorong agar lebih banyak sekolah atau komunitas yang bisa mengakses pendidikan seni dan budaya.

Dengan begitu, seni akan menjadi bagian dari proses pembelajaran yang lebih luas. Bukan hanya di ruang kelas, tapi juga dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Dan yang lebih penting lagi, melalui pendidikan yang baik, akan lahir generasi baru yang lebih peka terhadap ketidakadilan. Mereka akan lebih berani mengungkapkan suara mereka melalui karya seni.

Kenyataannya, tanpa jabatan resmi sebagai Menteri Kebudayaan sekalipun, Pramoedya Ananta Toer Pramoedya telah berhasil menanamkan semangat berpikir kritis kepada banyak orang. Selama hidupnya, meski sering kali diteror oleh kekuasaan yang menindas, beliau tetap teguh dan konsisten dalam perjuangannya. Satu abad untukmu, Pramoedya Ananta Toer Pramoedya, terima kasih atas segala warisan gagasan dan jasamu yang tak ternilai.

Penulis: Dimas Junian Fadillah
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Saya dan Pram Memang Suka Membakar Sampah, Tapi Tetangga Saya Tidak

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 6 Februari 2025 oleh

Tags: bloraPramPramoedya Ananta ToerSeabad Pram
Dimas Junian Fadillah

Dimas Junian Fadillah

Lulusan S1 Ilmu Politik, tertarik dengan tata kelola & politik lokal.

ArtikelTerkait

Ironi Blora: Bukan Lumbung Pangan, tapi Jadi Lumbung Utang   cepu

Blora Bukan Cuma Cepu, Sudah Sewajarnya Kecamatan Lain Diperhatikan agar Tak Merasa Jadi Anak Tiri!

14 Mei 2025
Kutipan-Kutipan One Piece yang Tidak Kalah Quotable dari Tetralogi Bumi Manusia

Kutipan-Kutipan One Piece yang Tidak Kalah Quotable dari Tetralogi Bumi Manusia

17 Januari 2020
Blora, Kabupaten Tulus yang Tidak Merasa Iri dengan Bojonegoro karena Memang Tak Layak Dibandingkan

Blora, Kabupaten Tulus yang Tidak Merasa Iri dengan Bojonegoro karena Memang Tak Layak Dibandingkan

21 Februari 2025
Membayangkan Andai Cepu Lepas dari Blora: Cepu Makin Kaya, Blora Jadi Kabupaten yang Menderita

Membayangkan Andai Cepu Lepas dari Blora: Cepu Makin Kaya, Blora Jadi Kabupaten yang Menderita

30 Juli 2025
reza rahardian

Begitu Banyak Artis Indonesia, Mengapa Harus Selalu Reza Rahardian?

9 Juli 2019
Blora, Kabupaten Kecil yang Sulit Menghargai Tokohnya

Blora, Kabupaten Kecil yang Sulit Menghargai Tokoh-tokoh Penting Daerahnya

21 Januari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis
  • Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya
  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.