Peaky Blinders adalah serial TV dari Inggris yang bercerita tentang geng jalanan yang bernama Peaky Blinders pada tahun 1919. Geng tersebut dijalankan oleh keluarga Shelby. Otak dari geng ini adalah Thomas Shelby, sementara saudara-saudaranya Arthur Shelby dan John Shelby lebih berperan sebagai pendukung dari Thomas Shelby. Ada juga tante mereka yang bernama Polly Gray yang berperan sebagai staf keuangan dan administrasi.
Awalnya Peaky Blinders adalah geng jalanan belaka, tapi karena ambisi yang besar dari Thomas Shelby, dan didukung oleh saudara-saudaranya, mereka bisa bertransformasi menjadi pengusaha dan importir sukses. Di dunia bisnis mereka tidak menggunakan Peaky Blinders sebagai nama perusahaan, tapi menggunakan nama Shelby Company Limited. Walau sudah menjadi pengusaha sukses dan bergelimangan harta, tapi jiwa Peaky Blinders mereka tetap tidak pernah luntur.
Serial ini memiliki latar tempat di kota Birmingham. Bisa dikatakan Birmingham adalah kota terbesar kedua di Inggris. Pada tahun 1919 kota Birmingham dikenal sebagai kota Industri. Sebagai kota industri tentu saja Birmingham memiliki banyak pabrik-pabrik yang berdiri kokoh untuk menopang perekonomian bangsa Inggris. Kondisi Birmingham kala itu mungkin bisa dibilang mirip dengan Cikarang masa kini. Dari kemiripan tersebut, mari kita bayangkan apa yang terjadi bila serial ini berlokasi di Cikarang.
Seperti yang telah disebutkan di paragraf awal, Peaky Blinders adalah geng jalanan yang terorganisir. Sementara kultur di Indonesia khususnya Cikarang tidak mengenal geng, tapi kita semua mengenal ormas. Jadi jika di Cikarang, mereka bukan dikenal sebagai geng, tapi sebagai ormas.
Geng ini awalnya memiliki jasa keamanan. Dengan membayar dalam jumlah tertentu, maka toko, kios, atau tempat usaha lainnya akan dijamin keamanannya. Di Cikarang, mereka bakal terbiasa menjaga minimarket 24 jam. Mereka juga biasa mengelola parkiran dari minimarket tersebut. Jika minimarket tersebut menolak, akibatnya tentu berbahaya bagi bisnis minimarket tersebut.
Suatu hari, ormas Peaky Blinders ingin melebarkan sayapnya, mereka ingin menguasai daerah strategis lainnya di Cikarang. Daerah strategis tersebut berupa terminal Cikarang dan beberapa pasar tradisional. Di sisi lain ada ormas lainnya bernama Cikarang Boys yang diketuai oleh Billy Kimber, yang tidak ingin lahan bisnisnya diganggu oleh Peaky Blinders.
Billy Kimber yang tidak terima dengan perlakuan Peaky Blinders, akhirnya nekat mendatangi tempat nongkrong anak-anak Peaky Blinders. Di pub bernama Pesona Malam Kalimalang, Billy Kimber berteriak-teriak marah terhadap ketua Peaky Blinders, Thomas Shelby. Hal ini embuat pengunjung Pesona Malam Kalimalang, terdiam takut melihat Billy Kimber.
“MANA SI THOMAS YANG MAU REBUT LAHAN?” teriak Billy Kimber.
“Mari kita bicarakan ini sambil minum, Billy,” balas Thomas Sehlby dengan tenangnya.
Lantaran ini adalah diskusi bisnis yang penting, maka para anggota Peaky Blinders yang bukan eksekutif diminta keluar dari Pesona Malam Kalimalang. Diskusi bisnis ini berjalan alot. Bahkan menemukan titik buntu. Billy Kimber bahkan menutup diskusi bisnis dengan teriakan mautnya. “AKU ADALAH BILLY KIMBER, AKU TIDAK AKAN MEMBIARKAN KALIAN MEREBUT LAHANKU.”
Tidak ada kesepakatan, maka artinya akan ada gelut. Tidak berselang lama berita tersebar di Cikarang. Berita terkait memanasnya hubungan antara Peaky Blinders dan Cikarang Boys sudah sampai ke berbagai sudut Cikarang. Warga resah, takut jika kedua ormas tersebut gelut di dekat pemukiman mereka.
Tapi pada kenyataannya, baik Peaky Blinders atau Cikarang Boys, kedua ormas tersebut adalah ormas bermartabat. Mereka tidak mau membuat warga Cikarang resah dan merasa dirugikan. Oleh karena itu maka diputuskan, Peaky Blinders dan Cikarang Boys akan menyelesaikannya secara terhormat. Mereka bertemu di suatu tempat jauh dari pemukiman warga, di sekitar daerah Kedung Waringin. Rencananya, mereka akan melakukan gelut besar-besaran di tempat tersebut.
Saat sudah siap untuk gelut, entah kenapa ada ibu-ibu yang melintasi tempat yang sepi itu. Ibu tersebut sempat-sempatnya berseloroh, “Kenapa kalian semua harus gelut? Kenapa tidak bos lawan bos saja? Yang kalah harus angkat kaki dari Cikarang.”
Tidak diduga, kelakar dari ibu tersebut dianggap serius oleh kedua kelompok yang bersitegang. Akhirnya gelut hanya dilakukan oleh Thomas Shelby melawan Billy Kimber. Hasil gelut dimenangkan oleh Thomas Shelby, maka dari itu ia berhak menguasai Cikarang seutuhnya, dan Billy Kimber harus angkat kaki dari Cikarang. Untuk mengelola Cikarang, Thomas Shelby membuka rekrutmen untuk bergabung dengan Peaky Blinders. Syarat untuk bergabungnya mudah, hanya loyalitas dan tidak boleh berbicara dengan polisi.
Setelah menguasai Cikarang, Thomas Shelby banyak berteman dekat dengan pengusaha eksportir. Dengan modal yang ia miliki, Thomas Shelby memulai langkah baru untuk menjadi pengusaha. Ia bersama keluarganya mendirikan PT. Shelby Abadi. Sebagai pengusaha ternyata insting bisnis Thomas Shelby sangat tajam. Usaha yang dirintisnya memiliki profit yang lumayan. Tidak diduga ia dan keluarganya telah menjadi orang kaya di Cikarang. Ia sangat dihormati oleh berbagai kalangan.
Lantaran memiliki banyak massa pendukung dan juga memiliki uang, Thomas Shelby berani banting stir menjadi anggota DPR RI. Berbagai macam bisnisnya diserahkan kepada keluarganya untuk dikelola. Menariknya setelah berpolitik, bisnis dari Thomas Shelby makin profit, dan makin berkembang. Entahlah bagaimana caranya.
Di waktu luangnya sebagai anggota DPR, terkadang Thomas Shelby mengunjungi kampus-kampus di Jakarta untuk menjadi pembicara. Ia sering berbicara tentang tips menjadi pengusaha sukses. Ia juga gemar memberi motivasi kepada anak-anak muda. Terakhir, kabar berhembus, ia berpeluang menjadi Menteri Perindustrian menggantikan menteri sebelumnya.
BACA JUGA Alasan Serial Animasi Nussa Nggak Cocok untuk Tayangan Anak-anak di Televisi dan tulisan Muhammad Ikhsan Firdaus lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.