Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Membandingkan Biaya Hidup di Jogja dengan Malang

M. Afiqul Adib oleh M. Afiqul Adib
11 September 2020
A A
ha milik tanah klitih tingkat kemiskinan jogja klitih warga jogja lagu tentang jogja sesuatu di jogja yogyakarta kla project nostalgia perusak jogja terminal mojok

warga jogja lagu tentang jogja sesuatu di jogja yogyakarta kla project nostalgia perusak jogja terminal mojok

Share on FacebookShare on Twitter

UMK rendah berbanding lurus dengan biaya hidup. Begitulah alasan klise saat ditanya kenapa UMK Jogja tergolong rendah. Ketika membahas faktor ekonomi, tentunya tidak bisa lepas dari UMK (Upah Minimum Kabupaten/Kota). Bagi yang belum tahu, salah satu pertimbangan penentuan nominal UMK adalah biaya hidup satu orang lajang di suatu kota.

Hampir semua perantau akan selalu mempertimbangkan banyak hal ketika harus menempati suatu daerah. Mulai dari faktor ekonomi, sosial, agama, sampai keamanan. Faktor ekonomi tentunya menjadi pertimbangan yang sangat vital, karena perantau akan berpikir untuk bertahan hidup. Begitu juga saya.

Saya adalah perantau yang pernah tinggal di Malang dan Jogja. Keduanya sama-sama sebagai anak kos yang harus sering-sering berhemat di akhir bulan karena tidak ingin terlalu merepotkan orang tua.

Disclaimer dulu ya. Pada tulisan ini saya tidak ingin merusak sisi romantisme suatu kota yang sudah dibangun sedemikian rupa oleh berbagai media dan perorangan. Saya hannya ingin cerita saja.

Jogja selalu digambarkan dengan rindu, pulang dan angkringan. Kutip saja Joko Pinurbo, bakal banyak yang mengamini. Iya, tidak semua. Sebagian lagi merasa Jogja diromantisasi sekedar menghilangkan masalah yang ada. Saya benar-benar tidak peduli dengan unsur politik tiap kota. Bagi saya, kota yang biaya hidupnya terkenal murah adalah tujuan utama.

Sekedar informasi, kota Jogja memiliki UMK Rp2.004.000, sedangkan kota Malang adalah Rp2.895.502. Ada jarak yang lumayan.

Saat mencari artikel yang membahas UMK Jogja, saya menemukan banyak orang di kolom komentar yang membela. Narasinya hampir sama. Mereka mengatakan UMK Jogja rendah ya karena biaya hidupnya juga rendah.

Apakah benar begitu? Bagi saya biaya hidup di Jogja tidak terlalu murah bila dibandingkan dengan Malang, meskipun UMK kota Malang lebih tinggi.

Baca Juga:

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Mari kita bandingkan mulai dari kos-kosan terlebih dahulu. Tentunya yang dibandingkan adalah harga kos-kosan murah. Bukan kos-kosan yang ada di apartemen. Apalagi kos-kosan bebas LV (baca: Las Vegas). Perlu diketahui, kos-kosan di Jogja identik dengan kamar saja (tanpa perabotan, kasur, dan lemari). Sedangkan di Malang hampir semuanya sudah berisi kasur dan lemari. Tentu saja harganya sama. Mulai dari 300-500 ribu (yang murah). Namun di Jogja tentu saja belum termasuk kasur dan lemari.

Jogja dikatakan sebagai kota pendidikan. Hal ini tercermin dengan banyaknya kampus yang tersebar di mana-mana. Jika di Malang Anda bisa mencari kos-kosan murah yang lokasinya agak jauh dari kampus, karena lokasi kampus berdekatan. Namun di Jogja tidak bisa. Karena ketika jauh dari kampus satu, maka dekat dengan kampus lainnya, akhirnya harga kos-kosan hampir merata.

Jadi untuk kos-kosan, saya pribadi lebih menyukai di Malang karena sudah berisikan kasur dan lemari. Kemudian juga bisa memilih harga dengan perbandingan jarak kampus.

Kemudian, mari bandingkan harga makanan.

Saya adalah pecinta kuliner dengan harga murah. Jika ditanya tentang makanan enak, saya sedikit kesulitan menyebutkan, namun jika ditanya makanan murah, saya akan fasyeh sekali menyebutkan. Apalagi di daerah UIN di dua kota tersebut.

Sejauh yang saya ketahui, uang lima ribu di Jogja itu bisa untuk membeli beberapa makanan, seperti soto dan angkringan (nasi kucing dan gorengan), serta beberapa makanan pengganti nasi seperti mie ayam, bubur kacang ijo, olahan mie instan tanpa nasi dan telur. Tentu saja untuk porsi jangan dibandingkan dengan makanan serupa yang harganya di atas 10 ribu rupiah.

Kalau di Malang, uang lima ribu bisa mendapatkan makanan yang lebih variatif. Setidaknya saya menemukan 4 warung dengan pilihan menu yang berbeda (studi kasus di daerah Gasek, Karangbesuki). Kalian bisa beli tahu-tempe lalapan (kalau di Jogja namanya penyetan), nama warungnya adalah Podo Moro. Porsi nasinya pun bisa dibilang porsi kuli. Untuk sambalnya bisa nambah sesuka hati.

Tempat kedua adalah nasi jagung si Mbah (deket jalan turun Gasek). Seporsi harga 5 ribu, sudah berisikan nasi jagung plus sayur, tempe, bacem, ikan asing, dadar jagung, dan kadang dapet bonus lodeh kalau masih tersedia.

ketiga ada nasi pecel (selatan warung Podo Moro). Untuk yang satu ini porsinya kurang banyak, jadi tidak disarankan bagi anda yang punya porsi jumbo. Tapi, bumbu pecelnya bisa diadu, bener-bener nikmat. Apalagi harga juga merakyat.

Satu lagi adalah nasi campur + tongkol. Mirip seperti nasi sarden di burjo Jogja. Hanya saja harganya cuma lima ribu. Sedikit catatan, untuk cewek tidak boleh untuk makan di tempat, hanya boleh dibungkus saja. tentunya saya tidak paham alasannya, yang saya pahami porsinya cukup lumayan.

Perbandingan menu makanan lain: Nasi Pecel, di Jogja harga nasi pecel sekitar 6 ribu. Tapi ya hanya pecelnya saja. Belum lauknya. Kalau di Malang 6 ribu sudah dapat nasi pecel dan lauk (tahu-tempe atau telur). Nasi telur di Jogja sekitar 7-9 ribu. Sedangkan di Malang sekitar 6-8 ribu. Untuk nasi lele, di Jogja sekitar 9-11 ribu, di Malang 7-9 ribu. Porsi dan lauknya? Sama. Nasi tahu-tempe di Jogja sekitar 6 ribuan, di Malang 5 ribuan saja. Tentunya porsi dan lauknya juga sama.

Hanya saja, di Jogja ada tempat makan yang murah dan tidak ada di Malang, yaitu angkringan.

Selain angkringan, ada menu makanan murah lainnya yaitu Olive Fried Chicken. Tempat makan ini seperti Ka Ef Ci, hanya saja versi kearifan lokal. Di sana menu ayam paling murah dibanderol dengan harga 7 ribu saja (sayap). Dan kalau makan di tempat dapat bonus es teh. Rasa ayamnya pun sangat nikmat. Di Malang tentunya tidak ditemukan harga ayam ditepungin dengan harga segitu.

Oh iya, bicara Olive, tentunya tukang parkir adalah hambatan tersendiri. Sebagian besar Olive memiliki tukang parkir, jadi harus nambah dua ribu rupiah tiap makan di sana. Namun, saya ada tips bagi anda yang merasakan hal tersebut. Cobalah untuk makan di sana ketika menjelang maghrib, biasanya tukang parkirnya sedang istirahat. Wehehehe. Selain angkringan dan olive, harga menu makanan yang pake nasi di dua kota tersebut sama saja, sih.

Soto, mie ayam dengan harga 5 ribu di Jogja memang benar adanya. Namun di Malang juga demikian. Jika dikatakan di Jogja uang 15 ribu bisa makan ayam plus es teh, maka di Malang juga bisa.

Jadi, pertanyaannya, murahan mana?

BACA JUGA Nggak Usahlah Ndakik-Ndakik Bicarain Romantisasi Jogja atau tulisan M. Afiqul Adib lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 10 September 2020 oleh

Tags: biaya hidupJogjaMalangUMK
M. Afiqul Adib

M. Afiqul Adib

Seorang tenaga pendidik lulusan UIN Malang dan UIN Jogja. Saat ini tinggal di Lamongan. Mulai suka menulis sejak pandemi, dan entah kenapa lebih mudah menghapal kondisi suatu jalan ketimbang rute perjalanan.

ArtikelTerkait

Kereta Api Sri Tanjung, Transportasi Terbaik dari Jogja ke Banyuwangi. Jangan Naik Bus!

Kereta Api Sri Tanjung, Transportasi Terbaik dari Jogja ke Banyuwangi. Jangan Naik Bus!

15 Februari 2024
Jika Warga Jogja Antikritik, Siapa yang Senang?

Jika Warga Jogja Antikritik, Siapa yang Senang?

12 Mei 2022
Jogja Mahal, karena yang Murah Hanya Upah Pekerjanya (Unsplash)

Jogja Mahal, karena yang Murah Hanya Upah Pekerjanya

10 Juli 2024
Kok Bisa Ada Warga Jogja Bangga sama Spot Foto ala Squid Game? Ra Isin?

Kok Bisa Ada Warga Jogja Bangga sama Spot Foto ala Squid Game? Ra Isin?

30 Oktober 2021
Balai Yasa, Tempat Terbaik di Jogja untuk Buka Puasa

Balai Yasa, Tempat Terbaik di Jogja untuk Buka Puasa

24 Maret 2023
Jalan Godean Jogja Rusaknya Abadi, Warga Dibiarkan Mati (Unsplash)

Jalan Godean Puluhan Tahun Tidak Diperbaiki, Pemerintah Provinsi Jogja Lupa atau Tidak Lagi Peduli ada Warganya pada Mati?

17 Maret 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas Mojok.co

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas

13 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025
3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025
UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.