Siapa dari kalian yang nggak tahu singkatan dari PMO? Kalau ada yang nggak tahu, berarti kalian masuk golongan orang-orang kuper di ekosistem media sosial, terutama TikTok. Tapi saya yakin, di zaman seperti saat ini, di mana setiap informasi atau tren bisa melesat begitu cepat, bahkan lebih cepat dari hilangnya bau kentut saat menyebar di ruangan, istilah PMO ini bukanlah istilah asing lagi di telinga kalian.
PMO (Porn, Masturbate, Orgasm) menjadi rutinitas yang dianggap sebagai aktivitas “penenang” melalui jalur ngebokep (nonton video porno) bagi banyak generasi muda saat ini. Kenapa saya bilang banyak? Ya karena konten-konten sensual yang mengarah ke arah itu makin banyak. Kalau makin banyak, artinya banyak yang suka dong? “Bagi link bro” jadi tagline andalan ketika ada sebuah video mesum yang viral. Ini sudah jadi bukti konkret.
Tapi yang perlu kalian ketahui, nggak semua aktivitas menonton video porno itu bisa disebut dengan PMO. Sebagaimana kepanjangannya, sebuah aktivitas disebut PMO apabila memenuhi 3 unsur.
Pertama, porn yang artinya ada stimulasi visual dari unsur pornografi dan ini nggak melulu hanya dari video, tapi bisa dari gambar, fantasi (khayalan) atau unsur porno lainnya seperti sex toys yang bikin hasrat seksual seseorang jadi naik. Kedua, ada aktivitas memuaskan syahwat diri sendiri dengan melakukan rangsang terhadap alat vital dengan bantuan tangan sendiri yang disebut sebagai masturbasi atau bahasa lainnya olahraga tangan. Ketiga, orgasme yang menjadi puncak kenikmatan yang dirasakan setelah melakukan masturbasi.
Kalau ketiga unsur tersebut nggak ada, ya bukan PMO namanya. Misalnya, kamu tiba-tiba tanpa sengaja melihat adegan hot yang memperlihatkan aktivitas seks di film, nah itu bukan PMO, meski bisa berpotensi PMO.
Penyebab orang kecanduan PMO
Saya berkesempatan berbagi cerita dengan tiga teman saya yang sudah lepas dari cantu ini dan juga yang masih berjuang untuk lepas dari candu ini. Bagi teman-teman saya ini, PMO itu candu karena memicu kesenangan (((sesaat))). Ketika melakukan PMO, nggak bisa dimungkiri bahwa hormon dopamin bisa dikeluarkan secara cepat oleh otak.
Menurut mereka, PMO itu menawarkan sensasi tenang ketika sedang capek dan stres. Kondisi mereka yang masih jomblo dan belum punya istri, buat mereka juga lebih milih PMO ketimbang harus BO. Lebih murah katanya. Ini yang banyak psikolog menyebutnya sebagai Narkolema (Narkotika lewat mata) karena memiliki efek candu yang sama mengerikannya dengan narkoba.
Jenis video porno yang mereka pilih untuk mendukung aktivitas PMO biasanya yang durasinya panjang dengan alur cerita yang padat. Alasannya, biar nggak bosan.
Ada di antara teman saya yang dulunya terjebak dalam aktivitas itu karena terpicu dari film American Pie. Di film tersebut memang nggak ditampilkan secara gamblang alat vital dari setiap pemerannya, tapi hal itu justru membuat teman saya ini penasaran kemudian mengakses video-video porno. Awalnya hanya menonton, kemudian akhirnya terjebak juga dengan PMO. Ada juga yang terjebak PMO karena sempat terpapar film hentai (porno versi anime).
Baca halaman selanjutnya