Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Meluruskan Salah Kaprah Soal Julukan Madiun Kota Gadis

Muhammad Lutfi oleh Muhammad Lutfi
16 Agustus 2021
A A
Meluruskan Salah Kaprah Soal Julukan Madiun Kota Gadis terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Setiap kota atau kabupaten di Indonesia tentu tidak bisa lepas dari nama julukan atau sebutan. Selain sebagai misi branding atas hal-hal yang unik, menarik, bahkan nyentrik di daerah tersebut, juga untuk memudahkan orang-orang mengenalnya.

Misalnya saja Ponorogo disebut Bumi Reog karena kesenian reog lahir dan berkembang di daerah tersebut. Malang dikenal sebagai Kota Dingin karena dikelilingi pegunungan seperti Gunung Arjuno, Welirang, Gunung Kawi, Gunung Bromo, dan Semeru. Dan masih banyak julukan untuk kota atau kabupaten lainnya.

Tidak terkecuali dengan Madiun. Selain dijuluki Kota Brem, Kampung Pesilat, dan Kota Karismatik, julukan “Kota Gadis” tidak kalah menarik bagi warga luar Madiun. Pasalnya, julukan tersebut sering dibuat plesetan hingga banyak orang yang gagal paham. Persis masalahnya dengan julukan Kota Pecel yang kian hari kian hilang cita rasanya.

Warga Madiun asli pun terkadang masih gagal paham dan banyak salah kaprahnya memaknai julukan Kota Gadis ini. Saya sendiri dulu ketika masih pendidikan wajib, mengenal Madiun dengan julukan Kota Gadis ya karena mungkin populasi warga di Madiun lebih banyak ceweknya dibanding cowoknya.

Ternyata, setelah tanya ke sana kemari, searching di mbah Google, bahkan survei dengan mata kepala sendiri, julukan Kota Gadis untuk Madiun tidak sengawur dan sependek pemahaman saya.

Not enter, ra mashok. Masa iya julukan kota didasarkan pada jumlah laki-laki dan perempuan? Blas ra apik, ra menarik.

Jadi gini, sebagai warga Madiun asli yang lahir dan hidup di Madiun, saya wajib meluruskan pemahaman orang-orang mengenai julukan Madiun Kota Gadis yang sering disalahpahami bahkan dibuat plesetan, sebelum jauh mengakar dan sebagai antisipasi kalau di kemudian hari terjadi apa-apa. Ya selain bukti kecintaan saya terhadap kota kelahiran, juga lebih seringnya merasa jengkel dengan orang yang suka bercanda soal julukan daerah.

Kota Madiun dengan julukan Kota Gadis bukanlah kota yang populasi warganya lebih banyak perempuannya daripada laki-lakinya, atau lebih banyak perempuan kelahiran 2000-an dibanding perempuan kelahiran 90-an. Bukan. Tidak sengawur itu, Bosku!

Baca Juga:

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

Culture Shock yang Saya Rasakan sebagai Orang Madiun Ketika Menikah dengan Orang Jogja: Saya Nggak Suka Brongkos, Doi Nggak Suka Rujak Petis, Sad

Kata “Gadis” itu adalah singkatan dari Perdagangan, Pendidikan, dan Industri. Hal ini bisa dilihat sejak zaman kerajaan, Madiun merupakan daerah strategis yang menghubungkan antara Kerajaan Mataram dengan Kerajaan Daha (Kediri), pun di masa kolonial, tidak jarang Madiun dijadikan basis pertahanan dan kekuatan.

Plakat bertuliskan Kota Gadis itu juga bisa dilihat secara jelas di sepanjang Jalan Panglima Sudirman, Kecamatan Taman, Madiun atau dekat dengan Pasar Besar Madiun. Secara tidak langsung, plakat yang dipasang dekat dengan Pasar Besar memberikan gambaran, bahwa Madiun Kota Gadis bukan karena banyak gadisnya, tetapi kota yang penuh dengan kegiatan dagang (juga industri dan pendidikan).

Selain itu, agar julukan Kota Gadis yang disematkan kepada Kota Madiun tidak dipahami dengan gegabah dan agar kelihatan lebih konkret tentunya, coba ditelaah dengan melihat lingkungan dan realita sosialnya. Biar julukan tersebut lebih bisa dipertanggungjawabkan dan tentunya enak didengar.

Perdagangan yang ada di Madiun tidak hanya sebatas kegiatan jual beli di Pasar Besar, bahkan di setiap sudut desa dan kecamatan ada. Di kecamatan saya sendiri, Kecamatan Dagangan, kegiatan dagang dan jual beli barang bisa ditemui di tiga pasar, yaitu Pasar Slereng, Pasar Pintu, dan Pasar Pagotan. Yang membedakan hanya letaknya antardesa.

Di bidang pendidikan, tentu tidak kalah menarik dengan Jogja. Berdasarkan data Pemerintah Kota Madiun, setidaknya tercatat ada 200 lebih instansi pendidikan. Salah satunya, the one and only di Madiun, yaitu Politeknik Perkeretaapian Indonesia atau lebih seringnya disingkat dengan PPI.

Industri di Madiun pun tidak kalah pesat dengan kota-kota besar seperti Semarang atau Surabaya. Sebut saja misalnya pabrik gula yang masih sekarang masih aktif, pabrik rokok Sampoerna dan Gudang Garam, serta tidak lupa dengan pabrik yang menjadi ikonik di Madiun, tentu the one and only, PT. Industri Kereta Api (PT. INKA).

Selain industri berskala besar seperti di atas, orang-orang Madiun itu tipenya giat dan pekerja keras. Tidak sedikit UMKM yang bergerak di berbagai bidang, misalnya produksi jajanan khas dan oleh-oleh dari Madiun, seperti kerupuk puli, madumongso, dan sambel pecel.

Dari uraian di atas, sudah jelas dan membuktikan bahwa julukan Madiun Kota Gadis tidak ada hubungannya dengan perbandingan jumlah penduduk perempuan dan laki-laki. Justru bagi Anda yang belum paham, atau bahkan sering memplesetkan julukan tersebut sebagai bahan candaan, seharusnya datang sendiri ke Madiun.

Kalau kata orang Madiun sendiri, “Medhioen Ora Sempurno, Tapi Layak Diperjuangno.” Ora sepele, menyangkut jati diri dan harga diri, je.

Sumber Gambar: Anantohermawan1988 via Wikimedia Commons.

BACA JUGA Bondowoso, Kota Sejuta Julukan dan tulisan Muhammad Lutfi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 7 September 2021 oleh

Tags: julukanKota GadismadiunNusantara Terminal
Muhammad Lutfi

Muhammad Lutfi

Suka cari makan dan kopi di pinggiran jalan.

ArtikelTerkait

baubau buton sulawesi mojok

Meluruskan Salah Kaprah tentang Baubau, Kota yang Sering Dikira Daerah Papua oleh Orang Jawa

3 Agustus 2021
djarum super mojok

Panduan Singkat Bertahan sebagai Pencinta Djarum Saat Nongkrong di Kediri

23 Juli 2021
Sinar Jaya & Juragan 99 Terbaik, Harga KA Eksekutif Makin Gila (Unsplash)

Tiket Kereta Semakin Mencekik, Sleeper Bus Sinar Jaya dan Juragan 99 Menyelamatkan Kewarasan Isi Dompet para Pekerja

11 Juni 2025
Daftar Kata dalam Bahasa Makassar dan Bahasa Indonesia yang Serupa, namun Memiliki Arti Berbeda terminal mojok

Daftar Kata dalam Bahasa Makassar dan Bahasa Indonesia yang Serupa, namun Memiliki Arti Berbeda

7 Juli 2021
Culture Shock yang Saya Rasakan sebagai Orang Madiun Ketika Menikah dengan Orang Jogja: Saya Nggak Suka Brongkos, Doi Nggak Suka Rujak Petis, Sad

Culture Shock yang Saya Rasakan sebagai Orang Madiun Ketika Menikah dengan Orang Jogja: Saya Nggak Suka Brongkos, Doi Nggak Suka Rujak Petis, Sad

28 November 2025
Beberapa Hal yang Harus Diketahui Sebelum Kuliah, Menangis, dan Tertawa di Palangka Raya terminal mojok

Beberapa Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Kuliah, Menangis, dan Tertawa di Palangka Raya

10 Agustus 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru Mojok.co

6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru

27 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

27 Desember 2025
Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

27 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.