Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Meluruskan Anggapan Keliru Warga Ibu Kota Jakarta Terhadap Surabaya

Tiara Uci oleh Tiara Uci
12 Oktober 2021
A A
Meluruskan Anggapan Keliru Warga Ibu Kota Terhadap Surabaya terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Selain terkenal sebagai kota terpanas di Indonesia, Surabaya juga sering disebut kota terbesar kedua setelah Jakarta. Meskipun pernyataan tersebut sebenarnya kurang tepat lantaran Jakarta itu provinsi bukan kota. Tapi, sebagai orang Surabaya, kami nggak pernah mempermasalahkan hal itu. Mau kota kedua, ketiga, atau kesepuluh pun nggak apa-apa, yang penting tetap pertama dan utama di hati masnya. Hehehe.

Sebagai orang yang tinggal di Surabaya bertahun-tahun lamanya dan kebetulan sering ke Jakarta, ada beberapa anggapan keliru warga Jakarta soal Surabaya. Bukan, ini bukan soal perseteruan antara Persebaya dan Persija, ini soal remeh-temeh tapi wajib diluruskan juga. Untuk warga ibu kota, tolong luangkan waktu untuk menyimak, ya.

#1 Pakai “aku kamu” bukan berarti kami SKSD

Sebagai orang Surabaya, kami biasa menggunakan kata “kon” untuk “kamu” dan “aku” untuk menyebut diri sendiri. Namun karena berada di Jakarta, kami biasanya menggunakan bahasa Indonesia “aku kamu”. Pertanyaan saya, kenapa setiap kali menggunakan “aku kamu”, warga Jakarta selalu bilang, “Jangan pakai aku kamu, kita kan nggak dekat!” Lha, yang pengin dekat itu siapa?

Iyaaa, saya tahu orang Jakarta umumnya menggunakan “aku kamu” untuk orang yang menjalin kasih atau kedekatan, dan menggunakan “lo gue” untuk teman biasa. Masalahnya, kami yang orang Surabaya ini kalau harus ngomong pakai “lo gue” medoknya setengah mati. Lidah kami nggak terbiasa dan justru terdengar aneh saat harus mengucapkannya. Bukannya senang, saya yakin kalian justru akan tertawa terpingkal-pingkal mendengar kami ngomong “lo gue”.

Sama lucunya ketika orang Jakarta coba mengumpat dengan kalimat “jancok”, tapi spelling-nya jadi “jancuk”. Jadi, tolong dimaklumi saja saat orang Surabaya ngomong pakai “aku kamu”. Kami sungguh nggak ada niatan pengin mengajak pacaran atau sejenisnya, kok.

#2 Hidup di Surabaya murah

Jika kalian menganggap hidup di Surabaya lebih murah dari Jakarta, itu jelas keliru. Lha, wong harga kopi Starbucks di Surabaya sama saja dengan Jakarta. Harga restoran Padang Sederhana juga sama saja. Jika kalian tetap beranggapan biaya hidup di Surabaya lebih murah daripada Jakarta, mungkin selama ini kalian ke Surabaya sekadar liburan, bukan menetap.

Kalau ingin menetap di Surabaya, bahkan gaji standar UMK Jakarta (Rp4.416.186) pun nggak cukup untuk KPR rumah di Surabaya. FYI, rumah tipe terendah di Kota Pahlawan dihargai Rp1 miliar, itu saja lokasinya di pinggiran kota yang lebih dekat dengan Sidoarjo ketimbang pusat Kota Surabaya. Bayangkan, betapa mahalnya tinggal di Surabaya bahkan jika gajinya menggunakan standar UMK Jakarta sekalipun. Gimana? Apakah masih berpikiran Surabaya murah?

#3 Di Surabaya tidak ada outlet brand internasional

Surabaya adalah kota besar, bukan kota di pedalaman yang isinya hutan dan pegunungan, lho. Semua outlet baju atau beragam brand international yang ada di Jakarta hampir seluruhnya ada juga di Surabaya. Jadi, please, jangan bertanya, “Eh, Onitsuka ada ya di Surabaya?”. Nggak ada, orang Surabaya kalau mau beli Onitsuka langsung ke Jepang. Hmmm. Ya jelas ada lah kalau cuma brand sekelas Onitsuka.

Baca Juga:

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Jam tangan mahal macam Rolex saja store-nya juga ada kok di Surabaya. Tempat hiburan seperti Holywings juga ada, tempat spa oke dengan fasilitas selangit juga tersedia. Mau apa lagi? Hotel? Semua hotel bintang lima yang biasa kalian lihat di Jakarta juga ada di Surabaya.

Ketimbang tanya soal outlet brand internasional, sebaiknya pertanyaannya diganti soal sambelan saja. Sambel di Surabaya terkenal enak, lho, meskipun kalian beli sembarang di pinggir jalan. Rasanya nggak bakal mengecewakan, deh, sebab Surabaya terbuat dari panas, pisuhan, dan sambelan. Hehehe.

#4 Mengatakan Surabaya sebagai Jawa

Sebagai orang Surabaya, saya sering sekali mendengar pernyataan seperti ini, “Oh, mau pulang kampung ke Jawa, ya?” ketika berada di Jakarta dan hendak pulang ke Surabaya. Sebenarnya nggak masalah mengatakan Surabaya itu Jawa. Posisi Surabaya kan memang ada di Pulau Jawa bagian timur, dan mayoritas penduduknya memang bersuku Jawa. Masalahnya, jadi lucu saat orang Jakarta berkata kepada orang Surabaya pergi ke Jawa karena posisi Jakarta itu berada di Pulau Jawa juga.

Mulai sekarang, sebaiknya segera hentikan pernyataan “pergi ke Jawa” sebagai “pergi ke Surabaya” agar kekeliruan tersebut nggak diteruskan sampai anak cucu. Kalau ibu kota sudah pindah ke Kalimantan, barulah pernyataan itu tepat lantaran Surabaya memang di Jawa, bukan di Kalimantan.

#5 Eksklusif karena selalu berbahasa Jawa

Beberapa minggu lalu sempat trending di Twitter soal orang Jawa yang selalu bicara menggunakan bahasa Jawa ketika bertemu sesama orang Jawa meskipun ketemunya di Jakarta. Mereka menganggap kami aneh dan cenderung eksklusif karena suku lain nggak bersikap demikian saat sedang berkumpul dengan banyak orang.

Masalahnya, dialog sehari-hari orang Surabaya memang menggunakan bahasa Jawa. Jadi, kalau bertemu dengan sesama orang Surabaya, lidah kami otomatis berubah jadi Java language. Namun, kami melakukan hal itu bukan biar kelihatan eksklusif, kok. Ini hanya soal kebiasaan. Lagi pula, kami sungkan kalau harus berbahasa Indonesia jika sedang ngobrol dengan sesama orang Surabaya. Kadang, kami malah jadi saling meledek satu sama lain, “Hala, arek Suroboyo ae kok ngomong e Indonesiaan.” (Halah, orang Surabaya saja kok bicaranya pakai bahasa Indonesia).

Jadiii, tolong jangan salah paham, kami sama sekali tidak ada niatan jawanisasi. Kalau kebetulan kalian mendengar banyak sekali orang berdialek Jawa di ibu kota, ya itu semata-mata karena suku kami memang secara persentase jumlanya terbanyak, yaitu 40% dari jumlah total penduduk di Indonesia, itu saja, sih. Nggak ada niatan tersembunyi atau teori konspirasi lainnya soal dialek jawa kami yang mengakar ini.

Itulah beberapa anggapan keliru yang sering saya dengar dari warga Jakarta. Semoga setelah ini nggak perlu ada lagi kesalahpahaman di antara kita. Eh, ada satu lagi, sih. Belakangan ini ramai sekali sikap Menteri Sosial yang notabene orang Surabaya, marah-marah kepada bawahannya. Tolong hal itu jangan dijadikan acuan kalau karakter orang Surabaya itu pemarah, ya?

Sekali lagi, orang Surabaya itu nada bicaranya saja yang ngegas, hatinya selembut kapas. Catat itu! Hehehe.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 12 Oktober 2021 oleh

Tags: orang Jakartasalah kaprahstereotipSurabaya
Tiara Uci

Tiara Uci

Alumnus Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya. Project Manager perusahaan konstruksi di Surabaya. Suka membaca dan minum kopi.

ArtikelTerkait

Orang Surabaya dan Obsesinya terhadap Sambal Petis (Unsplash)

Orang Surabaya dan Obsesinya terhadap Sambal Petis

4 Juni 2024
Kuli Jawa: Rapi Hasilnya Rapi, walau Kerap Berisik Ketika Bekerja rumah orang jawa

5 Stereotip Orang Jawa yang Kerap Dianggap sebagai Kebenaran

18 Juli 2023
stereotip anak osis menyebalkan memang benar mojok

Stereotip Buruk Anak OSIS yang Jujur, Emang Ada Benernya

14 April 2020
4 Tempat Bersejarah di Surabaya Barat yang Bisa Dikunjungi biar Nggak Melulu ke Mal

4 Tempat Bersejarah di Surabaya Barat yang Bisa Dikunjungi biar Nggak Melulu ke Mal

30 Desember 2024
Mematahkan Stereotip soal Orang Kidal yang Beredar di Indonesia terminal mojok

Mematahkan Stereotip Orang Kidal yang Beredar di Indonesia

8 Agustus 2021
Santri pondok pesantren Zaman Sekarang, kalau Nggak Dituduh Teroris, ya Pelaku Bully, Suka-suka Kau lah

Santri Zaman Sekarang, kalau Nggak Dituduh Teroris, ya Pelaku Bully, Suka-suka Kau lah

23 Oktober 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Suzuki S-Presso, Mobil "Aneh" yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

Suzuki S-Presso, Mobil “Aneh” yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

13 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
Drama Puskesmas yang Membuat Pasien Curiga dan Trauma (Unsplash)

Pengalaman Saya Melihat Langsung Pasien yang Malah Curiga dan Trauma ketika Berobat ke Puskesmas

14 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.