Arab Saudi ternyata tidak segersang yang saya bayangkan sebelum datang ke sini. Ada juga beberapa kota di Arab Saudi ini yang hijau dan dingin, contohnya kota Taif. Namun berhubung sekarang masa pandemi, saya tidak bisa rekreasi ke sana ataupun sekedar main ke pantai dekat tempat tinggal saya untuk refreshing.
Untuk mengusir kebosanan saya mencoba berbagai cara mulai dari menonton drama korea, main bersama kucing tetangga, bereksperimen di dapur, karaoke, senam, dan kegiatan lainnya. Nah, ketika menonton tutorial memasak di YouTube kemarin, saya teringat satu kanal YouTube yang adik saya dulu pernah kasih tahu ke saya. Saya ingat betul nama kanalnya karena dulu saya sempat menonton beberapa videonya.
Nama kanalnya Dianxi Xiaoge. Kanal ini kalau dilihat sekilas memang seperti video masak-masak kuliner China. Tapi setelah menonton hampir seluruh videonya, menurut saya, video ini bukan hanya sekedar video masak memasak, lebih dari itu. Apalagi untuk perantau seperti saya, menonton kanal ini memberi efek samping yang berbeda.
Suasana video yang menenangkan
Menonton Dianxi kita akan dibawa berpetualang di desanya yang terletak di Provinsi Yunan, Cina. Setalah saya baca artikel hasil interview Dianxi bersama Clarissa Wei di goldthread2.com, ternyata Dianxi itu bukanlah nama aslinya melainkan nama wilayah di mana Dianxi berasal.
Sorotan-sorotan tenang seperti gunung, bukit, sungai, pepohonan, atap rumah berlatar langit biru, bunga, dedaunan serta latar musik yang klop banget, membuat saya terbawa ke kehidupannya di desa kecil itu.
Videonya bukan hanya fokus kepada video ketika ia memasak di dapur saja. Kita juga disuguhkan suasana kampungnya yang jauh dari perkotaan. Dianxi pernah berkata kalau rumahnya berjarak 20 kilometer dari kota. Bisa dibilang ini salah satu contoh video terapi yang patut untuk dicoba distraksi.
Bikin rindu kakek dan nenek
Saya ingat satu video Dianxi Xiaoge membuat burger untuk kakek dan neneknya yang sebelumnya tidak pernah memakan burger. Di awal video ia menyebutkan bahwa ketika dia bekerja di kota, Dianxi punya impian ingin menabung dan mengajak keluarganya makan makanan yang belum pernah mereka coba. Namun sebelum mimpi itu kesampaian dia sudah kembali ke Yunan. Jadi ia memutuskan untuk membuatkan kakek neneknya burger.
Video yang sudah ditonton lebih dari 7 juta penonton itu membuat saya rindu kakek dan nenek saya di kampung. Memang di seluruh video Dianxi Xiaoge, selalu ada kakek dan neneknya yang sedang duduk di teras rumah atau neneknya yang ikut membantu Dianxi mengupas kulit kacang. Bisa dibilang kalau video Dianxi ini adalah tentang membuatkan masakan untuk kakek dan neneknya. Video ini terasa sangat dekat dengan kehidupan saya di kampung.
Memotivasi untuk belajar memasak
Video Dianxi Xiaoge memiliki alur yang yang sama. Dimulai dari ia mengambil bahan baku, apakah itu sayuran yang harus dipetik di kebun, susu sapi yang harus diperas dulu, hingga menebang bambu untuk memasak masakan tradisional Yunan. Dianxi juga meperlihatkan cara ia membuat arak beras khas Yunan dari awal hingga akhir. Hal itu masuk akal, karena ia sering menggunakan ini sebagai tambahan resep masakannya.
Menonton Dianxi membuat saya ingin menjadi wanita mandiri yang tangguh (Emangnya saya nggak tangguh, ya?). Namun yang bisa saya rasakan, menonton Dianxi membuat saya ingin mengasah kemampuan memasak. Tak jarang menu-menu yang dihadirkan Dianxi menggugah selera saya. Karena di sini nihil harapan untuk menemukan jajanan-jajanan seperti itu, pasti kalau saya sedang rindu makanan atau cemilan khas Indonesia, mau nggak mau saya harus masak sendiri. Dianxi menantang saya untuk bereksperimen di dapur dengan bahan seadanya.
Nostalgia masa kecil
Latar kehidupan Dianxi di video-videonya sangat terasa dekat karena kita juga akan sering melihat tetangga-tetangga Dianxi berlalu lalang di sekitaran rumahnya, apakah itu meminjam peralatan dapur atau saling bertukar makanan.
Seluruh video Dianxi Xiaoge selalu diakhiri dengan acara makan bersama. Entah itu hanya Dianxi dengan kakek dan neneknya dan adik laki-lakinya, atau terkadang ada beberapa saudara dan tetangganya yang juga ikut makan.
Dianxi juga sering memberi selingan di videonya dengan membuat cemilan manis untuk anak-anak di sekitaran rumahnya. Tentu saja cemilan khas Yunan. Ini mengingatkan saya dengan suasana di sekitaran rumah saya di kampung ketika masih kecil, di mana kita dekat dengan tetangga dan tak jarang kita sering bertukar makanan. Ah, saya jadi semakin ingin pulang kampung.
Anjing lucu yang mencuri perhatian
Selain pemandangan yang menenangkan pikiran dan masakan-masakan khas Yunan yang menggugah selera, ada satu hal yang membuat saya betah nonton Dianxi Xiaoge, yaitu anjing peliharaannya.
Karena tempat tinggal saya di sini tidak memungkinkan untuk memelihara anjing, ya saya berandai-andai saja punya anjing. Nama anjing peliharaannya Dawang, jenis Alaskan Malamute yang umurnya sekitar 4 tahun. Dia sering menemani Dianxi pergi ke hutan untuk mengambil bahan makanan. Dawang sering membuat saya tertawa geli karna tingkah dan ekspresinya yang lucu. Dia sering mengganggu Dianxi ketika masak di dapur. Ia adalah anjing yang setia menemani Dianxi kemanapun ia pergi.
Kanal Dianxi Xiaoge memberikan apa yang tidak bisa saya rasakan di tempat saya tinggal sekarang, yaitu perasaan berada di rumah. Kanal ini amat layak untuk dikunjungi kalian yang bosan dengan konten kuliner yang itu-itu saja.
BACA JUGA Tonton Channel-channel YouTube Ini, Dijamin Nggak Takut Setan Lagi.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.