Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Medok Sebagai Identitas Bahasa Ibu, Bukan untuk Diremehkan

Arif Fadil oleh Arif Fadil
17 Juli 2020
A A
Medok Sebagai Identitas Bahasa Ibu, Bukan untuk Diremehkan MOJOK.CO

Medok Sebagai Identitas Bahasa Ibu, Bukan untuk Diremehkan MOJOK.CO

Share on FacebookShare on Twitter

Dunia hari ini semakin dijejali beraneka warna ketidakjelasan. Terbaru, saya membaca sebuah cerita berjalan yang menyudutkan orang-orang medok Jawa. Sebenarnya saya tidak punya urusan dengan purwa rupa warga negara macam ini. Namun, lama-kelamaan, jengah juga dengan oknum yang selalu menyudutkan yang berasal dari daerah.

Seharusnya tidak menjadi masalah bagi Indonesia, yang terdiri dari berbagai macam suku dan bahasa. Medok, khas suatu daerah, itu hal biasa saja. Lucu, untuk sebagian orang? Ya sudah, tidak mengapa. Namun, tolong, jangan meremehkan orang daerah hanya kerena mereka medok.

Bahasa ibu, yang dipelajari sebelum belajar bahasa persatuan, tidak mungkin luntur begitu saja. Ketika belajar bahasa ibu, bukan hanya perbendaharaan kata dan makna yang diserap, tapi juga cara pengucapan, kan. Ketika mereka yang dari daerah beranjak ke kota, kebiasaan itu tidak mungkin hilang begitu saja ketika memakai bahasa persatuan. Ah, kamu pasti sudah paham dengan hal seperti ini, kan?

Kamu seharusnya tidak asih sama medok orang Bali ketika membunyikan huruf “t”. Medok orang Jawa, yang dianggap lucu sampai jadi bahan meremehkan itu adalah keragaman masing-masing. Merupakan sistem fonologi dari masing-masing bahasa.

Orang Jawa medok jadi tidak layak dijadikan teman? Maaf, kamu itu manusia, bukan? Jangan pernah mengolok-olok seseorang hanya dari caranya ngomong. Kalau selama ini kita memandang rasis hanya dari warna kulit, agaknya kita harus memperlebarnya hingga aspek bahasa. Kalau saya medok, lantas kamu mau apa?

Bahasa ibu sebagai identitas tidak dapat dicerabut dari akar kediriaanya sekalipun seseorang menguasai sepuluh bahasa. Memang ada pendapat yang mengatakan apabila jarang diucapkan suatu bahasa akan kehilangan kemampuan ujarnya. Saya setuju-setuju saja, tapi tidak mutlak. Seorang yang memiliki bahasa ibu pasti memiliki kenangan ujar dengan bahasa pertamanya itu. Meskipun tak lagi menggunakannya.

Pendapat saya ini mungkin masih perlu diteliti secara ilmiah atau mungkin sudah ada penelitian seperti yang saya maksud. Akan tetapi tetap bahasa ibu mempengaruhi bahasa cara penguasaan bahasa kedua. Kalau tidak percaya, coba saja belajar bahasa asing. Saat belajar bahasa asing, kemungkinan besar kita akan tetap mengartikan bahasa tersebut dengan cara pandang bahasa ibu.

Jadi, kalau akal sehat jalan, seharusnya medok tidak menjadi masalah. Saya tidak harus menulis seperti ini.

Baca Juga:

Dilema Warga Brebes Perbatasan: Ngaku Sunda Muka Tak Mendukung, Ngaku Jawa Susah karena Nggak Bisa Bahasa Jawa

Menyesal Masuk Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia? Wajar, tapi Saya Yakin Kamu Akan Berubah Pikiran Setelah Membaca Ini

Bukankah selama informasi bisa diterima dengan baik oleh komunikan, bahasa yang digunakan tidak perlu dipermasalahkan, bukan? Lantas kenapa sebagian dari kita merasa risih suara medok seseorang.

Ah, kamu juga tahu jawabannya. Semuanya kembali ke akal sehat dan seberapa derajat tingkat jahatnya kita sama orang lain. Kalau akal sehat jalan, mau medok mau berbahasa secara “mulus”, masalah nggak bakal muncul. Semua orang itu pasti punya titik jahat, cuma derajatnya saja yang berbeda. Mereka yang meremehkan medok seseorang, derajat levelnya sudah kayak pencakar langit.

Mereka meremehkan ciri khas, meremehkan asal-usul seseorang. Seakan-akan, dari gaya berbahasa mereka yang sempurna kekinian, jiwa mereka tidak hitam karena dosa. Omong kosong.

Plis, jangan remehkan orang lain hanya karena caranya membunyikan bahasa tidak sama kayak kamu. Medok itu identitas masing-masing.

BACA JUGA Merindu Ramadan di Kampung Halaman atau tulisan Arif Fadil lainnya di Terminal Mojok.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 17 Juli 2020 oleh

Tags: aksenbahasa indonesiaBahasa Jawamedok
Arif Fadil

Arif Fadil

Penikmat Subuh.

ArtikelTerkait

5 Kosakata Bahasa Jawa Orang Demak yang Bikin Orang Bojonegoro Gagal Paham Mojok.co

5 Kosakata Bahasa Jawa Orang Demak yang Bikin Orang Bojonegoro Gagal Paham

11 Juli 2024
Bagi Orang Madura, Bahasa Madura Tak Kalah Njelimetnya dengan Bahasa Inggris madura united bahasa daerah

Mata Pelajaran Bahasa Daerah Itu Lebih Sulit daripada Bahasa Inggris

5 Oktober 2020
bahasa daerah mata pelajaran bahasa indonesia adalah pelajaran paling sulit mojok.co

Bahasa Indonesia Adalah Mata Pelajaran Paling Sulit

23 September 2020
Panggilan Kesayangan dalam Bahasa Jawa buat Pasangan selain Mas dan Dik Terminal Mojok

Panggilan Sayang dalam Bahasa Jawa buat Pasangan selain Mas dan Dhik

8 Januari 2022
persahabatan

Di Kampung Saya, Bahasa Indonesia Masih Dianggap Milik Orang Kota

3 Mei 2020
Nggak Semua Warga Kampung Arab Bondowoso Bisa Bahasa Arab, Jangan Berharap Ketinggian Mojok.co

Nggak Semua Warga Kampung Arab Bondowoso Bisa Bahasa Arab, Jangan Berharap Ketinggian

13 November 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.