Saatnya Maxim unjuk gigi terhadap Gojek dan Grab.
Di Indonesia persaingan platform layanan transportasi berbasis aplikasi memang cukup sengit. Belum lagi tawaran promo dan diskon yang “ugal-ugalan”. Secara kasat mata, persaingan yang ketat ini bisa kalian langsung lihat di jalanan. Banyak sekali pengendara motor yang menggunakan jaket dan helm berwarna hijau, bertuliskan “Gojek” dan “Grab”.Dua merek itu memang pemain lama di Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, muncul platform layanan transportasi berbasis aplikasi lain yang tidak kalah menarik. Layanan transportasi ini kian menarik perhatian ketika Gojek dan Grab mulai mengurangi bakar duit. Salah satu layanan yang mulai dilirik adalah Maxim.
Daftar Isi
Era bakar duit Gojek Grab berakhir, Maxim mulai Unjuk Gigi
Beberapa waktu lalu saya membaca tulisan di Terminal Mojok berjudul Gojek vs Grab, Mana yang Lebih Worth setelah Era Bakar Duit Sudah Berakhir?. Tulisan itu menjelaskan era bakar duit kedua aplikasi itu mulai berakhir, sehingga berbagai layanannya tidak lagi semurah dahulu. Jelas harga yang tidak murah bisa mengurangi minat pelanggannya. Itu mengapa penulis ingin membandingkan aplikasi mana yang lebih diminati di antara keduanya.
Saya sepenuhnya setuju dengan tulisan itu, tapi menurut saya ada yang kurang. Di tengah era bakar uang yang mulai surut, platform layanan transportasi berbasis aplikasi lain sangat mungkin untuk dilirik. Salah satu yang menurut saya potensial adalah Maxim.
Dibanding dua aplikasi lain, Maxim tergolong baru masuk ke Indonesia. Aplikasi asal Rusia itu masuk pada 2018. Dengan kata lain, Maxim masih dalam era bakar uang sehingga layanannya bisa lebih murah dibanding dua aplikasi hijau tadi.
Saya baru berkenalan dengan aplikasi kuning ini ketika merantau ke Sumatera. Sejauh pengamatan saya, driver Maxim cukup banyak dan dominan daripada Gojek dan Grab. Kondisi ini jelas berbeda dengan di Pulau Jawa yang lebih didominasi oleh jaket hijau.
Penasaran, saya akhirnya menginstal aplikasi dan sempat beberapa kali menggunakan jasa Maxim. Sebenarnya layanan yang ditawarkan tidak jauh berbeda dengan kompetitornya. Perbedaannya hanya terletak pada harga. Saya merasa harga aplikasi ini lebih murah sehingga lebih menarik bagi pelanggan.
Murah adalah keunggulan
Pengalaman saya, tarif untuk Maxim bike mulai dari Rp8.000 untuk 3,05 kilomerer pertama, sangat murah bukan? Selidik punya selidik ada beberapa alasan yang menjadikan tarifnya lebih murah dibanding kompetitor. Salah satu faktornya, memotong pendapatan driver hingga 5-10 persen, angka yang cukup besar. Itu mengapa pendapatan driver Maxim Bike lebih kecil dibanding aplikasi transportasi online lain.
Mungkin beberapa dari kalian menilai pengguna Maxim tidak peduli dengan kondisi driver. Namun, menurut saya, pendapatan itu terlalu gegabah. Tidak bisa begitu saja menyalahkan pelanggan Maxim karena tanggung jawab itu sebenarnya ada di ranah perusahaan.
Kalau benar-benar peduli terhadap kesejahteraan driver, perusahaan Maxim yang perlu dituntut pertanggungjawabannya. Pembagian antara perusahaan dan driver perlu ditinjau ulang sehingga driver benar-benar mendapatkan haknya secara layak.
Inovasi Maxim yang nggak ketinggalan dari Gojek dan Grab
Dari segi inovasi teknologi, Maxim tidak tertinggal jauh dari kompetitor seperti Gojek dan Grab. Aplikasi yang satu ini juga terus mengembangkan teknologi dan fitur baru untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan pelanggan. Mereka memiliki aplikasi yang mudah digunakan, serta fitur-fitur pelengkap lain seperti pemesanan terjadwal dan pelacakan real-time. Dengan terus berinovasi seperti ini, Maxim berupaya menjadi pemain yang relevan dalam industri berbasis aplikasi.
Dilansir dari Kompas.com, selain layanan jasa ojek online menggunakan motor, Maxim juga memiliki layanan taksi online. Maxim juga menawarkan jasa pengiriman, jasa angkut barang, bantuan penderekan mobil mogok oleh mobil lainnya, serta starter aki. Tentu hal ini menjadi nilai jual yang lebih daripada kompetitor.
Penawaran tarif yang kompetitif dan juga inovasi teknologi yang terus berkembang, Maxim semakin bersinar mendekati pemain lama Gojek dan Grab. Apalagi di beberapa daerah, seperti di Sumatera misal, Maxim lebih mendominasi. Bukan tidak mungkin, dengan terus memperhatikan kebutuhan dan keinginan pelanggan, Maxim bisa terus tumbuh dan berkembang di masa mendatang.
Penulis: Diaz Robigo
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 5 Jenis Driver Ojol Red Flag di Mata Penumpang, Perjalanan Jadi Nggak Nyaman
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.