Masjid Hidayatullah adalah salah satu masjid yang terletak di Busan Korea Selatan. Masjid satu ini ramai diperbincangkan di media sosial karena berada persis di atas sebuah diskotek. Kok bisa?
Segala hal soal Korea Selatan sedang berada di puncak popularitasnya di Indonesia. Musik K-Pop, serial drama Korea, hingga makanan dan kebudayaan Korea selalu mencuri perhatian orang Indonesia. Banyak orang Indonesia yang akhirnya kepingin mengunjungi Korea suatu hari nanti. Tapi nggak jarang keinginan mereka ini dibayang-bayangi oleh kecemasan, khususnya mereka yang beragama Islam. Mereka khawatir akan susah menemukan makanan halal atau tempat salat.
Di Korea Selatan, muslim merupakan kelompok minoritas. Menurut sensus nasional pada 2015, lebih dari separuh penduduk Korea nggak berafiliasi pada agama tertentu. Menjumpai tempat ibadah agama lain di Korea Selatan, seperti kuil dan gereja, memang nggak sulit. Namun, mencari masjid di Korea Selatan menjadi suatu tantangan tersendiri.
Jumlah masjid di Korea Selatan memang cukup terbatas. Biasanya masjid dan musala di sana berukuran kecil dan berbagi tempat dengan fasilitas umum lainnya. Selain itu, nggak semua kampus di Korea Selatan juga menyediakan fasilitas masjid atau musala untuk mahasiswa muslim. Kalau masjid yang besar umumnya ada di ibu kota atau kota besar yang banyak migran beragama Islam.
Daftar Isi
Uniknya Masjid Hidayatullah Busan yang atas-bawah dengan diskotek
Omong-omong soal masjid, beberapa waktu lalu warganet dibuat heran oleh sebuah masjid unik yang berlokasi di Busan. Keunikannya ini bukan karena interior, dekorasi, atau ornamennya. Melainkan letak masjid itu yang cuma beda satu lantai dari diskotek.
Fakta unik ini pertama kali diungkapkan oleh akun Instagram @must.nury dan dibagikan ulang oleh akun Twitter @recehtapisayng.
Seperti pepatah “Mau Berbuat baik pasti banyak ujian”
.
.
[ credit instagram/must.nury ] pic.twitter.com/lYYCwoJbLO— recehtapisayang (@recehtapisayng) August 28, 2023
Di video pendek tersebut tampak situasi dan kondisi masjid yang berada satu gedung dengan diskotek. Masjid yang bernama Masjid Hidayatullah Jangnim Busan ini berlokasi di lantai 3, sementara diskoteknya ada di lantai 2. Perekam video yang diduga merupakan WNI yang menetap di Korea Selatan dengan kocaknya memberi caption: “Salah pintu urusane karo Munkar Nakir (salah pintu urusannya sama Munkar Nakir)”.
Masjid Busan satu ini bener-bener cuma dipisahkan oleh satu lantai dengan diskotek. Di pintu masuk diskotek tampak papan besar bertuliskan 목화 (Mokhwa) yang saya prediksikan sebagai nama diskoteknya.
Soal diskotek Mokhwa dan Masjid Hidayatullah Busan
Gara-gara riuhnya warganet yang membicarakan fenomena unik yang disebut “godaan duniawi” ini, saya akhirnya mencari tahu informasi-informasi yang berkaitan dengan Diskotek Mokhwa dan Masjid Hidayatullah Jangnim Busan ini. Berdasarkan hasil pencarian saya di Google dan media sosial, inilah beberapa fakta sekaligus dugaan soal keberadaan diskotek dan masjid tersebut.
#1 WNI aktif beribadah Masjid Hidayatullah
Perekam video situasi masjid Busan yang sudah kita saksikan itu adalah orang Indonesia, dan kemungkinan besar adalah orang Jawa. Beliau fasih bertutur dalam bahasa Indonesia sekaligus bahasa Jawa. Kemungkinan lainnya adalah beliau juga jamaah Masjid Hidayatullah yang bukan secara tiba-tiba menemukan masjid tersebut. Ini karena jamaah masjid Busan tersebut kebanyakan adalah WNI.
Dari akun Instagram Masjid Hidayatullah, @dkm_hidayatullah, tampak potret-potret WNI yang aktif “menghidupkan” masjid Busan tersebut lewat kajian, buka puasa bersama, dan kegiatan keagamaan lainnya. Khotbah Jumat pun disampaikan oleh khotib dari Indonesia. Bendahara masjid dan muazin di masjid yang berlokasi di Saha-gu, Jangrim-dong, Busan tersebut pun orang Indonesia. Begitu pula dengan pengumuman, undangan, hingga caption yang berkaitan dengan kegiatan masjid ditulis dalam bahasa Indonesia.
#2 Mokhwa mungkin bukan diskotek
Berkat Google Maps, saya bisa memastikan bahwa Mokhwa memang merupakan diskotek yang berada satu gedung dengan Masjid Hidayatullah. Ini karena Mokhwa beralamat di South Korea, Busan, Saha-gu, Jangnim-dong, 328-16, sementara Masjid Hidayatullah ada di Busan, Saha-gu, Jangnim-dong 326-16.
Hanya saja, ada perbedaan nih dari keterangan perekam video dengan label tempat yang dipasang oleh pemilik usaha Mokhwa. Kalau di video di atas, Mokhwa disebut sebagai diskotek. Sementara di Google Maps, Mokhwa masuk kategori karaoke bar.
Lho, beda?
Kalau merujuk pada Kompas.com, bar dan diskotek itu berbeda. Bar lebih mirip seperti kafe tempat anak muda nongkrong, tapi mereka menjual minuman beralkohol. Jadi bisa disimpulkan kalau karaoke bar adalah tempat nongkrong dan karaokean yang turut menyajikan minuman beralkohol. Perumpamaan paling mudahnya karaoke bar itu seperti tempat bolosnya anak-anak sekolah dalam drakor, seperti di serial Extracurricular.
Sementara itu, diskotek adalah tempat para tamu atau pelanggan untuk menikmati musik yang dimainkan oleh DJ sekaligus menenggak minuman beralkohol. Kalau ajep-ajep, sepertinya lebih pas diidentikkan dengan diskotek, ya.
Karaoke bar dan diskotek memang berbeda, tapi keduanya sama-sama menjual alkohol. Jadi tetap saja, memasuki gedung dan menaiki tangganya bisa menjadi ujian buat yang kurang kuat imannya. Dari rumah niatnya mau beribadah ke masjid Busan ini, eh pas sampai di lantai 2 malah mlipir ke Mokhwa. Duh, angel, angel.
Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Dakwah di Diskotik: Apakah Indonesia Kekurangan Masjid?