Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Mas Menteri, Coba Tengok Sistem Pendidikan Konoha

Muh. Syahrul Padli oleh Muh. Syahrul Padli
27 Desember 2020
A A
Jiraiya Adalah HOS Tjokroaminoto di Konohagakure konoha terminal mojok.co

Jiraiya Adalah HOS Tjokroaminoto di Konohagakure terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Halo, Mas Menteri Pendidikan yang sedang mencari rumusan terbaik untuk pendidikan Indonesia, kabarnya sehat kan? Sehat dong, menteri je. Kalau nggak sehat, nasib pendidikan kita terancam dong ya. Ngomong-ngomong sistem pendidikan, Mas Menteri yang budiman, saya punya pendapat yang lumayan unik—setidaknya menurut saya. Sistem pendidikan terbaik, mungkin, adalah sistem akademi ninja di anime Naruto. Banyak fakta yang bisa saya sodorkan untuk meyakinkan Mas Menteri. Misalnya, di seluruh desa di semesta Naruto, Konoha adalah desa ninja terbaik dengan lulusannya yang disegani. Sebut saja Uchiha Shisui, Kakashi Hatake, Hokage ketiga hingga ketujuh, Jiraiya, Tsunade, dan tokoh utamanya: Uzumaki Naruto.

Bisa dibilang, dari segi mana pun, sistem Konoha lebih baik dari sistem pendidikan di negara Anda saat ini. Berikut saya paparkan sistem pendidikan di akademi ninja Konoha secara lebih terperinci.

Tak membebani guru secara berlebihan

Kelas besar di akademi ninja hanya ada di level SD saja. Selebihnya mereka berpraktik di dunia nyata dengan sistem kelompok berisi tiga orang yang dibimbing oleh satu guru (jounin). Dengan begini, pembelajaran bisa lebih efektif.

Guru bebas bereksperimen dengan medium apa saja dan tak harus membuat RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran) tebal. Tentu saja mereka juga membuat semacam SOP pengajaran yang dipertanggungjawabkan kepada Hokage (Pemimpin Desa).

Pemilihan guru pendamping ini tidak sembarangan. Setiap guru yang dipilih punya rekam jejak yang mentereng. Bukan hanya guru yang diambil karena lulus jounin saja dan belum teruji di dalam pertarungan sebenarnya.

Menilai peserta didik sesuai kapasitasnya

Perkembangan setiap calon ninja dinilai tidak dengan standar tertentu yang disamaratakan. Tidak ada ujian nasional yang mengharuskan calon ninja menguasai semua jurus. Melainkan calon siswa hanya diuji kemampuannya bertarung langsung dengan kemampuan yang dia miliki dan asah terus menerus.

Tapi, semua ninja harus bisa henge no jutsu sih, standarnya itu doang. Ya kali jutsu gituan nggak bisa. Eh, tapi dulu Naruto nggak bisa ding. LOL.

Sesuai dengan zaman dan keadaan

Calon ninja diajari apa yang mereka butuhkan di dunia kerja. Akademik, strategi, fisik, dan teknik. Mereka beradaptasi dengan dunia yang berubah. Jika di era Naruto, mereka diajarkan untuk siap bertarung, di era Boruto mereka diikutkan program PKL (Praktik Kerja Lapangan) di perusahaan atau tempat kerja lain.

Baca Juga:

Dosa Jurusan Pendidikan yang Membuat Hidup Mahasiswanya Menderita

Sekolah Swasta Gratis, Ide Gila yang Bisa Bikin Pendidikan Makin Miris

Learning by doing

Para calon ninja diajari tentang tantangan dan kendala yang dihadapi dengan belajar langsung dari guru pembimbing sambil menjalankan misi. Mereka juga mendapat uang saku tergantung dari tingkat kesulitan dan jumlah misi.

Tidak menciptakan pengangguran

Lulusan akademi ninja mudah diserap di dunia kerja. Belum pernah saya lihat ada lulusan akademi yang menge-print CV dan tak ada panggilan kerja. Bahkan lulusan akademi yang terusir dari desa Konoha diterima bekerja di sebuah organisasi profit lintas negara macam Akatsuki.

Sistem ujiannya berjenjang

Ada tiga sistem ujian yaitu genin (dasar), chuunin (menengah) dan jounin (tinggi). Tiga tingkatan ujian ini efektif mengukur kemampuan siswa dan tidak terikat waktu baku seperti sistem pendidikan konvensional. Jadi kalau memang levelnya selamanya hanya cocok Chunin, maka tingkat kesulitan misi yang dia dapatkan hanya sebatas itu.

Mengajarkan pentingnya kerjasama

Sistem pendidikan di anime Naruto berorientasi pada proses dan kerjasama. Hasil juga penting tapi itu dianggap hanya bonus dari proses dan kerjasama yang baik. Bahkan di dunia Naruto, para calon ninja diajarkan bahwa ninja yang gagal dalam misi dicap sampah, tapi ninja yang mengabaikan temannya lebih buruk dari sampah.

Jam misi fleksibel

Sambil bersekolah, setiap kelompok ninja yang terdiri dari tiga ninja dan satu guru pembimbing, juga menjalankan misi. Misi ini ibarat pembelajaran di lapangan. Setiap misi jamnya fleksibel tergantung keadaan.

Guru memotivasi murid meski tak berbakat

Guru Iruka tak pernah mengatakan Naruto sebaiknya jadi berandalan saja karena nakal dan tak berbakat jadi ninja karena skill ninjutsunya mengenaskan. Andai Guru Iruka tidak memotivasi Naruto, mungkin Naruto tak akan sampai di tahap sekarang.

Guru Gai yang tahu Lee nggak bisa ninjutsu mencari di bagian mana kemampuan terbaik muridnya bisa berkembang. Guru Gai lalu mengajarkan taijutsu dan mengembangkan kemampuan Lee pada titik yang amat tinggi. Lee bisa memaksimalkan potensinya berkat dorongan Guru Gai sampai akhirnya mencapai level jounin. Naruto dan Lee menjadi contoh kesuksesan sistem pendidikan di Konoha di mana guru tak terobsesi dengan murid ideal.

Kesejahteraan guru terjamin

Para guru di Naruto tidak ada tuh yang hidupnya kekurangan. Mereka diberi tempat tinggal dan gaji yang cukup. Memang tak ada yang namanya sertifikasi guru, tapi bisa dibilang mereka sejahtera. Bahkan sesekali mereka bisa traktir murid-muridnya di Ichiraku. Paling yaaa almarhum Asuma doang yang kandas keuangannya gegara Choji.

Jadi Mas Menteri Timbuktu, apa lagi yang ditunggu? Banyak anak-anak yang akan bahagia memakai ikat kepala berlambang negara Timbuktu dan belajar jurus seribu bayangan.

Eh ini ngomongin Timbuktu apa Indonesia sih? Udah ah takut ada abang nasi goreng dadakan di luar rumah.

BACA JUGA Mari Sambut dengan Tawa Wacana Menkes Terawan Soal Wisata Kebugaran, Jamu, dan Kerokan. 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 25 Desember 2020 oleh

Tags: barutojouninkonohaPendidikan
Muh. Syahrul Padli

Muh. Syahrul Padli

Fi(k)sikawan teoretis dan ketua Komunitas Penghayat Sumur

ArtikelTerkait

emansipasi

Berbicara Soal Emansipasi Tapi Masih Tanya Alasan Cewek Sekolah Tinggi: Ngana Sehat?

13 Agustus 2019
Seharusnya Utang Piutang Masuk dalam Kurikulum Pendidikan Indonesia terminal mojok.co

Seharusnya Utang Piutang Masuk dalam Kurikulum Pendidikan Indonesia

22 Februari 2021
Bangkalan Madura Bikin Resah, Pilkades Mengancam Nyawa (Unsplash) sampang

6 Masalah di Bangkalan Madura yang Membuat Rakyat Terus Sengsara

21 September 2024
Hal-hal yang Butuh Banyak Uang di Sekolah selain Wisuda dan Perlu Dibenahi

Hal-hal yang Butuh Banyak Uang di Sekolah selain Wisuda dan Perlu Dibenahi

8 Juli 2023
4 Hal yang Perlu Diketahui sebelum Menyekolahkan Anak di Sanggar Anak Alam (SALAM) Jogja

4 Hal yang Perlu Diketahui sebelum Menyekolahkan Anak di Sanggar Anak Alam (SALAM) Jogja

22 Desember 2023
kemenkeu mengajar pendidikan mojok

Sebenarnya Kemenkeu Mengajar untuk Siapa sih?

17 November 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

27 Desember 2025
Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

27 Desember 2025
Susahnya Cari Ruang Terbuka Hijau di Palembang, Hiburan Cuma Mal atau Kafe, tapi Lama-lama Bosan dan Bikin Rugi!

Susahnya Cari Ruang Terbuka Hijau di Palembang, Hiburan Cuma Mal atau Kafe, tapi Lama-lama Bosan dan Bikin Rugi!

29 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Putuk Lesung Pasuruan Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Malang

Putuk Lesung Pasuruan Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Malang

30 Desember 2025
Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

28 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.