Mars dan Himne KPK Beneran Penting Banget untuk Pemberantasan Korupsi, Percaya deh

Mars dan Himne KPK Beneran Penting Banget untuk Pemberantasan Korupsi, Percaya deh

Mars dan Himne KPK Beneran Penting Banget untuk Pemberantasan Korupsi, Percaya deh (pixabay.com)

Nyinyiran di dunia musik tak akan pernah habis. Selain karya, tampaknya nyinyiran juga akan selalu berlipat ganda di cabang seni satu ini. Dan bahan nyinyiran terbaru dunia musik datang dari… KPK. Tepatnya, mars dan himne KPK.

Oke, memang KPK dan musik adalah dunia yang berbeda, dan amat jarang bersama. Namun, entah kenapa, saat mereka bersinergi, ujungnya malah jadi nyinyiran. Tapi, ada konteksnya. Mars dan himne KPK dikritik sebab pemberantasan korupsi tak butuh himne dan mars yang tak lebih dari sekadar gimik.

Tapi, saya punya pendapat berbeda.

Saya bahagia, akhirnya KPK punya mars dan himne sendiri. Sebuah kemajuan yang sayangnya justru terkena banyak terpaan ketidaksetujuan. Banyak juga yang sepertinya mengarah ke suuzan, alias berpikiran buruk. 

Sebentar, tarik nafas dalam-dalam, jangan dikit-dikit suuzan dan berpikiran sesempit itu.

Banyak yang berpendapat jika KPK tak perlu himne ataupun mars. Ini adalah pendapat yang ngawur dan tak berdasar. Semua hal butuh lagu. Tahu bulat saja ada lagunya, meski liriknya monoton pun menyebalkan. Es krim, susu, roti, bahkan sabun colek, punya lagu sendiri. Apalagi badan sekelas KPK, ya, isin kalau nggak punya. Mars dan himne KPK ini penting untuk membakar semangat para pegawai, agar makin trengginas saat bekerja mengamankan negara dari para koruptor. Lagu, pada titik tertentu, bisa membakar semangat dan menembus batas kemampuan manusia.

Bayangkan saja, saat nanti ada operasi tangkap tangan, lalu mars KPK diputar, apa nggak heroik banget? Nanti adegannya jadi mirip dengan yang ada di film-film macam James Bond, Die Hard, dan filmnya Steven Seagal. Apalagi kalau dikasih efek slo-mo, lalu ditambah adegan koruptor yang sedang melambaikan tangan sembari tersenyum dalam balutan rompi oranye. Syahdu banget.

Atau mungkin koruptornya menyerah dan langsung mengaku bersalah setelah mendengar lagu tersebut. Sama seperti lagu Christina Aguilera, yang sempat jadi “senjata” CIA.

Selain mempertanyakan urgensi, banyak orang juga mempertanyakan kredibilitas dari istri Pak Firli Bahuri. Memang kita punya Addie MS, Purwacaraka, Erwin Gutawa, Iwan Fals, Guruh Sukarnoputra, bahkan Denny Caknan. Tapi, jangan ragukan kemampuan istri Pak Firli. Kalian ini pasti belum tahu lagunya kan? Gitu kok nge-judge.

Iya, saya tahu, itu namanya conflict of interest. Tapi, masak bakat mau disia-siakan? Ngawur klean ini.

Dengan kata lain, Ibu Ardina Safitri adalah orang paling tepat dan paling mampu untuk menciptakan mars dan himne KPK. Blio jelas menguasai wawasan kebangsaan yang dibutuhkan untuk memberantas korupsi itu. Maka, wajar lah kalau blio bikin itu lagu. Conflict of interest? Ah, apa itu.

Maka dari itu, jangan anggap ini nepotisme. Bukan juga karena bucin ke ayang, kemudian memberi penghargaan. Ini semata-mata karena memang hanya mereka yang mampu dan pantas mengemban tanggung jawab sebesar ini. Mungkin tak ada pilihan lain selain sang istri. Sebab, bikin mars dan himne bukan hal sepele. Ini adalah karya musik untuk KPK, dan harus bisa mencerminkan marwah KPK. Sehingga pilihan Pak Firli Bahuri adalah tepat, akurat, dan presisi. Anti mleset dan mlengse, Maszzeeh.

Meski begitu, saya juga percaya dengan teori dari orang bijak yang menyatakan bahwa: punya himne dan mars itu (mungkin) bagus untuk semangat, serta ampuh mengingatkan para anggotanya soal tugas dan kewajiban. Tapi, kalau soal semangat kerja, sudah melaksanakan tugas dan kewajiban, itu hal yang berbeda dan masih perlu didalami lagi.

Penulis: Bayu Kharisma Putra
Editor: Rizky Prasetya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version