Bagi umat Islam, tentu tidak asing lagi dengan istilah mandi wajib. Mandi dengan cara menuangkan air ke seluruh tubuh ini bertujuan untuk menghilangkan hadas besar. Hayo, masih ingat nggak apa saja yang termasuk hadas besar? Atau jangan-jangan, apa itu hadas pun lupa?
Baiklah. Kita kupas satu per satu. Mulai dari pengertian hadas. Menurut KBBI, hadas adalah keadaan tidak suci pada diri seorang muslim yang menyebabkan ia tidak boleh sholat, tawaf, dll. Nah, berdasarkan cara menyucikannya, hadas dibagi menjadi dua yaitu hadas kecil dan hadas besar. Yang termasuk dalam hadas kecil yaitu buang air besar, air kecil dan kentut. Cara mensucikan hadas ini cukup mudah yaitu dengan berwudu atau tayamum saja.
Sedangkan yang termasuk dalam hadas besar adalah keluar darah berupa haid maupun nifas (begi perempuan), keluar air mani yang disebabkan karena mimpi basah atau sebab lain, serta hubungan suami-istri. Cara mensucikan hadas ini tidak cukup hanya dengan berwudu, melainkan harus mandi wajib.
Iya, secara sederhana mandi wajib itu memang mandi besar. Namun, pada praktiknya, mandi wajib ini tidak sekadar keramas apalagi gebyar-gebyur doang. Ada rukun yang harus diperhatikan agar mandi wajib kita benar-benar sah. Biar apa? Biar tidak mengganggu kesempurnaan ibadah kita selanjutnya. Bagaimanapun juga, Islam sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kesucian dalam beribadah. Jadi, nggak ada salahnya untuk kita sama-sama belajar kembali tentang tuntunan mandi wajib yang benar.
Rukun mandi wajib
Berbicara tentang tuntunan mandi wajib yang benar, maka tak bisa lepas dari rukunnya. Rukun, adalah hal yang harus kita kerjakan saat melakukan sesuatu. Jika dikaitkan dengan mandi wajib, maka rukunnya ada dua, yaitu niat dan mengguyur seluruh bagian tubuh.
Dalam madzhab Syafi’i, niat harus dilakukan bersamaan dengan saat air pertama kali disiramkan ke tubuh. Kalau kebetulan siraman air pertama ke tubuh tidak dibarengi dengan niat (karena faktor lupa), maka aktivitas mengguyur anggota badan tadi tidak termasuk dalam mandi besar. Dengan kata lain, harus diulangi lagi.
Sebagai contoh, ketika awal mandi wajib, kamu pertama kali menyiram bagian muka. Elah jebul kamu kelupaan nggak baca niat mandi wajib. Kemudian, kamu menyiram bagian dada. Nah, siraman kedua ke arah dada ini, sudah dibarengi dengan niat. Maka, siraman pertama di muka dianggap tidak termasuk dalam rangkaian mandi. Lha wong nggak diawali dengan niat, kok. Sehingga, setelah menyiram bagian dada, kamu harus menyiram kembali bagian muka. Gitu maksudnya.
Baca halaman selanjutnya
Niat yang dibaca saat mandi wajib…