Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Manchester United Ternyata Kalah Kelas dari Manchester City, Si Perusak Anus UEFA

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
14 Juli 2020
A A
manchester united manchester city liga inggris FFP david pannick MOJOK.CO

manchester united manchester city liga inggris FFP david pannick MOJOK.CO

Share on FacebookShare on Twitter

Selama ini saya kira Manchester United berada di kelas yang berbeda jika dibandingkan Manchester City. United, diklaim dan mengklaim diri sebagai yang terbaik di kota Manchester. Bahkan, Sir Alex Ferguson sempat meledek City sebagai Si Tetangga Berisik. Ledekan yang lucu, sekaligus tepat sasaran.

Sebuah tim dianggap sebagai klub besar ketika dia punya rekam jejak yang luar biasa di sepanjang sejarah sepak bola. Menjadi juara dengan tenaga sendiri. Menjadi yang terbaik dengan caranya sendiri; dengan kualitas pemain, cara bermain, dan kebaruan yang ditawarkan. Namun, ternyata, United kalah kelas dari City, setelah mendaku diri sebagai salah satu yang terbaik di sejarah sepak bola Inggris.

Bagaimana tidak, ketika Manchester United hanya bisa bermain imbang dengan Southampton, Manchester City menang dengan skor besar dari sebuah tim dengan kekuatan sangat besar di sepak bola: UEFA. Jika Manchester United ditahan imbang dengan skor 2-2, kebobolan di menit akhir lagi, City menang dengan skor 4-0.

Pembobol aturan dari Manchester City adalah Khaldoon Al Mubarak, Ferran Soriano, Mohammed Al Nahyan, dan Sheikh Mansour. Ketika sudah terdesak dan terbukti sebagai pelanggar aturan, City bisa lolos dari kekalahan berkat kekuatan uang dan pengaruh. Luar biasa sekali, bukan. Dengan ini jelas, kelas mereka di atas Manchester United, dan semua klub di dunia.

Jelas, mereka ada di atas semua klub di dunia, bahkan berada di atas aturan. Peradilan yang digelar oleh CAS cuma pertunjukkan omong kosong. Sebuah panggung gelap di mana mereka yang punya kuasa untuk menentukan takdir manusia, sedang bermain-main. Mempermainkan aturan dan nyawa manusia demi syahwat mereka di sepak bola. Seperti anak kecil yang sedang menyiksa serangga dengan lup dan sinar matahari.

Manchester United, dan semua klub di dunia ini kalah kelas dari Manchester City. Kenyataan yang bikin saya pengin muntah. Ketika United, tim pemuja setan sudah begitu menyebalkan, ternyata City adalah klub yang jauh lebih jahat, lebih tidak “sportif”. Sejarah keculasan Real Madrid, Barcelona, Jenderal Franco, dan diktator sepak bola lainnya, tidak ada seujung upil kekuatan di balik layar yang dimiliki Manchester City.

Setelah CAS menjungkirbalikkan hukuman 2 tahun tidak berlaga di kompetisi Eropa, Manchester City cuma dedenda 10 juta euro dari yang sebelumnya 30 juta euro. Manajemen City, lewat pernyataan resmi, menyatakan menerima keputusan ini. Tidak ada klub bersih di dunia yang mau menerima denda 10 juta euro atas pelanggaran FFP dengan lapang dada.

The fact that City just ‘welcomed’ a £10 million fine suggests that they know they got away with it. No organization that is innocent of something is okay with a £10 million loss. https://t.co/44T4RUa3ux

— Josh SchneiderWeiler (@schneiderweiler) July 13, 2020

Baca Juga:

Persamaan Kontroversi Feodalisme Pondok Pesantren dan Liverpool yang Dibantu Wasit ketika Menjadi Juara Liga Inggris

Manchester United Adalah Lelucon Dimulai dari Internal, tapi Selalu Bodoh lalu Menyalahkan Pelatih dan Pemainnya

Saya tidak bisa memahami, Manchester United kebobolan di menit akhir ketika melawan Southampton. Namun, setelah melihat rekaman pertandingan, kebobolan menit akhir menjadi keniscayaan ketika koordinasi antara kiper dan bek tengah menjadi kacau. Sebuah kebobolan yang “manusiawi”.

Sementara itu, saya lebih tidak bisa memahami ketika UEFA membiarkan anus mereka dirusak oleh gerombolan Khaldoon dan Mansour. Membuat segala hitam dan putih di atas kertas bernama aturan menjadi omong kosong belaka. Aturan, yang diklaim akan melindungi klub, nyatanya tidak berdaya melawan sesuatu “yang bukan sepak bola”.

Ketika Manchester United menjadi kekasih wasit, ledekan yang meledak di media sosial adalah ledekan-ledekan menyenangkan. Jenis ledekan suporter bola yang bakal terus lestari. Namun, kita masih bisa menikmatinya. Ketika Manchester City menjadi kekasih uang belaka, mereka bukan lagi klub sepak bola, tetapi mafia yang menyaru menjadi segerombol pemain bergaji mahal.

Segerombol orang dengan balutan nama Manchester United yang bisa mengendalikan segalanya dengan kibasan uang dan ancaman. Sungguh berkelas, bukan? Berkelas matamu! Dan suporter mereka menari di timeline media sosial. Menjijikkan.

Tidak ada kebanggaan dari pelanggar aturan dan bisa lolos berkat uang. Mendukung mereka artinya mendukung pemerkosaan kepada sepak bola. Tidak akan ada lagi kesetaraan seperti yang didengungkan UEFA. Kalau sampai akhir Juli ini UEFA tidak bertindak, kita tahu mereka menikmati anusnya disemburit oleh Manchester City.

UEFA adalah badan sepak bola yang korup? Ah, bukan berita baru.

Kita semua, tidak hanya Manchester United, kalah kelas dibandingkan Manchester City. Namun, kita semua bisa menepuk dada dengan bangga bahwa kita masih berada di kelas akal sehat. Di kelas “sportif” dan masih bisa dinikmati. Sementara itu, Manchester City dan mungkin PSG, menikmati kecurangan sebagai bagian dari kejuaran sepak bola.

Menjijikkan.

BACA JUGA 8 Menit 46 Detik George Floyd Meregang Nyawa Adalah Sebuah Pengkhianatan dan tulisan Yamadipati Seno lainnya. 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 14 Juli 2020 oleh

Tags: FFPliga inggrismanchester citymanchester unitedUEFA
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

ArtikelTerkait

arsene wenger arsenal MOJOK

Kangen Arsene Wenger Sebagai “Sosok Manusia”, Bukan Pelatih di Atas Lapangan

4 Juli 2020
Mungkin, Manchester United Baru Kembali Berjaya setelah 30 Tahun seperti Liverpool, atau Mungkin Tetap Jadi Medioker Hingga Kiamat

Mungkin, Manchester United Baru Kembali Berjaya setelah 30 Tahun seperti Liverpool, atau Mungkin Tetap Jadi Medioker Hingga Kiamat

13 Desember 2023
manchester united Liverpool MOJOK

Manchester United Layak Dibenci Karena Fans Mereka Seperti Anak Kecil

7 Juli 2020
Liverpool

Bocoran Keputusan Liga Inggris: Liverpool kembali Puasa Gelar Liga Inggris

7 Mei 2020
Mumpung Gratis Selama PPKM, Berikut Rekomendasi Film Klasik Indonesia di Mola TV Terminal mojok.co

Dear Mola TV, Percuma Punya Konten Beragam kalau Gangguan pada Jam Prime Time

24 Oktober 2021
Mau Tak Mau, Fans MU Harus Bersabar dengan Erik ten Hag

Mau Tak Mau, Fans MU Harus Bersabar dengan Erik ten Hag

23 April 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri
  • Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier
  • Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya
  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu
  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.