Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Manchester United dalam Bahaya, FIFA Resmi Ambil Alih VAR karena Inkonsistensi

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
11 Juli 2020
A A
manchester united arsenal liga inggris VAR MOJOK.CO

manchester united arsenal liga inggris VAR MOJOK.CO

Share on FacebookShare on Twitter

Sejak awal digunakan secara global, VAR selalu menjadi sorotan. Teknologi yang seharusnya membantu wasit mengambil keputusan, justru menjadi pusat kontroversi. Kini, FIFA bertindak tegas. Mereka mengambil alih sistem VAR karena alasan, salah satunya, inkonsistensi. Wah, sebuah tanda bahaya untuk Manchester United?

Tengah minggu ini, Manchester United mendapatkan penalti kontroversial, seperti biasanya, sih. Jadi bukan lagi sebuah kejutan. Bruno Fernandes, yang tertangkap kamera menginjak kaki pemain Aston Vila, justru mendapatkan pelanggaran. Penalti diberikan dan dieksekusi dengan baik. Manchester United menang dengan skor 3-0.

Beberapa jam kemudian, mantan wasit Liga Inggris, Dermot Gallagher menegaskan kalau penalti Manchester United seharusnya tidak diberikan. Bahkan pernyataan tersebut diamini oleh otoritas Liga Inggris. Penalti yang didapatkan Manchester United memang tidak sah. Sekali lagi, bukan sebuah kejutan.

Kata “penalti” sendiri, saya usulkan, dibubuhkan ke dalam akta pendirian Manchester United, dimasukkan sebagai nama tengah. Misalnya menjadi Manchester “penalti” United untuk menegaskan betapa mudahnya mereka mendapatkan kasih sayang dari para wasit Liga Inggris.

Sebagai perbandingan, untuk musim ini saja, Manchester United mendapatkan 18 penalti di semua kompetisi. Sementara itu, Arsenal mendapatkan 17 penalti. Bukan untuk musim ini, tetapi akumulasi selama 6 TAHUN. Sebuah perbandingan, yang maaf saja, tidak mengejutkan jika kita sedang membicarakan Theater of Referee Manchester United.

Klub yang seharusnya dibubarkan karena menjadi pusat ketidak-netral-an wasit di Liga Inggris memang menyandang status musuh bersama. Bagaimana tidak, ketika semua tim bermain dengan 11 pemain, Manchester United bermain dengan 14 pemain: 11 pemain + 1 wasit utama + 2 hakim garis. Jelas, ini tidak adil.

FIFA, sebagai otoritas tertinggi sepak bola dunia, merasa penggunaan VAR selama ini sungguh tidak konsisten. Hal itu diungkapkan oleh Pierluigi Collina, Ketua Komite Wasit Internasional. “Jika kamu mendukung sebuah tim, kamu akan selalu berusaha melindungi rekan-rekanmu. Jika temanmu berbuat salah, kamu akan mencari segala cara untuk mencari pembenaran atas kesalahan temanmu,” ungkap mantan wasit legendaris itu.

Inkonsistensi pengambilan keputusan, menjadi salah satu alasan FIFA mengambil alih sistem VAR di semua kompetisi. Secara resmi, per 1 Juli 2020, VAR akan ada di bawah pengawasan International Football Association Board (IFAB).

Baca Juga:

Persamaan Kontroversi Feodalisme Pondok Pesantren dan Liverpool yang Dibantu Wasit ketika Menjadi Juara Liga Inggris

Manchester United Adalah Lelucon Dimulai dari Internal, tapi Selalu Bodoh lalu Menyalahkan Pelatih dan Pemainnya

“Jika aturannya sudah tercantum di Laws of The Game, sudah seharusya diterapkan di semua tempat. Jika tidak, kamu bisa membayangkan kekagetan seorang pemain yang dianggap melanggar aturan di laga internasional, di mana dia dianggap tidak bersalah ketika bermain di liga lokal,” tegas Collina. Hmm… Manchester United perlu khawatir, nih.

Collina selalu menegaskan soal konsistensi penggunaan VAR. Salah satu aspek yang ditegaskan Collina adalah penggunaan monitor di sisi lapangan. Jadi, wasit bisa melihat kembali kejadian krusial alih-alih hanya “mendengarkan bisikan” dari ruang VAR. Ini yang jadi “wasit” itu wasit atau VAR? VAR adalah teknologi, bukan penentu akhir sebuah keputusan.

Collina sendiri mendapakan dukungan dari chief of Global Football Development FIFA. Bahwa Liga Inggris, dan liga-liga lainnya harus selalu menyediakan monitor di sisi lapangan. Jadi, wasit dan semua orang bisa menguji kembali kejadian krusial, misalnya penalti untuk Manchester United, yang terbukti tidak valid dan menjadi kesalahan wasit.

Siapa chief of Global Football Development FIFA? Beliau adalah Arsene Wenger. HEHEHE….

“Wasit harus punya monitor untuk memastikan benar atau tidak keputusan yang ia ambil. Monitor itu akan membantu wasit mendapatkan kredibilitas, terutama, karena mereka yang ada di ruangan VAR belum punya pengalaman untuk mengambil sebuah keputusan penting di sebuah pertandingan,” tegas Arsene Wenger, seperti dikutip Sky Sports.

Kini, Collina dan Wenger adalah dua sosok dengan pengaruh besar di dalam tubuh FIFA. “Keprihatinan” mereka berhasil memaksa Liga Inggris untuk menggunakan monitor sebagai alat pembantu wasit.

Collina sendiri akan mengambil alih kuasa David Elleray, Direktur Teknik IFAB. Untuk kamu pahami, pertama, IFAB adalah organisasi di bawah FIFA yang berkuasa menyusun peraturan di sepak bola. Kedua, David Elleray adalah mantan wasit dari Inggris. Kamu tahu, wasit-wasit Inggris memang dikenal bias dan tidak netral. Sebuah langkah drastis dari FIFA yang akan menyulitkan tim-tim kekasih wasit seperti Manchester United?

Keputusan FIFA ini berarti 4 negara yang punya privilise di IFAB (Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara) dianggap cuma punya 1 suara. Sementara itu, FIFA punya 4 suara di IFAB, terkait proses pengesahan sebuah aturan baru. Oleh sebab itu, Arsene Wenger, yang menjabat chief of Global Football Development FIFA punya kekuasaan lebih besar untuk mengubah sebuah aturan terkait VAR.

Dan, salah satu aturan yang akan segera direvisi Wenger adalah aturan mereview offside menggunakan VAR. FIFA akan lebih mempertegas perbedaan jarak antara penyerang dan pemain bertahan sehingga keputusan yang lebih akurat bisa diambil. Hmmm…pas banget Arsenal gagal menang karena “gol offside” Leicester City, nih.

Melihatnya dari sudut pandang fans Arsenal, dominasi Arsene Wenger di FIFA ini sungguh menyenangkan. Harapannya, banyak aturan konyol bisa direfisi. Terutama, perbaikan kualitas wasit di Inggris. Wasit di Inggris sudah seperti bukan pengadil, namun menjadi algojo bagi tim yang mereka dukung; antara Manchester United dan Tottenham Hotspur. Dua tim bau bangkai itu.

Terlebih, kalau ada 1 orang yang paling sakit hati kepada wasit Inggris, dia adalah Arsene Wenger sendiri. Malam pedih di Old Trafford itu akan selalu menjadi luka batin bagi semua fans Arsenal.

Ketika wasit, dengan sangat terang benderang, membantu Manchester United melukai rekor Arsenal. Mulai detik itu, Manchester United menjadi musuh semua klub. Kok ya klub brengsek, curang, kekasih wasit seperti itu masih ada yang mendukung. Belepotan dosa kok terus didukung. Setan, kok, dipuja.

Ayo, Pak Wenger, babat habis wasit-wasit brengsek di Liga Inggris. Nyalakan alarm tanda bahaya untuk si medioker akal sehat: Manchester United.

BACA JUGA Milan Kalahkan Juventus, tapi Dapat Penalti, Milanisti Kecewa dan tulisan Yamadipati Seno lainnya. 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 11 Juli 2020 oleh

Tags: arsenalArsene Wengerfifaliga inggrismanchester unitedvarwasit
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

ArtikelTerkait

cara main fantasy premier league bermain fpl mojok.co

3 Tips Penting Bermain FPL untuk Pemula

12 September 2020
Antony: di MU Dianggap Jadi Beban, di Real Betis Jadi Pahlawan, Sebenar-benarnya GOAT!

Antony: di MU Dianggap Jadi Beban, di Real Betis Jadi Pahlawan, Sebenar-benarnya GOAT!

24 Februari 2025
cristiano ronaldo juventus mojok

Kalau Cristiano Ronaldo (Jadi) ke Manchester City, Fans MU Bisa Ikhlas, kan?

27 Agustus 2021
Manchester United dan Final Cap Taek- Awet Jadi Pecundang!

Manchester United dan Final Cap Taek: Sampai Kapan Terpuruk dan Menjadi Pecundang?

22 Mei 2025
ole pemain underrated fans bola fans Manchester United MU jesse lingard manchester united liverpool Real Madrid #GlazersOut Gini doang nih grup neraka? MOJOK.CO

#GlazersOut dan Rumitnya Menjadi Fans Manchester United: Wawancara dengan @onestopunited

22 September 2020
Anthony Taylor: Wasit Premier League, Kualitas Liga Indonesia chelsea wasit liga inggris VAR

Anthony Taylor: Wasit Premier League, Kualitas Liga Indonesia

15 Agustus 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

27 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

27 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.