Saya salah satu dari banyak perantau di Malang. Selama beberapa tahun tinggal di Kota Apel ini, saya banyak mencatat hal menarik. Salah satunya, bagaimana kebiasaan warga setempat healing. Sebagai salah satu daerah yang kerap dikunjungi pelancong, ternyata kebanyakan warga Malang memilih healing di luar daerahnya. Salah satu destinasi yang dituju adalah Surabaya.
Awalnya saya heran, daerah ini diberkahi dengan keindahan alam yang luar biasa, tapi kenapa warganya justru memilih Surabaya yang sesak. Orang Surabaya saja memilih healing di Malang. Apa yang dicari warga di Surabaya? Kenapa harus Surabaya dan tidak daerah lain?
Warga Malang mencari hiburan di Surabaya
Selidik punya selidik, warga Malang memang ingin mencari fasilitas-fasilitas yang lebih lengkap. Malang memang sudah memanjakan warganya dengan berbagai hal mulai dari mal, universitas, hingga tempat hiburan. Namun, Selengkap-lengkapnya fasilitas di sana, Kota Apel ini masih kalah jauh dibanding Surabaya yang merupakan salah satu kota besar di Indonesia. Kota Pahlawan itu memang lebih pas dibandingkan dengan Jakarta, Bandung, Semarang, atau kota-kota besar lain.
Malang jelas tidak ada apa-apanya dengan Surabaya, apalagi perkara belanja. Tidak sedikit warga berwisata ke Surabaya khusus belanja merek-merek ternama. Merek-merek yang tidak bakal mereka temui di mal Malang. Surbaya juga lebih lengkap terkait hiburan-hiburan modern seperti bioskop, waralaba kuliner ternama, dan masih banyak lagi.
Infrastruktur yang lebih rapi
Hal lain yang bisa didapat di Surabaya adalah infrastruktur yang lebih rapi. Sudah jadi rahasia umum, infrastruktur Malang itu buruk, entah jalan maupun transportasi publiknya. Simpul-simpul kemacetan semakin banyak ditemukan di kota mungil itu. Terminal Mojok sudah beberapa kali memuat tulisan tentang buruknya infrastruktur di Malang, lengkap dengan kritik-kritiknya.
Infrastruktur yang rapi memudahkan pendatang untuk bepergian. Itulah yang dirasakan warga ketika ke Surabaya. Selain mengendarai kendaraan pribadi, mereka dapat dengan mudah eksplorasi Kota Pahlawan dengan transportasi umum. Hal yang sangat asing di Malang karena angkotnya yang begitu membingungkan.
Saya merasa, fasilitas-fasilitas publik lebih diperhatikan di Surabaya. Selain transportasi umum yang memadai, bukti lain pemkot mengurus daerahnya adalah alun-alun yang terawat. Alun-alun Surabaya begitu indah dengan perpaduan konsep modern dan gedung peninggalan Belanda. Kerennya lagi, di bawah alun-alun tersebut terdapat sebuah ruangan seni dengan beragam lukisan menarik yang bisa kamu akses menggunakan eskalator. Kalau malam hari alun-alun ini indahnya bukan main dengan memainkan warna lampu. Saya akui, ini salah satu tempat favorit ketika berada di kota ini. Jempol lima untuk pemerintahnya.
Setelah menggunakan kacamata orang Malang, saya jadi lebih memahami hasrat mereka bepergian ke Surabaya. Sebenarnya, Malang akan menjadi paket lengkap kalau memiliki keunggulan-keunggulan Surabaya ya, seperti infrastruktur rapi dan hiburan modern yang lebih lengkap. Namun, apakah itu memungkinkan? Melihat keluhan-keluhan warga seputar pemkotnya yang nggak paham prioritas, saya rasa impian itu akan butuh waktu lama.
Penulis: Raihan Dafa Achmada
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Kota Malang Benar-benar Malang, Transportasi Publik Bobrok Berkat Pemkot Nggak Paham Prioritas
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.