Sekitar tahun 2000-an awal, film horor bertemakan jailakung sangat popular di kalangan masyarakat. Setiap hari orang-orang seolah tak pernah ada bosannya membahas soal hantu dengan tagline ‘Datang tak dijemput, pulang tak diantar’ tersebut. Menurut Wikipedia, jailangkung sendiri merupakan sebuah permainan tradisional Nusantara yang bersifat ritual supernatural. Biasanya permainan ini menggunakan media gayung, batok kelapa, dan batang kayu. Ketiga alat tersebut kemudian dirangkai dan didandani menggunakan pakaian.
Tujuan dari permainan ini cukup bervariasi. Ada yang memang ingin berinteraksi dengan makhluk halus, ada yang minta wangsit (biasanya para pengabdi togel), ada juga yang cuma sekadar main-main belaka. Seseorang yang bisa benar-benar mengundang jailangkung ini, kemudian akan tenar. Seolah semua itu merupakan sebuah prestasi yang bisa dibanggakan dan dipamerkan pada semua orang.
Hingga saat ini, saya masih ingat dengan mantra yang digunakan untuk mengundang jailangkung tersebut. Kira-kira begini bunyinya, Jailangkung Jailangset di sini ada pesta, pesta kecil-kecilan, jailangkung jailangset datang tak dijemput, pulang tak diantar. Setelah mantra tersebut diucapkan, maka si makhluk halus ini akan datang dan memasuki boneka buatan tadi.
Banyak anak-anak dan para remaja yang ingin bereksperimen mengundang hantu yang satu ini. Salah satunya adalah teman sekaligus tetangga saya. Dia bersama dua teman lainnya sok-sokan mengadakan ritual mengundang jailangkung di kamarnya. Niatnya sih hanya sekadar main-main saja, gak tahunya si hantu ini beneran datang. Datangnya gak tanggung-tanggung lagi, ngajak teman banyak. Saya yakin, si hantu ini memiliki rasa solidaritas yang tinggi. Tahu ada pesta, dia ngajak-ngajak temannya dong biar senang-senangnya gak sendirian.
Saya gak tahu secara pasti alat apa yang digunakan teman saya ini dan mantra apa yang sudah ia ucapkan, sehingga bisa menarik perhatian begitu banyak hantu yang datang dari berbagai desa tetangga. Menurut cerita teman saya sebelum dia jatuh pingsan karena ketakutan, ia melihat sosok tinggi besar dan berwarna hitam masuk ke dalam kamarnya. Ternyata tak hanya si hantu besar ini saja yang menakuti teman saya beserta keluarganya, tapi juga banyak sosok-sosok makhluk halus lainnya yang ikutan membuat gaduh rumah teman saya ini.
Menurut orang pintar yang dimintai tolong oleh pihak keluarga, katanya mantra yang diucapkan teman saya ini seolah membuka akses semua hantu yang berada di lingkup daerah tersebut. Bahkan katanya hantu terkuat di area kecamatan tersebut pun juga ikutan datang. Si orang pintar ini saja sampai mengaku menyerah dengan tugas tersebut.
Akibat ulah teman saya ini, akhirnya ia beserta adik dan ibunya tiap sore mengungsi ke rumah saudara untuk menginap. Karena setiap malam itu si hantu ini akan melakukan teror tiada habisnya. Entah itu menggedor-gedor pintu, mengetuk-ngetuk jendela, dan juga menjatuhkan beberapa perabot rumah. Hanya bapak teman saya ini yang bertahan untuk menjaga rumah. Tapi karena si bapak ini juga takut sendirian, alhasil setiap malam bapak saya jadi menginap di rumah teman saya ini selama hampir semingguan.
Kebetulan bapak saya itu berteman baik dengan bapaknya teman saya ini, sehingga bapak saya dimintai tolong untuk menemaninya tiap malam. Menurut cerita bapak, selama menginap di rumah tersebut, memang setiap malam terdengar suara gaduh dari luar kamar. Tapi tiap kali bapak menengok keluar, semuanya kembali tenang seperti semula.
Segala hal juga sudah dikerahkan untuk mengusir hantu ini. Kebetulan keluarga teman saya ini orangtuanya itu berbeda agama. Sehingga mereka meminta tolong pada para pengurus dan jemaat gereja untuk melakukan sembayangan di rumah. Karena belum mempan juga, mereka juga minta tolong pada ustaz dan para warga desa untuk melakukan pengajian di rumah. Namun ternyata mengusir hantu yang sudah kadung marah ini tak semudah yang dibayangkan. Saya lupa gimana akhirnya si hantu ini mau berdamai dan memaafkan kesalahan teman saya ini. Karena kalau gak salah teror hantu ini berlangsung cukup lama sehingga beritanya tak lagi hot untuk diperbincangkan lagi.
Sebenarnya tak salah juga si hantu ini marah. Siapa sih yang mau dikerjain kayak gitu? Bayangin ajalah kita yang jadi hantunya tersebut. Dapat undangan pesta, sudah dandan, milih baju, ngajakin teman-teman, dan datang dari jauh-jauh, lalu setelah sampai tempat tujuan ternyata kita hanya di-PHP. Padahal dalam bayangan, kita bakalan have fun dengan pesta tersebut. Bisa makan makanan enak secara gratis. Ternyata oh ternyata cuma prank! Dasar manusia, hobi banget nge-prank. Sampai hantu saja juga gak kelewat dikerjain.
Jangan suka mengganggu kalau memang kita tak suka mengganggu. Biar pun makhluk halus, mereka juga punya kehidupan sendiri. Tak usahlah kita cari gara-gara dengan mereka. Ingat syair lagunya Seurius, Hantu juga manusia punya rasa punya hati, jangan samakan dengan pisau belati. Eh..eh masa hantu manusia sih.
BACA JUGA Pengalaman Numpang Tidur di Kuburan atau tulisan Reni Soengkunie lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.