Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Makna Ungkapan ‘Semongko’ dan Filosofi Gambaru di Jepang

Thariq Munthaha oleh Thariq Munthaha
31 Oktober 2020
A A
Makna Ungkapan 'Semongko' dan Filosofi Gambaru di Jepang terminal mojok.co

Makna Ungkapan 'Semongko' dan Filosofi Gambaru di Jepang terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Tarik, Sissst, Semongkooo!!!

Setelah ditelisik, ternyata kata “semongko” yang lagi booming akhir-akhir ini sama sekali nggak ada hubunganya dengan buah semangka. Penting atau tidaknya untuk dibahas nanti dulu, saya menulis ini demi memperkaya khazanah pengetahuan ilmiah dan filsafat dunia perkoploan tanah air. Sebagai ilmuwan dan pengkaji ilmu per-ambyar-an, saya merasa terpanggil untuk mengungkap kebenaran istilah ini agar tak terjadi simpang siur di tengah netizen Indonesia.

Sejarah viralnya, “Tarik, Sist, semongko!”

Semua akan koplo pada waktunya. Kalimat ini menggambarkan jika semua lagu di dunia ini suatu saat nanti akan koplo pada saat yang tepat. Istilah ini juga berlaku bagi lagu berjudul Bunga yang dipopulerkan oleh Thomas Arya. Lagu bergenre melayu yang pernah hits di awal tahun 2000-an ini, kemudian dibawakan ulang oleh Anggun Pramudita dengan aroma koplo yang mengundang siapa pun untuk berjoget.

Salah satu yang paling fenomenal adalah penampilan Anggun Pramudita saat membawakan Bunga dalam acara 2nd Anniversary Pemuda Damlimo Community di Banyuwangi, Jawa Timur, yang kemudian diunggah salah satu akun YouTube resmi grup musik koplo.

Lalu, lagu ini kembali mewabah di kalangan para TikTok-ers planet nameks dan diunggah ulang oleh akun-akun Instagram shitpost tanah air. Ia dijadikan backsound video penyegar timeline joget-joget cewek-cewek manis seksi nan aduhai, hingga kaum tulang lunak Kaefci yang ngebor ria sambil memutar lagu ini pada video pendek mereka. Yang paling menarik pada lagu ini adalah kalimat pembuka sebelum alunan gendang koplo yang khas masuk, “Tarik, Sist, semongko!” kata mas-mas pengiring suara latar Anggun Pramudita dengan semangat koplonya yang khas, sehingga menjadi viral di dunia media sosial dan sangat melekat siang-malam hingga terbawa mimpi.

Terus apa sebenarnya arti kata “semongko”? Bagi saya orang di luar Jawa yang sama sekali tak paham bahasa Jawa, awalnya beranggapan kata “semongko” ini bermakna buah semangka dalam bahasa Jawa. Istilah ini awalnya saya kira merujuk pada ajakan makan buah semangka. Atau barangkali ini merupakan ajakan untuk menggalang konsep vegetarian atau health culture. Asyik juga ya sekarang, koplo yang identik dengan ciu dan tuak tiba-tiba menyajikan konsep ini. Namun, ternyata istilah ini sama sekali tidak ada hubunganya dengan buah semangka. Ia merujuk pada hal yang jauh lebih bijaksana dan filsafat duhai, Saudara-saudara. Ia tentang ajakan berjuang tanpa lelah dalam menghadapi hidup.

Kajian makna dan filsafat “semongko” dengan filosofi gambaru Jepang

Semongko yang kerap disuarakan ini ternyata merupakan singkatan dari kata, “semangato sampe bongko”. Ia kosakata bahasa Jawa yang jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia akan bermakna, “semangatlah sampai mati”. Sebuah ajakan untuk terus berjuang dan pantang menyerah. Sebenarnya kosakata ajakan semangat pantang menyerah seperti ini justru sering kali muncul dalam anime dan kartun Jepang.

Singkatan “semongko” (semangato sampe bongko) kurang lebih hampir bermakna sama dengan budaya gambaru di Jepang yang terkenal berbunyi, “Doko made mo nintai shite doryoku suru (bertahan sampai ke mana pun juga dan berusaha habis-habisan). Ia sangat melekat dalam budaya kehidupan dan etos kerja masyarakat Jepang.

Baca Juga:

Cidro 2 Adalah Lagu Jawa Terbaik, yang Lain Minggir Dulu

Menyebut Lagu Ojo Dibandingke Bermental Playing Victim Itu Terlalu Goblok

Gambaru merupakan falsafah hidup yang diwariskan secara turun temurun. Bahkan, sejak usia 3 tahun, anak-anak Jepang sudah diajarkan filosofi gambaru di sekolahnya. Misalnya, belajar memakai pakaian berbahan tipis di musim dingin, agar tidak manja terhadap cuaca dingin.

Gambaru merupakan impresi dari “ganbatte kudasai” yang berarti “lakukan sebaik mungkin”, “jangan menyerah”, atau “berikan usaha terbaik”. Ungkapan ini mengandung unsur motivasi dan semangat untuk terus berjuang dan pantang menyerah sampai titik penghabisan. Filosofi gambaru yang melahirkan ganbatte merupakan perwujudan dari filosofi bushido yang berkembang pada masa samurai. Ia mengajarkan sikap moral positif seperti keberanian, kehormatan, dan harga diri.

Semangat pantang menyerah inilah yang kemudian membangun karakter bangsa Jepang yang tangguh, teliti, rajin, dan pantang menyerah. Hasilnya adalah apa yang kita lihat sekarang di mana Jepang, sebuah negara satu-satunya di dunia yang pernah “menerima” bom atom dan porak-poranda akibat Perang Dunia II, bangkit kembali menjadi sebuah raksasa ekonomi dan teknologi dunia.

Tentu saja, prestasi yang dicapai oleh Jepang tidaklah semudah yang dikira. Mereka berusaha melalui proses yang panjang. Yang menarik adalah ketika semua proses mereka lalui dengan ketekunan dan kesabaran, bukan mencari jalan pintas untuk kesuksesan semu. Proses ini juga bukan tanpa halangan dan kegagalan. Namun, dengan ketekunan dan kesabaran, Jepang mampu menghadapi dan kemudian mengalahkan hambatan-hambatan seperti minimnya sumber daya alam yang kemudian memacu bangsa Jepang untuk mencari alternatif penyelesaiannya. Hasilnya adalah inovasi teknologi yang luar biasa.

Jadi, ternyata “Tarik, Sist, semongko” tidak sesederhana pameo jogat-joget belaka. Ia juga memiliki makna dan filsafat yang sejajar dengan filosofi gambaru di Jepang yang dipakai masyarakat Jepang sebagai pegangan hidup dan mendoktrin positif diri dan orang sekitar agar pantang menyerah untuk terus menjadi bangsa yang maju dan berkembang. Semoga saja viral dan memasyarakatnya istilah “semongko” ini juga berbanding lurus dengan semangat pantang menyerah bangsa kita untuk terus maju ya, Bund.

BACA JUGA Dari ‘Buka Sitik Jos!’ hingga ‘Semongko’: Senggakan Adalah Unsur Penting Dangdut Koplo Jawa dan tulisan Thariq Munthaha lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 28 Oktober 2020 oleh

Tags: gambarukoplosemongko
Thariq Munthaha

Thariq Munthaha

Sederhana dalam sikap, kaya dalam karya, maka hidupmu akan kaya.

ArtikelTerkait

Menyebut Lagu Ojo Dibandingke Karya Abah Lala Bermental Playing Victim Itu Terlalu Goblok

Menyebut Lagu Ojo Dibandingke Bermental Playing Victim Itu Terlalu Goblok

20 Agustus 2022
Semua Tidak Harus Lofi pada Akhirnya, tapi Wajib Dicoba jika Anda Musicaholic terminal mojok.co

Semua Tidak Harus Lofi pada Akhirnya, tapi Wajib Dicoba jika Anda Musicaholic

22 Oktober 2020
5 Alasan Charly ST 12 Sebaiknya Jadi Penyanyi Dangdut Koplo Jawa Saja terminal mojok.co

5 Alasan Charly ST 12 Sebaiknya Jadi Penyanyi Dangdut Koplo Jawa Saja

16 Desember 2020
Semua Lagu Akan Koplo Pada Waktunya dan Semua Orang Akan Joget Bareng Karenanya

Semua Lagu Akan Koplo pada Waktunya dan Semua Orang Akan Joget Bareng Karenanya

1 November 2019
Rivalitas Penikmat Musik Jawa: Mulai Koplo hingga Campursari terminal mojok.co

Rivalitas Penikmat Musik Jawa: Mulai Koplo hingga Campursari

10 November 2020
daftar lagu yang sebaiknya jangan pernah dibuat dalam versi koplonya lagu koplo mojok.co

6 Lagu yang, Tolong Sekali, Jangan Pernah Dibuat Versi Koplonya

3 September 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.