Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Makan di Warteg Harusnya Menduduki Puncak Klasemen Rekomendasi Kuliner

Dessy Liestiyani oleh Dessy Liestiyani
11 Oktober 2020
A A
Makan di Warteg Harusnya Menduduki Puncak Klasemen Rekomendasi Kuliner terminal mojok.co

Makan di Warteg Harusnya Menduduki Puncak Klasemen Rekomendasi Kuliner terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Bicara murah meriah, warteg sudah pasti berjaya di puncak klasemen. Tak tergoyahkan meskipun bersaing dengan ampera padang dan soto ayam dorong. Saat kos dulu, saya dan teman-teman suka main “murah-murahan”. Aturannya, makan di warteg yang sama, pesan sesuai keinginan, nanti siapa yang bayarnya lebih mahal “dihukum” jajanin gorengan. Buat anak kos yang kudu hidup hemat, camilan setelah makan itu jadi privilese yang luar biasa. Seperti makanan penutup yang menyempurnakan kenikmatan.

Kadang saya suka bertanya-tanya, kenapa ya makan di warteg itu bisa nikmat banget? Padahal kalau dipikir jenis makanannya kan sama saja dengan masakan rumahan. Buat saya, masalahnya bukan di rasanya yang enak atau nggak enak. Tapi, memang warteg punya beberapa hal yang menjadi daya tarik. Berdasarkan pengalaman ngoprek warteg sana-sini, berikut hasil analisa saya.

#1 Menu kasat mata dan tak kasat mata

Selain tumpukan lauk siap saji yang sukses bikin nelen ludah, di beberapa warteg juga menyediakan menu-menu yang invinsible alias tak kasat mata. Menu “siluman” ini biasanya berupa nasi goreng, mie goreng, mie rebus, soto ayam, sup daging, atau sekadar telur mata sapi panas.

Uniknya, menu ini biasanya ada kalau ditanya. Atau bisa juga dikala kebingungan mau pilih lauk apa, si ibu warteg akan dengan sigapnya menawarkan menu tak kasat mata ini ke kita. Maksud si ibu yang awalnya pengin jadi problem solver saat melihat kita kebingungan, malah jadi trouble maker di kala duit di kantong cuma ada ceban. Duh si Ibu, kan kita jadi pengin pesan semua!

#2 Kehadiran es teh manis

Makan di warteg itu kudu minum es teh manis. Buat saya, es teh manis di warteg punya sensasi rasa unik yang mengejutkan.

Walau rasa manisnya sinting alias maniiiiiss banget, tapi ada rasa yang khas. Kadang saking manisnya ampai harus ditambah air putih lagi setengah gelas. Di lain kesempatan, es teh manis yang saya pesan gulanya nggak larut-larut sampai nyaru apa saya lagi minum bubble-tea-wannabe ya?

Pengalaman saya, tiap warteg punya resep es teh manis sendiri. Ada yang sudah menyiapkan teh di gentong dan tinggal tambah air putih dingin saja. Tapi, ada juga yang pakai teh celup. Justru saat mereka pakai teh celup, saya jadi dapat referensi teh untuk saya bikin di rumah. Sebab biasanya, teh celup yang mereka pakai sangat anti mainstream. Dari yang rasanya cuma pahit aja, sampai teh rasa vanila dan rasa coklat. Saya yakin, teh celup yang mereka pakai juga bukan barang mahal.

#3 Banyak gratisan

Kalau kalian termasuk orang yang efisien alias itung-itungan atau pelit, makan saja di warteg! Karena di sini kalian bisa dapat banyak, tapi bayar sedikit. Wahai warteg mania yang nggak pernah nyadar akan hal ini, ketahuilah bahwa kalian termasuk orang-orang yang nggak bersyukur!

Baca Juga:

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Di beberapa warteg yang saya datangi, biasanya selain makanan yang telah saya pilih, saya juga mendapatkan tambahan gratisan berupa: air putih (kadang teh), kuah sayur, dan sambal. Kalau sudah kenal sama si ibu, kadang suka “diimbuhin” potongan ikan tongkol yang kecampur di sambel, atau tempe potongan kecil. Keuntungan ini yang nggak bisa kalian dapatkan di resto. Pesan sambal aja bayar 5 ribu perak, minta air putih dikasih air kemasan botol pula. Gimana ngarep dikasih ikan yang nggak sengaja kecebur lautan cabe? Mimpi kali yee….

Zaman saya kuliah dulu, warteg juga jadi alat untuk menaikan gengsi di antara teman-teman. Pokoknya belum trendy kalau si ibu warteg belum kenal makanan favorit kami di sana. “Telur dadar cabe dan sayur lodeh kan?” atau,”Nasi setengah, ikan asin, sayur asem kuah banjir?” Duh, kalau baru melangkah masuk terus si ibu warteg udah “menyapa” dengan komposisi lauk andalan kita itu, jadi berasa jumawa (juara makan di warung, kata komik Lupus). Dagu naik, hidung kembang kempis, berasa artis. Asli!

Beberapa alasan di atas sudah cukup mengantarkan kegiatan makan di warteg sebagai puncak klasemen dari segala rekomendasi kuliner yang sering digaungkan itu. Mau senyeleneh apa pun orang-orang cari makanan, kembalinya selalu ke warteg lagi warteg lagi. Ya, namanya juga terlanjur nyaman.

BACA JUGA Pekerjaan yang Bukan Tanggung Jawabmu Sebaiknya Ditolak biar Nggak Stres dan tulisan Dessy Liestiyani lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 9 Oktober 2020 oleh

Tags: Kulinerwarteg
Dessy Liestiyani

Dessy Liestiyani

Wiraswasta, mantan kru televisi, penikmat musik dan film.

ArtikelTerkait

Bukan Kambing Guling, Makanan Khas Pesta Pernikahan di Lombok Justru Berbahan Batang Pisang

Bukan Kambing Guling, Makanan Khas Pesta Pernikahan di Lombok Justru Berbahan Batang Pisang

9 April 2020
Gulai Bumbu Kuning ala Warteg Jakarta kok Dibilang Rawon, Ra Mashok!

Gulai Bumbu Kuning ala Warteg Jakarta kok Dibilang Rawon, Ra Mashok!

15 Januari 2022
urus surat izin BPOM agar tak ditangkap polisi

Segera Urus Izin Edar BPOM, biar Produk Makanan Kamu Nggak Dapat Surat Panggilan Polisi

17 Oktober 2021
Nyatanya, Malang Benar-benar Indah tangerang UM

Nyatanya, Malang Benar-benar Indah

19 Oktober 2023
6 Dosa Penikmat Sate Ayam Ponorogo yang Sebaiknya Dihentikan

5 Kuliner Legendaris Ponorogo yang Jarang Orang Tahu

17 Desember 2022
3 Kuliner Blora yang Eksotis, tapi Jarang Diburu Wisatawan (Unsplash)

3 Kuliner Blora yang Eksotis, tapi Malah Jarang Masuk Daftar Kuliner Buruan Wisatawan

27 Juni 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya
  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu
  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.