Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Kalau Memang Ingin SDM Madura Meningkat, Langkah Awal yang Harus Dilakukan Adalah Meningkatkan Jumlah Toko Buku

Akbar Mawlana oleh Akbar Mawlana
25 Agustus 2023
A A
Madura Tidak Akan Muncul sebagai Kandidat Ibu Kota Jawa Timur, Dilirik Saja Tidak toko buku

Madura Tidak Akan Muncul sebagai Kandidat Ibu Kota Jawa Timur, Dilirik Saja Tidak (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Berbagai perusahaan makanan dan minuman ternama mulai mengepakkan sayapnya di Madura. Mulai Pizza Hut, Mie Gacoan, Mixue, Beli Kopi, Es Teh Indonesia, dan Tea Break sudah bermunculan di Madura. Namun, di tengah gempuran perusahaan makanan dan minuman, Madura hingga sekarang belum ada toko buku, baik di Sumenep, Pamekasan, Sampang, dan Bangkalan.

Sebenarnya, bukan berarti tidak ada sama sekali toko buku di Madura. Pada dasarnya, ada toko buku di Madura, hanya saja jumlah koleksi bukunya sedikit dan rata-rata bajakan. Lalu lambat laun biasanya akan mengalami gulung tikar. Kondisi itulah yang membuat saya tetap menilai bahwa tidak ada toko buku di Madura.

Ketiadaan toko buku di Madura, menjadi fenomena yang meresahkan bagi saya. Sebagai orang Madura, saya merasakan kesusahan saat ingin membeli buku. Bukan karena susah untuk mendapatkan buku, lantaran sekarang bisa belanja buku online. Yang bikin susah adalah pengeluaran uangnya yang tidak bersahabat.

Biaya ongkir terlalu Jawasentris

Tidak bersahabatnya pengeluaran uang saat membeli buku online disebabkan oleh adanya biaya ongkir. Alhasil, membuat pengeluaran uang mengalami pembengkakan. Bahkan, tidak jarang harga ongkirnya lebih mahal daripada harga buku yang dibeli. Voucher gratis ongkir yang digembar-gemborkan oleh marketplace terlalu Jawasentris. Buat wilayah Madura, kerap hanya mendapat setengah potongan gratis ongkir.

Akibat dari tidak adanya toko buku di Madura dan besarnya pengeluaran uang untuk membeli buku online, berdampak pada minat baca anak Madura yang rendah.

Saya mengetahuinya ketika mengajar. Saya pernah bertanya pada murid, “Kenapa kalian tidak mau baca buku?” Jawaban dari mereka mengejutkan saya. Ternyata, mereka memiliki keinginan buat baca buku. Cuman buat mendapatkan buku yang sesuai minatnya adalah hal yang ribet karena tidak ada toko buku terdekat. Sedangkan. kalau beli buku online, biayanya mahal.

Kawan saya juga bercerita kalau sebenarnya teman-temannya di karang taruna punya keinginan buat membaca buku. Hanya saja, tingginya keinginan membaca buku, tidak diimbangi dengan fasilitas toko buku. Alhasil, mereka menjadi malas buat baca jika harus beli online karena tidak efisien.

Tidak adanya toko buku di Madura juga berdampak pada rendahnya SDM masyarakatnya. Selama ini, yang sering menjadi kambing hitam dari rendahnya SDM masyarakat Madura adalah akibat hanya lulus sampai sekolah menengah. Padahal, ada penyebab yang lebih mendasar, yakni keterbatasan sumber pengetahuan pada masyarakatnya.

Baca Juga:

5 Kuliner Madura selain Sate yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang

Alasan Belanja di Matahari Mall Tak Cocok bagi Warga Bangkalan Madura

Madura dan Sidoarjo yang amat timpang

Contoh sederhananya adalah saya. Sebelum memutuskan jadi mahasiswa di Surabaya, saya tidak pernah memahami istilah digital marketing, neoliberalisme, politik ekonomi. Jujur saja, ketiga istilah tersebut tidak pernah diajarkan di bangku sekolah. Berbanding terbalik dengan teman saya yang dari Sidoarjo. Dia memahami istilah-istilah tersebut sejak di bangku SMA.

Ketika saya tanya ke teman yang dari Sidoarjo, “Bagaimana kamu bisa memahami beberapa istilah yang tidak pernah diajarkan di sekolah?” “Rajin ke toko buku untuk membeli buku,” jawabnya.

Jika orang Sidoarjo bisa menambah pengetahuan dengan mudah akibat adanya toko buku, maka berbeda dengan di Madura. Dari pengalaman saya, rata-rata murid di Madura hanya membaca buku paket yang dijual oleh guru. Dan jangan berharap dengan perpustakaan sekolah, lantaran di sana hanya memajang koleksi buku paket yang juga dijual oleh guru. Dengan begitu, murid di Madura tidak bisa meng-update pengetahuannya.

Apabila keterbatasan akses bacaan di Madura terus dibiarkan akibat tidak adanya toko buku, maka masalah sosial di Madura berupa kemiskinan, pengangguran, dan kekerasan gender sulit terselesaikan. Sebab, untuk menyelesaikan ketiga masalah sosial tersebut membutuhkan kemapanan berpikir dan kualitas SDM yang baik dari masyarakatnya.

Buka sekalipun, belum tentu laku

Jika sudah begini, siapa yang salah? Entahlah. Namun, saya punya hipotesis mengapa perusahaan buku sekelas Gramedia dan Togamas enggan untuk membuka toko buku di Madura. Jawabannya klise: mereka tidak ingin mengalami kerugian akibat jumlah pembelinya yang sedikit.

Loh katanya, anak Madura punya minat untuk membaca buku?

Memang benar, anak Madura punya keinginan untuk membaca buku. Tapi, tetap saja jumlah pembelinya tidak akan sebanyak di kota-kota besar, misalnya Malang, Surabaya, Jogja, dan Jakarta.

Keempat kota tersebut, toko buku akan laku karena banyak kampus. Sehingga, penjualannya akan maksimal karena pembelinya bukan hanya murid, melainkan juga mahasiswa. Berbanding terbalik dengan Madura yang jumlah kampusnya tidak banyak, sehingga berdampak pada jumlah konsumen yang akan membeli buku.

Jika hipotesis saya benar, maka pemerintah daerah punya peran signifikan. Bahwa sudah selayaknya pemerintah daerah membuat kebijakan untuk memberi bantuan subsidi kepada perusahaan toko buku. Tujuannya, agar mereka tidak mengalami kerugian pendapatan, sehingga tertarik untuk membuka toko buku di Madura.

Bagi saya, tidak ada kerugian jika pemerintah daerah memberikan subsidi pada perusahaan buku. Sebab, artinya pemerintah daerah telah melakukan investasi untuk masa depan yang lebih baik. Bukankah buku adalah investasi terbaik untuk kehidupan manusia? Besar harapan saya akan banyak toko buku berdiri di Madura.

Tapi, mungkinkah?

Penulis: Akbar Mawlana
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Madura Tidak Butuh Jalan Tol

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 25 Agustus 2023 oleh

Tags: gramediamaduraSDM rendahsubsiditoko buku
Akbar Mawlana

Akbar Mawlana

Mahasiswa yang gemar gelisah dan menulis.

ArtikelTerkait

Mencari Toko Buku di Banyuwangi seperti Jarum di Tumpukan Jerami, Sulit! Mojok.co

Mencari Toko Buku di Banyuwangi seperti Jarum di Tumpukan Jerami, Sulit!

5 November 2023
6 Dosa Pemerintah Desa Dharma Camplong di Sampang Madura yang Bikin Warga Mengelus Dada

6 Dosa Pemerintah Desa Dharma Camplong di Sampang Madura yang Bikin Warga Mengelus Dada

8 September 2025
4 Penyesalan yang Akan Kalian Rasakan jika Kuliah di Bangkalan Madura, Pikir-pikir Lagi

4 Penyesalan yang Akan Kalian Rasakan jika Kuliah di Bangkalan Madura, Pikir-pikir Lagi

19 Mei 2025
Suka Duka Tinggal di Rumah Adat Madura Taneyan Lanjhang

Suka Duka Tinggal di Rumah Adat Madura Taneyan Lanjhang

31 Agustus 2023
Warung Madura Kesayangan Rakyat, tapi Anak Tiri Pemerintah (Onyengradar via Shutterstock.com)

Warung Madura, Kesayangan Rakyat tapi Jadi Anak Tiri Pemerintah karena Dianggap Merugikan Karena Buka 24 Jam

3 Mei 2024
Monumen Laka Lantas di Bangkalan Madura Hanya Merusak Pemandangan, Angka Kecelakaan Tetap Tinggi

Monumen Laka Lantas di Bangkalan Madura Hanya Merusak Pemandangan, Angka Kecelakaan Tetap Tinggi

30 November 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.