MacBook Pro keluaran 2012 atau yang biasa disebut MacBook Pro MD101 adalah salah satu MacBook yang masih ramai dicari orang hingga hari ini. Umumnya, perangkat elektronik baik HP maupun Laptop mulai ditinggalkan setelah berusia lima tahun ke atas, tapi khusus MacBook Pro 2012 hal seperti itu seolah tidak berlaku. Memasuki usia 10 tahun, MacBook jenis ini masih banyak dijual di marketplace dan laris manis.
Beberapa orang menduga motif orang membeli MacBook Pro 2012 di tahun 2022 karena ingin gaya-gayaan saja. Pokoknya punya laptop yang ada logonya Apple, second pun nggak masalah asalkan Apple, dan ada tulisan pro-nya (tulisan pro dalam semua produk Apple menunjukkan kalau perangkat tersebut adalah seri premium). Saya mau bilang kalau anggapan tersebut nggak benar, suuzan aja kalian tuh, nggak semua orang membeli Macbook untuk tampilan doang, kok.
Izinkan saya bercerita tentang MacBook Pro 2012 yang masih setia bersama saya sampai hari ini. Biar kalian percaya kalau laptop satu ini memang masterpiece.
Bagi yang masih bingung MacBook Pro 2012 itu yang mana, karena tampilan MacBook Pro hampir sama semuanya dari tahun ke tahun. Saya akan berikan ciri utamanya, yaitu yang logo Applenya menyala terang saat laptopnya digunakan. Sudah seperti lampu di dada Ultraman. Akan tetapi, Ini tuh iconik banget loh, Rek, karena MacBook seri terbaru logo applenya sudah nggak bisa menyala lagi. Sebenarnya sih, Macbook masih mempertahankan logo menyala sampai 2017. Kalau cari gambarnya ya kira-kira kayak gini.
Oke lanjut review. MacBook Pro 2012 yang saya miliki layarnya 13-inch, dengan processor 2.9 Ghz dan memory 4GB, saya menggunakan sistem operasi OS X. Di tahun 2012 spesifikasi seperti ini sudah bagus banget. Sebagai anak Teknik Mesin, waktu itu saya bisa menggambar Autocad dengan lancar dan membuka aplikasinya secepat membuka tangan.
Dibekali Intel HD Graphics 4000, Macbook Pro saya di tahun 2012 cukup bagus untuk menonton film. FYI aja, MacBook Pro 2012 ini masih memiliki slot CD/DVD, Gaes. Dulu, Netflix belum populer, orang nonton film masih menggunakan CD yang disewa dari rental atau hasil download semalaman di warnet.
Saya hampir tidak mengalami kendala apa pun selama empat tahun dengan MacBook Pro 2012. Laptop ini nggak pernah terkena virus dan battery masih oke. Saya juga belum pernah membeli magsafe/cash dan tidak pernah melakukan service apa pun selama empat tahun. Performanya masih bagus untuk aktivitas menggambar autocad dan membuka office.
Oia, saya juga menginstal sistem operasi windows di MacBook Pro. Jadi ada dua operasi sistem (OS dan Windows), hal seperti ini hanya bisa dilakukan oleh Macbook, laptop lain mana biasa? hehehe.
Saya baru merasa ada penurunan performa setelah menginjak lima tahun. Ketika membuka sistem Windows butuh waktu sekitar 40 detik. Namun, menariknya justru di sini, seri ini adalah seri terakhir MacBook tipe Pro yang bisa di bongkar pasang (unibody). Sehingga saya bisa mengatasi performa yang melambat dengan mengganti harddisk tipe terbaru. Waktu itu saya ganti hard disk-nya dengan SSD Toshiba Q300 dan performanya kembali seperti semula. Luar biasa.
Tidak hanya itu, slot CD/DVD room yang hampir tidak pernah saya gunakan lagi ketika era nonton film dikuasai oleh Netflix, bisa saya manfaatkan ruang tersebut untuk tambahan harddisk HDD/SSD lagi. Combo double hard disk, Gaes.
Selain mengganti hard disk, saya juga mengganti RAM, bawaannya hanya 4GB saya tambah menjadi 8GB agar MacBook Pro ini bisa bekerja dengan lebih maksimal lagi. Hard disk dan RAM pun nggak perlu beli di Ibox, saya akali membeli di marketplace dengan harga yang lebih murah. Hal seperti ini nggak bisa dilakukan oleh MacBook Pro yang baru. Sebab, komponen MacBook Pro yang terbaru disolder jadi satu dengan Motherboardnya, jadi kita sudah nggak bisa utak-atik/upgrade lagi.
Pemasangannya pun tidak saya lakukan di Ibox karena mahal. Kita bongkar sendiri saja biar lebih irit. Sebagai kamu low budget kita musti punya kemampuan dasar untuk memaksimalkan barang. Hehehe. Meskipun mur dan baut MacBook Pro ukurannya tidak standar, tapi banyak dijual eceran di marketplace. Begitu juga dengan obeng dan perangkat tempur untuk membuka Macbook-nya, semua tersedia melimpah di marketplace dengan harga yang terjangkau.
Oleh karena MacBook Pro ini saya pakai terus menerus, baterainya memang mulai menurun setelah lima tahun pemakaian. Awalnya bisa bertahan tujuh jam, namun setelah lima tahun jadi satu jam saja. Akhirnya saya ganti baterai baru, hasilnya cukup memuaskan, bisa digunakan 5-6 jam tanpa charging dan membuat MacBook Pro 2012 saya tampak seperti baru lagi. Pokoknya, hampir semua komponen dalam Macbook seri ini bisa di-upgrade atau diganti, termasuk mengganti speakernya jika diperlukan.
Sampai hari ini, MacBook Pro 2012 tersebut masih saya gunakan untuk nonton Netflix, mengoperasikan office, dan menulis tulisan ini. Satu-satunya kekurangan Macbook Pro 2012 adalah beratnya. MacBook Pro 2012 dibuat dengan alumunium, bukan plastik seperti laptop pada umumnya. Hal tersebut membuat laptopnya nampak gagah dan elegan, tapi disisi lain beratnya mencapai dua kilogram. Tapi, hal tersebut tak begitu masalah juga sih, toh kita nggak bawa laptop seharian untuk jalan-jalan kan? Hehehe.
Jadi, jika ada yang masih membeli laptop jadul ini di tahun 2022, jangan keburu nyinyir dulu ya, Gaes. Barangkali mereka memang ingin upgrade sekaligus belajar bongkar pasang produk Apple.
Jujurly, laptop ini juga masih worth to buy loh, dengan harga second lima jutaan. Sebagai perbandingan, dua bulan lalu teman saya beli laptop harga tujuh juta merek Asus A516JAO, setelah saya bandingkan dengan MacBook Pro jadul saya. Performanya masih bagusan MacBook Pro 2012 saya yang usianya bahkan sudah lebih dari satu windu itu.
Gimana? Kalian tertarik mengutak-atik laptop jadul ini nggak?
Penulis: Tiara Uci
Editor: Rizky Prasetya