Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Lulus Magister Jalur Tirakat, Kepercayaan Bapak yang Tidak Bisa Diganggu Gugat

Muhammad Farih Fanani oleh Muhammad Farih Fanani
3 September 2022
A A
Lulus Magister Jalur Tirakat, Kepercayaan Bapak yang Tidak Bisa Diganggu Gugat

Lulus Magister Jalur Tirakat, Kepercayaan Bapak yang Tidak Bisa Diganggu Gugat (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Saya lulus dari kuliah magister berkat jalur tirakat Bapak. Saya setuju-setuju saja.

Untuk ukuran orang desa, lulus sebagai magister itu sudah cukup mengagumkan. Di kampung saya, yang berhasil jadi magister kalau nggak anak kiai, ya, anak orang kaya yang pintar sekali. Saya bukan anak kiai, bukan juga anak orang kaya yang pintar sekali. Tapi, saya bisa lulus.

Saya bangga dan sekaligus tidak percaya kalau selama ini perjuangan yang dilalui rupanya membuahkan hasil. Saya ingat betapa susahnya menulis tesis saat pandemi. Dosen susah sekali untuk diajak bimbingan, perpustakaan juga membatasi diri dari kunjungan, belum lagi soal ruwetnya administrasi kampus yang selalu konsisten.

Kesulitan-kesulitan itu sudah lewat. Saya sekarang sudah merasakan hasilnya. Menyandang gelar magister yang tidak banyak orang miliki. Saya selalu percaya, kalau saja dulu tidak seberjuang itu, mungkin saya masih akan kesulitan sampai sekarang. Tirakat saya, bisa dibilang kenceng. Tirakat pribadi lho.

Tapi, saya salah. Renungan saya tentang usaha dan kerja keras tersebut rupanya harus sedikit “mengalah” dengan pernyataan bapak yang cukup mengejutkan. Ia sangat gemar berdoa. Dan salah satu doanya adalah supaya anaknya bisa menempuh pendidikan tinggi.

Dia tidak langsung bilang kalau keberhasilan saya menjadi magister adalah hasil dari doanya. Bapak hanya bercerita kalau pintarnya Gus Baha adalah berkat tirakat dari ayahnya: K.H. Nur Salim. Saya tersenyum.

Pembicaraan itu terjadi di atas motor. Katanya, setiap anak yang sukses tidak akan pernah luput dari usaha orang tua atau leluhurnya. Leluhur dan orang tua yang gemar melakukan tirakat dan berdoa kepada Tuhan, akan memiliki keturunan yang lebih baik. Saya ingin menyela, tapi dibalas begini,

“Semua orang yang anaknya sukses itu pasti ada peran orang tua atau mbah-mbahnya dulu yang melakukan tirakat.” ujarnya. “Kamu kalau jadi orang jangan biasa-biasa saja. Mulai sekarang mbok ya tirakat. Biar anakmu nanti juga bisa sukses.”.

Baca Juga:

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

Ambil S2 UGM setelah Lulus S1 dari Tempat yang Sama, Alasan Saya Tidak Bosan Kuliah di Gadjah Mada

Sekelebat saya teringat sebuah kalimat yang mendukung argumen bapak. Bunyi kalimatnya begini, “Orang tua yang senang karena kamu lulus, itu bukan hanya karena dia bangga sama kamu. Tapi, dia juga sedang bangga pada dirinya karena berhasil menyekolahkanmu.”

Saya pikir itu adalah kalimat yang tepat untuk menggambarkan situasi ini. Saya merasa bahwa usaha saya untuk lulus kuliah adalah besar. Akan tetapi, bapak berpikir bahwa keberhasilan saya sangat bergantung dengan doa dan tirakatnya.

Saya ingat, Nabi Ibrahim pernah berdoa kepada Tuhan supaya tanah Hijaz menjadi tanah yang makmur. Ia juga berdoa kepada Tuhan, meminta supaya anak turunnya menjadi anak yang saleh. Doanya itu dikabulkan oleh Tuhan dan Nabi Muhammad (anak turun Nabi Ibrahim) diangkat menjadi kekasih Tuhan.

Saya sedikit lega ketika bapak hanya menyebutkan satu contoh yaitu Gus Baha. Andai saja ia ingat dengan doanya Nabi Ibrahim itu, ia pasti akan semakin jumawa dengan tirakat, ibadah, dan doanya itu. Argumennya akan semakin menjadi-jadi dan perbincangan ini akan lebih panjang lagi.

Saya diam, tapi saya bukan tidak setuju. Saya setuju. Bukan perihal berhasilnya saya lulus berkat doa dan tirakat bapak, akan tetapi saya lebih setuju kalau saya bisa sekolah tinggi berkat usaha dan kerja keras bapak untuk bayar UKT saya tiap semester. Itu tidak murah, dan jelas tidak mudah.

Jika kembali saya mengingat pembicaraan itu, saya merasa lulus kuliah dengan jalur tirakat. Bukan karena tirakat yang saya lakukan sendiri, akan tetapi tirakat yang dilakukan oleh bapak saya. Saya tidak tahu pasti, apa tirakat yang ia lakukan selama ini untuk meluluskan kuliah saya. Saya tidak mau tahu, yang penting saya lulus.

Bapak memang berperan penting dalam hidup saya, entah itu di dalam pendidikan maupun di luar pendidikan. Semua hal yang berkaitan dengan saya, pasti berhubungan dengan dia. Termasuk perihal biaya kuliah.

Namun, apa pun alasannya, saya senang dengan pernyataan bapak yang sangat percaya diri dengan usahanya. Saya tidak mau menghakimi. Tapi yang pasti, lulus kuliah magister dengan jalur tirakat juga sama menyenangkannya dengan lulus jalur ujian. Saya sekarang berharap bapak sedang tirakat agar saya bisa jadi PNS.

Penulis: Muhammad Farih Fanani
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Lelah Miskin, Meniti Jalan Sufi, Malah Hidup Berkecukupan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 3 September 2022 oleh

Tags: doaGus Baha'magisterOrang Tuatirakat
Muhammad Farih Fanani

Muhammad Farih Fanani

Muhammad Farih Fanani, full time berpikir, part time menulis. Instagram @mfarihf.

ArtikelTerkait

Sosok Ayah yang Tak Akan Pudar Jasanya walau Telah Lama Meninggal terminal mojok

Sosok Ayah yang Tak Akan Pudar Jasanya walau Telah Lama Meninggal

15 Agustus 2021
ibu dijual

Ibu Dijual Seharga 10 Ribu Karena Penyakitan: Maunya Apa Sih?

17 Oktober 2019
4 Pesan Drakor Juvenile Justice yang Penting untuk Parenting Terminal Mojok.co

4 Pesan Drakor Juvenile Justice yang Penting untuk Parenting

1 Maret 2022
Dear Bu Risma Mensos, Anak yang Menitipkan Orang Tua ke Panti Jompo Nggak Melulu Durhaka Mojok.co

Dear Bu Risma Mensos, Anak yang Menitipkan Orang Tua ke Panti Jompo Nggak Melulu Durhaka

1 Juni 2024
Bagaimana Jadinya Jika Generasi Z Jadi Orang Tua? terminal mojok.co

Bagaimana Jadinya Jika Generasi Z Jadi Orang Tua?

16 November 2020
Nasib Guru Honorer Menjelang Idulfitri: THR Nggak Turun, Upah Bulan Lalu Nanti Dulu orang tua guru korea

Belajar dari Konflik Guru dan Orang Tua Siswa di Korea, Sudah Saatnya Orang Tua Juga Mendidik Dirinya Sendiri

12 September 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.