Mendekati tahun terakhir kuliah, mahasiswa tingkat akhir seperti saya banyak yang sudah mendaftar sempro maupun sidang/semhas. Beberapa dari mereka juga sudah lulus secara unofficial. Namun, ada 1 hal yang menjadi masalah di akhir kuliah saya. Jadi, ada beberapa dosen penguji yang menguji seminar skripsi sambil live streaming di TikTok. Nggak jelas banget.
Misalnya di prodi saya sendiri. Ada penguji seminar skripsi yang secara terang-terangan membuat live streaming di TikTok. Saya nggak tahu maksudnya biar apa. Tapi menurut saya, hal-hal seperti ini nggak pantas dilakukan oleh dosen. Apalagi ternyata motifnya cuma “demi konten”.
Daftar Isi
Sikap “demi konten” dari dosen yang malah menambah tekanan untuk mahasiswa
Live streaming seminar skripsi itu cuma menghasilkan hal-hal buruk. Beberapa teman saya mengaku bahwa tingkah dosen tersebut malah menambah tekanan. Mahasiswa tingkat akhir, yang sudah stres karena skripsi, malah nggak tercerahkan. Misalnya, ketika ujian sempro berjalan, dosen saya malah sibuk membenarkan kamera dan tripod-nya ketimbang membaca naskah saya.
Satu hal lagi, live streaming skripsi di TikTok nggak membuat saya bangga. Saya malah jadi bertanya-tanya, kalau memang mau “bikin konten”, kenapa dosen nggak live lewat forum daring saja di Zoom atau Gmeet? Lalu, penontonnya juga spesifik, misalnya sesama dosen atau mahasiswa tingkat akhir. Kayak gitu kan lebih elegan dan “akademis”.
Dosen penguji skripsi seperti ini jujur saya nggak paham maksudnya apa. Mahasiswa seperti saya saat dijadikan konten seperti ini seakan-akan jadi kurang menghargai. Apalagi live lewat TikTok. Bahkan, ada yang menyebut kalau live streaming sempro di TikTok dinilai kurang menghargai mahasiswa.
Live streaming skripsi di TikTok kurang menghargai kerja keras mahasiswa
Live streaming ini malah menunjukkan betapa kerja keras mahasiswa sering tidak dihargai. Misalnya, muncul komentar menghujat topik yang sedang dibahas. Misalnya:
“Judul gini kok bisa lolos, sih?”
“Kelihatan banget mahasiswanya kurang belajar.”
“Jawabnya ngawur. Nggak sesuai data!”
Coba bayangkan kamu menjadi mahasiswa yang lagi sempro, lalu membaca komen-komen seperti itu. Apa nggak malah jatuh mental mahasiswanya? Apakah dosen yang “demi konten” pernah memikirkan sampai sejauh itu?
Jangan-jangan, sikap dosen yang kayak gini menyebabkan ada mahasiswa menelantarkan skripsi. Mereka takut takut dengan dosen penguji yang selalu live streaming di TikTok. Bukan apa-apa, tingkat kecemasan dan ketakutan setiap orang itu beda. Bisa saja, mereka lebih takut live ketimbang pertanyaan-pertanyaan kritis dosen penguji.
Dosen penguji niatnya mengedukasi apa mencari atensi?
Beberapa mahasiswa tingkat akhir seperti saya dan teman-teman sempat menolak tingkat dosen seperti ini. Namun, namanya saja dosen, ada saja jawabannya.
Katanya, live streaming saat seminar skripsi itu fungsinya mengedukasi mahasiswa-mahasiswa lain di luar sana. Syukur-syukur menjadi bekal mereka saat mau sempro di kampusnya masing-masing.
Tapi, apakah iya mengedukasi? Beberapa komentar saat live streaming ada yang bilang, “Seharusnya kalau kayak gini lebih enak pakai media meeting seperti zoom atau Google Meet saja, malah lebih terlihat formal akademis.”
Ada lagi: “Bikin forum saja, Pak. Ketimbang di sini!”
Menurut saya, komentar ini sangat masuk akal. Sebab, kalau dibilang fungsinya sama-sama mengedukasi, pakai Zoom atau Google Meet jauh lebih terlihat sebagai budaya akademis, ketimbang siaran langsung di Tiktok, misalnya.
Malahan, alih-alih mengedukasi, kesannya cuma cari perhatian dan followers saja. Maklum, dosen sekarang banyak juga yang nyambi jadi TikToker. Makanya, saya berasumsi kalau jangan-jangan ini hanya sebagai pendongkrak popularitas mereka saja. Apalagi yang dilihat bukan topik skripsi, tapi adalah ganteng dan cantiknya mahasiswa yang mau sempro. Payah!
Saya sih jujur nggak setuju kalau ujian sempro sampai di-live streaming-kan di media-media yang kurang tepat itu. Justru, ketika ada mahasiswa yang tiba-tiba blank karena tertekan itu, sehingga pas ujian mereka nggak maksimal, maka sama saja dosen itu menunjukkan kalau kampus atau prodinya kurang baik.
Lagian ya, Bapak dan Ibu dosen paling terkenal, live streaming seminar skripsi itu bahaya. Sangat mungkin terjadi tema dan tools penelitian mahasiswa, yang dibuat dengan susah serta payah, dicuri oleh tangan-tangan yang nggak bertanggung jawab. Kalau itu terjadi, apa dosen penguji mau tanggung jawab?
Penulis: Adhitiya Prasta Pratama
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Nasi Box untuk Dosen Penguji, Sebuah Gratifikasi atau Penghormatan?
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.