Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Lika-Liku Anak Kos Jogja (1)

Suryo Kuncoro oleh Suryo Kuncoro
13 Juli 2019
A A
kos jogja

kos jogja

Share on FacebookShare on Twitter

Menjadi anak kos, berarti meninggalkan hidup yang serba nyaman dan berkecukupan, dan berpindah ke kehidupan yang serba prihatin dan berkekurangan. Melompat dari comfort zone ke zona ketidakpastian yang tidak pernah ditebak akhir ceritanya. Begitu juga hidup yang sedang kujalani, merantau dari Bogor menuju Yogyakarta, berjuang menuntut ilmu sebagai mahasiswa berharap kehidupan yang lebih baik nantinya setelah lulus kuliah.

Sebagai mahasiswa perantau, kebutuhan pertama selain sandang dan pangan, tentu saja adalah tempat tinggal. Dan tinggal di kosan adalah salah satu alternatif pilihan yang kuambil, dibandingkan alternatif yang lain, semisal mencari kontrakan atau numpang tinggal di rumah saudara.

Kosanku dihuni oleh delapan orang yang berasal dari seluruh penjuru Indonesia. Atau anggap saja sebagai Indonesia mini, dengan berbagai budaya, tabiat serta gaya bahasa. Delapan mahasiswa ini tentu saja minimal memiliki delapan permasalahan yang berbeda-beda. Salah satu kisah nyata dari seorang teman kosku semoga bisa memberikan inspirasi dan pelajaran.

Akhir-akhir ini kulihat mendung pekat tampak menggelayut di wajah Upie. Dia adalah teman satu kosku selama kuliah di Jogja. Sebenarnya sudah seminggu wajahnya nampak sendu. Namun kesibukan di kampus membuatku kurang perhatian tehadap permasalahan yang sedang dialami olehnya.

Mau bertanya langsung kok rasanya tidak enak, takut dianggap ingin tahu urusan orang lain. Akhirnya aku tanya saja kepada Mas Ntug. Salah satu sesepuh di kosan kami, pemegang kunci terakhir para penuntut ilmu.

Rupa-rupanya, orang tua Upie di Cirebon sedang masuk rumah sakit. Kejadian ini hal ini tentu saja menyedot biaya rumah tangga yang cukup besar. Dengan kondisi demikian, ada pos pengeluaran yang harus dikorbankan, dan salah satunya adalah kiriman uang makan untuk Upie di Jogja menjadi tersendat.

Untuk bulan ini, tidak jatah ada kiriman! Begitu kabar dari Cirebon. Kiriman lancar saja, terkadang uangnya sudah habis sebelum akhir bulan, apalagi ini tidak dikirim. Dan rupanya kiriman tidak berhenti di bulan ini saja, bulan kedua pun tidak ada kiriman uang dari Cirebon. Sebagai mahasiswa yang tidak memiliki penghasilan tambahan, kondisi ini sungguh mengancam kelangsungan hidupnya.

Jika sudah begini, langkah-langkah awal guna menyelamatkan hidup adalah dengan cara kasbon ke warung makan depan kampus. Hanya saja, jika setiap hari kasbon, mana ada warung yang akan kuat secara neraca ekonominya.

Baca Juga:

Ibu Rumah Tangga dan Ojol juga Berhak untuk Kuliah, Universitas Terbuka Menerima Tanpa Batasan Apa pun!

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Langkah kedua adalah dengan meminjam kepada sesama teman kos. Namanya juga sesama orang susah, aku hanya bisa memberi pinjaman ala kadarnya. Begitu juga teman-teman yang lain.

Dalam hati aku berpikir, keluarganya di Cirebon pastilah percaya dan yakin bahwa segala makhluk hidup di atas muka bumi ini pastilah diberikan rezeki oleh Sang Pencipta. Cacing yang hidup tanpa kaki dan tangan saja ada rezekinya. Bayi yang lemah tiada daya dan upaya, serta hanya bisa menangis, sudah disediakan air susu ibu ketika lahir ke dunia. Apalagi seorang Upie yang sudah dewasa dan dan sejak lahir dibekali akal budi serta kecerdasan, pastilah memiliki jalan keluar dalam menghadapi cobaan ini.

Dua bulan tanpa kiriman sepeser pun dari orang tua, benar-benar membuat kehidupan Upie di Jogja limbung. Setelah kasbon di warung, dan upaya meminjam kepada teman-teman telah mencapai batas. Butuh alternatif penyelesaian atas kesulitan hidup yang sedang dijalani.

Lama ia merenung di dalam kamar kosnya, dilihat sekeliling ruangan, adakah benda berharga yang bisa digadai atau dijual guna menghasilkan uang. Matanya tertuju pada tumpukan koleksi kaset. Cahaya mata yang tadinya meredup, tiba-tiba saja memancarkan cahaya berbinar-binar.

Segera saja ia pilah dan pilih, lalu dibungkus kemudian meluncur ke Pasar Klithikan (tempat jual beli aneka barang bekas). Hari itu hidupnya kembali terselamatkan.

Jika dihitung, jumlah uang dari hasil pinjaman teman-teman dan penjualan kaset bekas, tentunya tidak akan cukup untuk mencukupi kebutuhannya selama 2 bulan. Namun perhitungan matematika manusia tidak akan pernah sama dengan matematika Tuhan. Itulah yang dinamakan dengan keberkahan. Tak peduli seberapa kecil penghasilanmu akan selalu cukup untuk memenuhi kebutuhanmu.

Seseorang yang berjuang menuntut ilmu seperti Upie, sama saja dengan pejuang yang sedang berjihad memberantas kebodohan. Ketika ia dalam keadaan terpojok dan benar-benar tidak berdaya, tentu saja pertolongan Tuhan akan selalu datang dengan cara dan jalan yang tidak pernah diduga-duga.

Terakhir diperbarui pada 19 Januari 2022 oleh

Tags: Anak KosJogjalika liku kehidupan mahasiswaMahasiswamasalah hidupYogyakarta
Suryo Kuncoro

Suryo Kuncoro

ArtikelTerkait

Kuliah di Mesir Memang Menarik, tapi Nggak Semua Orang Indonesia akan Cocok Hidup di Sana Mojok.co

Kuliah di Mesir Memang Prestisius, tapi Nggak Semua Orang Indonesia akan Cocok Hidup di Sana

10 Februari 2025
Sudah Saatnya Jogja Bangun Lebih Banyak Jembatan Penyeberangan, Jalanan Jogja Makin Nggak Aman!

Sudah Saatnya Jogja Bangun Lebih Banyak Jembatan Penyeberangan, Jalanan Jogja Makin Nggak Aman!

13 Agustus 2024
Rekomendasi 3 Bakpia Tanpa Angka dengan Inovasi Menggemparkan. Lahirnya Raja Baru Bakpia Jogja!

Rekomendasi 3 Bakpia Tanpa Angka dengan Inovasi Menggemparkan. Lahirnya Raja Baru Bakpia Jogja!

30 Juli 2023
makelar kontrakan jogja bapak kos terminalmojok

Semua Warga Jogja itu Ramah, kecuali Bapak Kos

4 Februari 2021
5 Tips Memilih Kampus Terbaik di Yogyakarta (Unsplash)

5 Tips Memilih Kampus Terbaik di Yogyakarta

2 November 2024
ayam geprek

Sulitnya Mencari Ayam Geprek yang Enak di Kota Padang

13 Desember 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Putuk Lesung Pasuruan Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Malang

Putuk Lesung Pasuruan Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Malang

30 Desember 2025
Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

28 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru Mojok.co

6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru

27 Desember 2025
Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

27 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.