Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Lek-lekan Nganten, Kegiatan Bergadang Paling Berbahaya di Kampung Saya

Bayu Kharisma Putra oleh Bayu Kharisma Putra
8 Agustus 2021
A A
Lek-lekan Nganten, Kegiatan Bergadang Paling Berbahaya di Kampung Saya terminal mojok (1)
Share on FacebookShare on Twitter

Tinggal di sebuah perkampungan sub-urban, membuat diri saya terbiasa mengikuti seluk beluk budaya kampung sejak kecil. Mulai dari tongkrong di pinggir jalan, sampai menonton orang berantem di pertigaan. Budaya minum di depan warung, atau judi plat nomor mobil. Mungkin terdengar ra mashok dan terlihat seperti lingkungan yang buruk untuk ditinggali, tapi saya bisa pastikan pikiran semacam itu ada benarnya juga, hehehe.

Pengangguran yang tinggi dan anak putus sekolah memang terjadi. Untunglah, dekade ini keadaan mulai sedikit lebih baik. Kegiatan-kegiatan semacam itu sudah mulai berkurang. Tapi, masih ada satu kegiatan yang lumayan berbahaya di kampung saya, yaitu lek-lekan nganten atau bergadang di rumah orang yang sedang melangsungkan hajatan.

Menjadi remaja yang dahulu tak suka rokok dan minum, membuat lek-lekan nganten menjadi siksaan tersendiri. Duduk di tengah orang-orang yang lagi minum dan berteriak-teriak, membuat saya nggak nyaman. Kalau nggak ikut kumpul, dianggap kurang solid, nggak bolo, ra umum kancane. Belum lagi harus mendengarkan obrolan penuh guyonan yang om-om banget.

Saat lek-lekan nganten, ada beberapa macam kelompok. Satu, main kartu. Dua, minum dan tepar. Tiga, nonton yang nggak-nggak. Soal kelompok main kartu, mereka ada dua jenis. Pertama, hanya main-main. Kedua, main beneran. Yang saya maksud main beneran itu ya judi. Akan selalu ada oknum yang main judi kartu. Memang nggak di semua tempat hajatan, lihat-lihat tuan rumahnya dulu. Kalau yang woles, ya pasti gas pol.

Sementara orang yang minum sembarang di pinggir jalan sudah jarang, justru di kegiatan ini anak-anak ABG jadi belajar minum. Yang nggak pernah minum, terpaksa ikut-ikutan ketimbang malu dianggap cupu sama teman-temannya. Maksud saya, kalau mau minum, sih, silakan saja asal sudah cukup umur. Lha, mereka masih SMP, kan bahaya juga.

Nah, kelompok ketiga ini yang tak kalah bahaya. Awalnya nonton film-film normal pada umumnya. Bisa action, horor, seringnya film komedi. Tapi, kalau malam makin dingin dan sepi, nonton b*k*p berjamaah adalah pilihannya. Nggak tua, nggak muda, sama saja semua suka. Kalau sudah agak banyak yang ditonton, para penonton ini buru-buru pulang ke rumahnya masing-masing. Nggak tahu mau ngapain, palingan ngantuk.

Di tengah hiruk pikuk itu, akan selalu ada pihak yang kena bully dan dibombardir pertanyaan kapan nikah. Yaaa para pemuda yang memang belum menikah dan kerap dipersekusi di tongkrongan. Hidup di kampung, hal semacam ini kerap terjadi. Nggak hanya pemuda, pemudi juga kerap kena jurus cocot nogoraja sasrabahu para tetangga. Bedanya, jika perempuan diomongin di belakang, sementara yang pria dibully saat nongkrong sama bapak-bapak. Ya, lek-lekan itulah saat yang tepat untuk melakukan itu.

Sejak tahun lalu saya sudah mulai kena bully, namun tak berefek dan tak menimbulkan rasa malu. Memang saya belum pengin nikah. Tinggal saya jawab dengan kalimat ini, “Doakan, semoga saya bisa punya pernikahan bahagia, seperti Bapak!” Nggak tahu kenapa, mereka biasanya berhenti dengan sendirinya pas saya jawab gitu.

Baca Juga:

Realitas Pahit di Balik Hajatan: Meriah di Depan, Menumpuk Utang dan Derita di Belakang

Derita 3 Tahun Bertetangga dengan Pemilik Sound Horeg, Rasanya seperti Ada Hajatan Tiap Hari

Lek-lekan nganten memang bukan bergadang biasa. Ia merupakan lahan perang, perang melawan hawa nafsu. Segala keriweuhan di sana memang bisa dipandang sebagai hal negatif. Tapi, bukan itu letak permasalahan terbesarnya. Yang bikin saya mangkel adalah saat pagi harinya. Ya saat tamu sudah berdatangan, kesibukan dimulai, kerempongan rewang di dapur, hingga kemeja saya yang berpeluh keringat. Karena, eh, karena, yang semalam pada minum dan bergadang bangunnya siang. Alhasil hanya sedikit orang yang datang dan bisa membantu. Tapi, kadang hal-hal ngehe semacam ini yang justru bikin saya dan kawan-kawan kangen pulang ke kampung.

BACA JUGA Hal-hal Menyebalkan dari Kepanitiaan Hajatan di Kampung Saya atau tulisan Bayu Kharisma Putra lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 7 September 2021 oleh

Tags: Hajatankumpul wargalek-lekan ngantenNusantara Terminal
Bayu Kharisma Putra

Bayu Kharisma Putra

Anak pertama

ArtikelTerkait

Suka Duka Punya Tetangga Tukang Servis Sound System terminal mojok.co

Pakai Sound System Jedag-jedug Saat Hajatan Itu Memang Asyik, tapi Nggak Sekenceng Itu Juga kali, Tenggang Rasanya di Mana?

9 Juli 2023
Alasan Umpatan Daerah Hanya Boleh Diucapkan oleh Penutur Asli terminal mojok

Alasan Umpatan Daerah Hanya Boleh Diucapkan oleh Penutur Asli

9 Agustus 2021

Bahasa Jemberan: Mulai dari ‘Siah Mak Iyo Rakah’ Sampai ‘Sengak Kamu ya’ yang Bikin Pusing Kepala

9 Juni 2021
Hal yang Menyebalkan dari Kepanitiaan Hajatan di Kampung Saya terminal mojok

Hal-hal Menyebalkan dari Kepanitiaan Hajatan di Kampung Saya

1 Juni 2021
Sekte Meresahkan Berkat Kondangan: Berkat kok Isinya Sabun?

Sekte Meresahkan Berkat Kondangan: Berkat kok Isinya Sabun?

26 April 2024
Pengalaman Masa Kecil Bikin Saya Gugup Datang ke Hajatan Mewakili Orang Tua

Pengalaman Masa Kecil Bikin Saya Gugup Datang ke Hajatan Mewakili Orang Tua

4 Februari 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.