Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Media Sosial

Latahnya Pengguna Instagram: Pakai Prompt Sticker Tanpa Mikir Efeknya

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
23 November 2021
A A
Latahnya Pengguna Instagram: Pakai Prompt Sticker Tanpa Mikir Efeknya terminal mojok.co
Share on FacebookShare on Twitter

Saya lagi nggak pengin terlalu banyak basa-basi untuk mengawali tulisan ini. Saat ini, saya sedang dibuat keheranan oleh banyak pengguna Instagram. Betapa tidak, banyak di antara mereka yang lagi hepi-hepinya mencoba, menggunakan, sekaligus posting fitur prompt sticker via Instastory Instagram. Itu lho, sticker berisikan ajakan untuk menyebutkan dan/atau posting berbagai hal. Mulai dari variasi panggilan nama, nama anak, profil WhatsApp yang digunakan, jarak umur pasangan, orang yang suka foto kaki, sampai yang paling absurd: tanda tangan.

Iya, kalian nggak salah baca, t-a-n-d-a-t-a-n-g-a-n. Ini yang ikut-ikutan posting apa nggak berpikir panjang tentang dampak, efek laten, dan lain sebagainya apa, ya?

Okelah. Ente-ente sekalian yang lagi dibuai oleh kesenangan semu ini, bisa saja berdalih ikut-ikutan tren atau lucu-lucuan. Pikir ente mungkin, “Lah, memang apa efek atau dampak buruk dari postingan yang hanya menyebutkan variasi panggilan nama?”

Begini. Ente nggak sadar, kan, hal tersebut bisa jadi celah bagi para pelaku kejahatan untuk melancarkan aksinya? Hal ini sudah cukup ramai jadi bahan diskusi. Pelaku kejahatan bisa memanfaatkan fitur tersebut untuk menyapa seseorang dengan nama panggilan/sapaan akrab, seolah-olah ia adalah kenalan lamanya. Modus penipuannya beragam. Namun, yang paling template, sih, meminjam sejumlah uang.

Oke, jika gambaran tersebut belum cukup untuk membuat ente sekalian yakin, coba bayangkan sketsa berikut ini:

Seandainya gue adalah seorang kriminal, yg bener2 ga kenal lo deket, gampang bet ini bikin wording ini dari info2 lo yg emang dishare sendiri 🥲

Thanks @damnmaulana for the inspiration! pic.twitter.com/eu095yNucn

— Eza Hazami (@ezash) November 23, 2021

Bisa saja ente ragu atau menolak. Namun, kalau si penipu berhasil memanipulasi dan meyakinkan ente karena bisa menyebutkan nama panggilan atau sapaan akrab—yang biasanya hanya diketahui oleh circle ente aja—nama orang tua, nama anak, nama pasangan, berapa jarak umur dengan pasangan sekaligus alamat, dan semuanya dengan jelas/benar disebutkan. Lantas, akhirnya ente luluh sekaligus percaya, gimana? Itu yang dimaksud celah bagi para pelaku kejahatan.

Ingat, yang semakin cerdas dan punya variasi tindakan di antara perkembangan teknologi ini, bukan hanya ente-ente sekalian saja. Namun, juga mereka para otak kriminal dengan segala insight yang mereka dapat sekaligus kembangkan. Awalnya dari siapa dan dari mana? Ya, dari kita juga. Hasil kolaborasi dari berbagai fitur yang ada di media sosial.

Baca Juga:

Pengalaman Mahasiswa KIP Kuliah yang Nekat Pinjol: Awalnya Merasa Butuh tapi Malah Kecanduan dan Berakhir Menderita

3 Barang dan Jasa yang Tidak Saya Sangka Dijual di Instagram, Salah Satunya Jasa Detektif Kasus Perselingkuhan

Belum lagi soal saling share tanda tangan. Astagaaa. Ente-ente sekalian nggak sadar apa, ya? Tanda tangan yang tersebar secara cuma-cuma di satu fitur, bisa disalahgunakan oleh orang-orang yang nggak bertanggung jawab. Ini bisa digunakan untuk kepentingan apa pun yang efeknya ngeri-ngeri sedap.

Bukannya apa, jika tidak di-filter dan tidak bijak dalam proses penggunannya, permintaan pada prompt sticker Instagram ini makin lama bisa makin absurd. Nggak menutup kemungkinan nanti ada yang dengan entengnya minta selfie bareng KTP atau data diri lainnya, kartu keluarga, akta lahir, nama ibu kandung, domisili, atau cap ibu jari. Kalau udah selengkap ini, tinggal bikin rekening di bank aja, sih.

Akan tetapi, bukan itu poinnya. Poin utama yang mesti digarisbawahi adalah: ente kalau ada kebocoran data sok-sokan berkoar dan merasa paling terdepan dalam membela privasi. Bahkan, nggak jarang sampai menyalahkan pemerintah segala. Tapi, di sisi yang berlawanan, ente-ente juga yang gampang betul membagikan hal yang bersifat privasi di ranah publik. Media sosial bisa dilihat siapa pun, lho.

Hah? Apa? Akun Instagram ente digembok? Yang bisa melihat story hanya close friend? Pffft. Semoga berhasil, Kawan.

Sekali lagi, ini bukan soal lucu-lucuan atau ngikut tren untuk menunjukkan eksistensi. Tapi, lebih pada efek laten yang sering kali luput dari kesadaran diri. Jangan hanya karena pengin ikut-ikutan, kemudian sampai mengorbankan privasi.

Belum lagi jika pinjol yang sering dikatain laknat itu, mengambil kesempatan dalam ketidaktahuan ini. Apa nggak semakin ambyar nantinya? Jadi, nggak usah main-main lah soal penyebaran data privasi, sesepele apa pun itu. Sekecil apa pun celahnya, bisa dimanfaatkan oleh siapa saja untuk hal dengan dampak yang bisa bikin jantung mendadak ndregdeg, makan nggak enak, tidur nggak nyaman, dan seterusnya.

Sebetulnya, kita semua bisa mencegah hal ini agar tidak semakin menjamur dan data privasi tidak disalahgunakan. Sederhana saja: nggak usah ikut-ikutan, lucu-lucuan, atau demi apa pun itu, kalau yang diminta atau di-repost adalah data pribadi. Janji?

Sumber Gambar: Unsplash

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 23 November 2021 oleh

Tags: data pribadiinstagrampenipuanpinjolPrompt Sticker
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

penangguhan penahanan gugatan hukum RCTI mojok.co

Di Balik Tirai Penolakan Pengabulan Penangguhan Penahanan JRX

11 Oktober 2020
Orang yang Menumpuk Notifikasi dan Melarikan Diri Perlu Dirukyah Ningsih Tinampi mojok.co

Orang yang Menumpuk Notifikasi Sebaiknya Dirukyah Ningsih Tinampi

25 Oktober 2020
Mahasiswa Main Slot Online Adalah Hal Paling Lucu Sekaligus Gambaran Bobroknya Pola Pikir Mahasiswa Masa Kini

Mahasiswa Main Slot Online Adalah Hal Paling Lucu Sekaligus Gambaran Bobroknya Pola Pikir Mahasiswa Masa Kini

31 Oktober 2023
ritual cekrek upload

Makan Terasa Hambar Tanpa Ritual Cekrek-Upload

20 September 2019
fleet Mereka yang Pura-pura Cari Penjual Netflix di Twitter Itu Menganggu Banget terminal mojok.co

3 Fitur ini Lebih Dibutuhkan Twitter daripada Fleet

29 November 2020
pinjaman online

Dua Sisi Pinjaman Online: Antara Pencairan Mudah dan Data Pribadi yang Dikorbankan

28 Juli 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.