Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Lampu Merah Pasar Demangan Jogja, Lampu Merah yang Bikin Kalian Kehilangan Kewarasan

Rizky Prasetya oleh Rizky Prasetya
1 Agustus 2024
A A
Lampu Merah Pasar Demangan Jogja, Lampu Merah yang Bikin Kalian Kehilangan Kewarasan lampu lalu lintas, lampu sein

Lampu Merah Pasar Demangan Jogja, Lampu Merah yang Bikin Kalian Kehilangan Kewarasan

Share on FacebookShare on Twitter

Lampu merah Pasar Demangan adalah salah satu problematika Jogja yang baiknya segera diperbaiki, kecuali…

Ada satu efek yang tak diinginkan muncul dari masifnya kampanye keindahan Jogja, yaitu kemacetan. Di mana ada lampu merah, di situlah ada kemacetan. Titik kemacetan menyebar begitu merata. Lampu merah Pingit yang terkenal begitu lama dan macet, kini tak lagi jadi begitu spesial, mengingat daerah lain mulai punya sifat serupa.

Tapi ada salah satu lampu merah yang sudah terkenal macet dari lama, dan ketika Jogja makin penuh manusia, keadaannya jadi menggila. Lampu merah yang saya maksud adalah lampu merah Pasar Demangan Jogja.

Lampu merah Pasar Demangan ini memenuhi segala kriteria lampu merah yang menyebalkan. Jalan utama tapi sempit, durasi yang lumayan, plus dipenuhi kendaraan yang tak sabaran, ada semua di lampu merah tersebut. Sejak menginjakkan kaki di Jogja sekitar 13 tahun yang lalu, saya sudah sebel sama lampu merah ini.

Dilema lampu merah Pasar Demangan

Jogja yang dulu tak seramai sekarang. Kalian masih bisa berkendara dengan lancar di Gejayan sekalipun. Tapi menyentuh lampu merah Pasar Demangan, ceritanya sudah berbeda. Meski pengendara yang berhenti di sana tak banyak, tetap saja jadinya berdesakan. Sebab, lampu merah Pasar Demangan menerapkan “belok kiri jalan terus” (seingat saya masih begitu), jadi bagi pengendara yang mau ke kanan, mereka hanya punya space yang sempit.

Yang mau belok kiri pun tetap kesulitan, karena jalurnya juga tak kalah sempitnya.

Tahun berganti, penghuni Jogja pun meningkat drastis. Pengendara yang melalui jalan ini pun makin meningkat. Maklum saja, sebab jalan depan Pasar Demangan adalah akses menuju landmark penting di Jogja. Ada XXI, ada Superindo, dan semenjak jalan di Galeria berubah jadi satu arah (saya lupa namanya), jalan Pasar Demangan jadi salah satu akses menuju Lempuyangan (meski tidak langsung).

Efeknya bisa ditebak, kemacetan di lampu merah Pasar Demangan jadi satu hal yang pasti. Mengurai kemacetannya pun jelas tak mudah. Bagi saya lebih mudah mengatasi persoalan gaji guru ketimbang kemacetan di Demangan. Soalnya emang sesulit itu.

Baca Juga:

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Dan kesulitannya jadi makin tak masuk akal gara-gara ulah pengendara brengsek yang entah kenapa selalu ada di lampu merah ini.

Pengendara bajingan

Satu hal menyebalkan dari lampu merah yang ada “belok kiri jalan terus”-nya adalah, pengguna jalur tersebut adalah pengendara yang mau lurus/ke kanan, tapi tak mau mengantre. Pengendara bajingan tersebut pura-pura di jalur kiri, pelan-pelan, lalu ketika lampu hijau menyala, mereka segera menginjak gas dalam-dalam. Ya, kalian tak salah baca, pelaku kelakuan biadab ini biasanya pengendara mobil.

Bahkan ada yang memang sengaja berhenti di jalur kiri, membuat kemacetan di belakangnya. Lagi-lagi, pengendara mobil.

Pengendara bajingan ini mudah ditemui di lampu merah Pasar Demangan. Terlalu sering malah saya menemuinya. Tanpa kelakuan orang-orang tersebut saja ini lampu merah sudah nggak ngotak macetnya, apalagi ditambah kelakuan biadab tersebut.

Apakah pengendara motor nggak ada yang kayak gini? Oh ya tentu saja ada. Banyak. Lebih parah lagi, biasanya mereka malah berhenti di depan zebra cross. Orang goblok memang ada, dan berlipat ganda.

Bagi saya, lampu merah Pasar Demangan adalah sebenar-benarnya chaos. Lampu merah Condongcatur terlihat biasa saja ketimbang Demangan. Sudah sempit, gelap, penuh pengendara biadab, tinggal menunggu waktu saja kekacauan terjadi. Memantiknya begitu mudah, tinggal siapa yang cukup berani untuk berteriak.

Jogja tidak siap

Lampu merah Pasar Demangan ini, setidaknya untuk saya pribadi, adalah contoh bahwa Jogja ini tidak siap dengan ledakan penduduk. Entah tidak siap, atau memang tidak mempersiapkan. Tidak ada rekayasa lalu lintas yang amat berarti di sini, padahal kemacetannya sudah sejak dulu. Saya pikir lucu saja melihat banyak tempat baru dibangun untuk mengakomodir wisatawan dan mahasiswa baru, tapi tempat-tempat vital yang punya masalah justru dibiarkan begitu saja.

Jogja itu indah, setidaknya bagi saya, kota ini maknanya luar biasa, dan cantik sejak pertama kali menginjakkan kaki. Tapi, hal-hal indah itu punya problematikanya sendiri. Lampu merah Pasar Demangan adalah salah satu problematika Jogja yang baiknya segera diperbaiki…

Kecuali jika memang terima-terima aja jadi medioker sih, itu beda cerita.

Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Pandangan Saya Terhadap Jogja Berubah Setelah Merantau, Ternyata Kota Ini Nggak Istimewa Amat

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 31 Juli 2024 oleh

Tags: JogjaKemacetanLampu Merahpasar demangan
Rizky Prasetya

Rizky Prasetya

Redaktur Mojok. Founder Kelas Menulis Bahagia. Penulis di Como Indonesia.

ArtikelTerkait

Kota Malang

Selamat Ulang Tahun Kota Malang, Jangan Jadi Kota yang Problematik

1 April 2023
5 Aktivitas Wisata Jogja yang Nggak Semua Wisatawan Bakal Cocok Mojok.co

5 Aktivitas Wisata Jogja yang Nggak Semua Wisatawan Bakal Cocok

14 April 2025
kenapa UMP Jogja rendah titik kemacetan di jogja lockdown rekomendasi cilok di Jogja Sebenarnya Tidak Romantis Jika Kamu Cuma Punya Gaji UMR dawuh dalem sabda pandita ratu tugu jogja monarki mojok

Stop Menganggap Hidup di Jogja Itu Lebih Murah

29 Desember 2020
5 Hal yang Bikin Saya Menderita ketika Pindah dari Jogja ke Semarang

5 Hal yang Bikin Saya Menderita ketika Pindah dari Jogja ke Semarang

6 Oktober 2023
Bukan Macet, 3 Jalan di Jogja Ini Sebaiknya Dihindari karena Bau terminal.com

Bukan Macet, 3 Jalan di Jogja Ini Sebaiknya Dihindari karena Bau

20 Januari 2022
Mie Sapi Gajahan: Viral, tapi Nggak Bisa Disebut Spesial

Mie Sapi Gajahan: Viral, tapi Nggak Bisa Disebut Spesial

3 April 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Kuliner Madura selain Sate yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang Mojok.co

5 Kuliner Madura selain Sate yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang

28 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Ibu Rumah Tangga dan Ojol juga Berhak untuk Kuliah, Universitas Terbuka Menerima Tanpa Batasan Apa pun! Mojok.co

Ibu Rumah Tangga dan Ojol juga Berhak untuk Kuliah, Universitas Terbuka Menerima Tanpa Batasan Apa pun!

29 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.