Sudah menjadi kesepakatan bersama bahwa lampu merah Kalibanteng adalah salah satu titik paling menyebalkan di Semarang. Mengutip Solopos Jateng, banyak masyarakat mengeluhkan panjangnya antrian dari arah Jalan Walisongo, yang bisa mencapai ke pertigaan Hanoman. Kemacetan ini merugikan masyarakat yang memiliki kepentingan mendesak.
Penyebabnya, apalagi, kalau bukan durasi lampu merah Kalibanteng Semarang yang sangat lama. Kamu harus menyiapkan waktu hingga 307 detik kalau berhenti di sini. Sudah pasti durasi ini menjengkelkan masyarakat setempat. Secara psikologis, menanti 307 detik memang jadi cukup lama dan menjengkelkan.
Lalu, kenapa, sih, lampu merah Kalibanteng Semarang itu lama banget? Menurut Kepala Bidang Pengendalian dan Penertiban Dishub Kota Semarang, yang dikutip Detik Jateng, persimpangan tersebut memiliki 6 simpang. Salah satu simpangan yang paling banyak dikeluhkan adalah yang dari arah Jalan Abdulrahman Saleh dan Museum Ranggawarsita.
Berbagai keluhan masyarakat terkait lampu merah Kalibanteng Semarang
Saya merekam cukup banyak keluhan masyarakat terkait persimpangan ini. Berikut beberapa di antaranya.
Selain durasinya yang kelewat lama, banyak yang mengeluh karena cuaca yang panas. Salah satu pengguna jalan mengeluh gini: “Lagi buru-buru, siang-siang lama buanget kaya dipanggang. Nunggunya jadi pengin cepet-cepet jalan. Kayak kena sugesti juga jadinya berasa lama banget.”
Komentar lain yang paling lucu saya temukan di kolom komentar unggahan Instagram @aslisemarang. Ada yang bilang gini: “Bangjo kono kuwi wingi ono bapak-bapak ngeterke anak SD keno abang, pas murup ijo, anakke wis SMP.”
Dalam Bahasa Indonesia jadi: “Berhenti di lampu hijau situ, kemarin ada bapak-bapak mengantar anak SD menuju sekolah dan kena lampu merah. Pas menyala hijau, anaknya sudah SMP.”
Baca halaman selanjutnya: Persimpangan yang menjadi “musuh” para pengendara sepeda motor.
Persimpangan lain yang juga menjadi “musuh” pengendara
Selain lampu merah Kalibanteng Semarang, ada lampu merah lain yang durasinya juga termasuk lama. Yang saya maksud adalah lampu merah Tugu Muda, dengan 2 titiknya yang memiliki durasi sangat lama. Pertama, di titik yang akan menuju ke arah Lawang Sewu dan titik kedua menuju Jalan Siliwangi. Menurut masyarakat sekitar, durasi lampu merah di sana sekitar 180 sampai 300 detik.
Perbandingan antara lampu merah Kalibanteng Semarang dan Tugu Muda juga seringkali menjadi perbincangan masyarakat. Menurut mereka yang sering melewati lampu merah tersebut, tetap Simpang Kalibanteng yang memenangkan status lampu merah paling menyebalkan di Kota Semarang.
Selain mengeluh, masyarakat Semarang juga menawarkan saran. Misalnya, kalau bisa dan memungkinkan, durasi lampu merah Kalibanteng Semarang itu dikurangi. Saran ini muncul setelah mempertimbangkan kepadatan jalan karena lampu merah tersebut.
Menurut mereka, jika memang tidak bisa dipersingkat, setidaknya ditanami pohon agar pengendara tidak kepanasan saat menunggu lampu hijau. Masyarakat yang lain malah ada yang pasrah sama lamanya lampu hijau.
Nah, kabar baiknya, mengutip Solopos Jateng, Dishub Kota Semarang mengevaluasi durasi lampu merah Kalibanteng Semarang. Mereka akan melakukan pembatasan akses bagi kendaraan besar yang akan masuk ke kota di jam sibuk, misalnya pada pagi dan sore.
Mari doakan upaya tersebut berhasil. Yah, supaya kita, warga Kota Semarang, nggak jadi tua di jalan aja.
Penulis:
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Jalan Kaligawe Semarang, Pusatnya Jalanan Rusak dan Banjir yang Bikin Rakyat Sengsara
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.