Setelah hampir 10 tahun menjadi karyawan, akhirnya saya memutuskan berhenti bekerja dan memulai berwiraswasta. Keadaan ini membuat dunia kerja saya terbalik. Yang sebelumnya nunggu gaji akhir bulan, sekarang nggaji karyawan akhir bulan. Yang sebelumnya bisa misahin antara kerjaan kantor dan kerjaan rumah, sekarang kerjaan kantor pun jadi kerjaan rumah. Termasuk juga yang sebelumnya jadi yang diwawancara kerja, sekarang jadi pewawancara kerja.
Nah, selama menjadi pewawancara kerja ini ternyata cukup banyak kelakuan para calon karyawan yang menurut saya cukup berbahaya jika dilakukan oleh para pencari kerja. Cerita ini sekadar sharing pengalaman yang mungkin berguna untuk mengurangi kesalahan-kesalahan yang tidak perlu dilakukan, baik sengaja maupun tidak sengaja, supaya calon karyawan dapat memberikan hasil yang terbaik, selama proses melamar kerja.
Kesalahan calon karyawan #1 Surat lamaran kerja copas
Terutama buat fresh graduate yang mungkin masih bingung gimana bikin surat lamaran kerja dan CV yang menarik, mbah Google memang sepertinya jadi satu-satunya solusi. Tinggal search, keluar deh ribuan contoh surat lamaran kerja dan format CV yang sesuai. Mau cari yang formal maupun nonformal, umumnya tinggal salin!
Sadarilah, si mbah seharusnya jadi alat buat nyari referensi aja, bukan nyontek. Apakah para calon karyawan menganggap perusahaan penerima surat lamaran tidak akan mengenali surat yang copas? Asumsinya, karena perusahaan sudah pasti menerima ribuan surat lamaran kerja setiap tahunnya. Jangan salah, surat lamaran umumnya diterima oleh bagian human resources (HRD). Nah, aktivitas membuka, membaca, dan menyortir surat lamaran sudah menjadi bagian sehari-hari mereka. Jadi walaupun menerima ribuan, bagian HRD bakalan hafal bentuk lamaran copas ini.
Lalu, apakah sebenarnya salah membuat surat lamaran copas? Buat saya pribadi sebagai pewawancara sih sebenarnya sah-sah saja, asalkan tidak menimbulkan kesalahan fatal akibat copas. Karena yang biasa ditemui yaitu nama perusahaan yang dituju adalah perusahaan kompetitor. Buat saya hal ini tidak bisa ditolerir.
Namun perlu diperhatikan juga posisi apa yang dituju. Jika melamar untuk posisi staf yang berhubungan dengan hal kreatif, sudah jelas surat lamaran copas akan mengurangi kualitas sang calon karyawan, bahkan sebelum sesi wawancara dilakukan.
Yang lebih parah, saya pernah menemukan surat lamaran copas yang sama persis antara satu calon karyawan dengan calon karyawan yang lain. Yang berbeda hanya data-data pribadinya saja. Dan, kedua surat lamaran itu masuk disaat yang bersamaan.
Yang terjadi selanjutnya adalah, saya panggil kedua orang tersebut untuk wawancara hanya untuk bertanya mengapa surat lamaran mereka sama persis. Saudara kandung, bukan. Teman satu kos juga bukan. Saya tanya siapa yang bikin duluan, jawabannya malah bikin saya tambah bingung. Salah-salahan.
Walaupun misalnya kedua calon karyawan tersebut memiliki pengalaman kerja yang baik dan keterampilan yang sesuai dengan posisi yang dibutuhkan, namun buat saya hanya ada satu kesimpulan untuk tipe orang seperti mereka: bikin males.
Kesalahan calon karyawan #2 Dandan berlebihan atau malah kurang dandan
Gak perlu diajarin pasti udah pada tahu kalau mau wawancara kerja ya harus rapi. Mandi, wangi, nyisir! Buat yang cewek baiknya juga bedakan biar wajah enggak berminyak. Tapi jangan kebablasan, walaupun melamar untuk posisi sales, marketing, atau resepsionis yang menuntut penampilan menarik, saran saya, pakai makeup secukupnya saja. Ingat kalau ini wawancara kerja, bukan kondangan atau pemotretan makeover.
Yang pernah saya temui adalah calon karyawan wanita ber-makeup tebal, sampai saya gak bisa bedain ini wajah aslinya atau faceapp. Berulang kali harus nyamain dengan foto di berkas lamaran kerja.
Lain kesempatan saya berjumpa dengan calon karyawan yang mengenakan makeup glitter di seputar mata, dikombinasikan dengan jilbab bling-bling yang dikenakannya. Ngeliatnya aja sudah bikin pusing!
Nah, untuk laki-laki biasanya yang jadi masalah adalah rambut kusut dan (maaf) bau keringat. Mungkin karena tergesa-gesa atau faktor lainnya. Ada lho orang yang gampang keringatan kalau lagi grogi atau gugup. Saran saya untuk para lelaki calon karyawan, itu obat ganteng (baca: sisir) dan parfum jangan sampai ketinggalan deh kalau wawancara.
Jadi gini ya, kalian tidak perlu cantik atau ganteng untuk mengambil hati pewawancara. Dengan makeup yang pantas dan nggak bau badan, sudah cukup bikin perekrut nyaman dalam melakukan wawancara kerja. Jadi tidak perlu merasa tergesa-gesa untuk segera menyelesaikan proses wawancara karena nahan napas….
Kesalahan calon karyawan #3 Terlalu pede
Sepantasnya para calon karyawan sudah mulai “menjual diri” saat proses wawancara. Ceritakan bagaimana pengalaman dan keterampilan Anda yang mampu membuat pewawancara yakin bahwa kalian adalah orang yang tepat untuk mengisi posisi tersebut. Tapi, jangan terlalu pede!
Ingat lho, tidak semua perusahaan memerlukan karyawan dengan skill ponten sepuluh. Calon karyawan dengan jam terbang yang tinggi memang biasanya tidak diragukan kualitasnya. Namun jangan salah, perusahaan juga mencari karyawan yang mudah diatur. Hal ini yang biasanya justru kurang dimiliki oleh mereka yang berpengalaman. Yang umumnya terjadi adalah karyawan yang berpengalaman cenderung merasa dirinya lebih pintar sehingga memiliki ego yang tinggi dan susah diatur. Belum lagi urusan gaji yang pastinya memiliki standar lebih tinggi.
Lain waktu saya menjumpai calon karyawan dengan CV yang sangat baik dan sangat pede “menjual diri”. Kebetulan saat itu diperlukan posisi bagian keuangan. Dengan bangganya ia menyampaikan bahwa ia sudah sangat pengalaman dalam menangani administrasi terkait penggelapan pajak dan akal-akalan lainnya. Walah.
Untuk kasus tersebut, saya tidak bisa bilang benar atau salah. Karena setiap perusahaan pasti punya prinsip bisnisnya masing-masing. Kalau saya sih tidak bisa toleran dengan hal ini karena menunjukkan ia terbiasa tidak jujur dalam bekerja. Namun, bisa jadi “jual diri” seperti itu di perusahaan lain bisa langsung membuat sang calon karyawan diterima. Jadi memang gambling ya kalau kalian mau menjual diri dengan cara seperti ini.
Kesalahan calon karyawan #4 Grogi
Nah, ini juga penting. Persiapan untuk wawancara kerja tidak hanya meliputi penampilan dan kelengkapan berkas, namun juga ketenangan diri dalam menghadapi wawancara. Hal-hal yang biasanya bikin nggak tenang hati bisa jadi karena memang lagi bete karena lagi ada masalah di rumah, atau justru hal kecil yang bisa jadi pemicu seperti terlambat datang ke tempat wawancara.
Tidak semua orang bisa menyembunyikan kegundahan hatinya. Ketidaktenangan umumnya akan terlihat dari raut wajah yang tegang dan cenderung galak. Lah, mau minta kerjaan jangan galak-galak dong, kakak. Pewawancara nggak akan mau tahu kalian lagi putus cinta atau senggolan motor di parkiran! Ketegangan dan ketidaktenangan hati ini yang biasanya melahirkan satu sikap: grogi!
Ada satu pengalaman yang pernah terjadi. Suatu saat, sang calon karyawan tiba gilirannya dipanggil masuk ruangan wawancara. Setelah masuk ruangan, ternyata ia langsung duduk santai di kursi pewawancara, di belakang meja. Saya sampai bingung harus ngomong apa.
Bukannya harusnya sudah tahu ya, calon karyawan itu duduknya di Futura, bukan di Informa. Apa memang harus dikasih tempelan kertas mana yang kursi tamu dan mana kursi bos? Dan kelanjutannya bisa ketebak, hancur luluh lantak proses wawancaranya. Suasana jadi aneh, calon karyawan jadi salting, malu nggak karuan, ngomong berantakan. Semuanya akibat grogi.
Jadi, menghadapai wawancara kerja itu jangan dianggap remeh. Walaupun mungkin hasilnya tidak seperti yang diharapkan, namun paling tidak ada kepuasan tersendiri bila dapat menyelesaikan proses wawancara dengan kesiapan diri dan mental yang baik. Satu tips terakhir, tinggalkan kesan yang baik untuk sang pewawancara. Beberapa kali setelah proses wawancara kerja selesai, saya menjadi sangat tidak sabar untuk segera mengontak calon karyawan tersebut untuk langsung bekerja.
BACA JUGA Contoh Pertanyaan Interview Kerja yang Sering Muncul dan Tips Menjawabnya dan tulisan Dessy Liestiyani lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.