ADVERTISEMENT
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Newsletters
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Personality

Laki-laki Juga Bisa Jadi Korban Kekerasan

Ahmad Zulfiyan oleh Ahmad Zulfiyan
1 Agustus 2019
A A
korban kekerasan

korban kekerasan

Share on FacebookShare on Twitter

Baru saja, selebriti Nikita Mirzani ditetapkan sebagai pelaku Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) terhadap mantan suaminya, Dipo Latief. Banyak komentar bermunculan menanggapi berita tersebut. Komentar yang mencuri perhatian saya adalah ketika masih banyak masyarakat yang menganggap kasus tersebut janggal karena korbannya adalah laki-laki.

Beberapa waktu lalu, jagad hiburan juga dikejutkan oleh kasus KDRT yang dilakukan Amber Heard kepada suaminya, Johnny Depp. Keduanya adalah selebriti kenamaan Amerika Serikat.

Banyak komentar yang menyebut berita tersebut hanya lelucon. Ada yang menyebut korban KDRT tersebut sebagai banci. Tak sedikit yang berkomentar ekstrem agar laki-laki korban KDRT tersebut memotong penisnya karena ‘gagal’ menjadi laki-laki. Mayoritas komentar tersebut menganggap bahwa laki-laki mustahil menjadi korban KDRT.

Benarkah laki-laki bebas KDRT?

KDRT adalah satu dari sekian banyak bentuk kekerasan. Masih banyak bentuk kekerasan, baik fisik, psikologis, maupun seksual lainnya. Kekerasan bisa terjadi di mana saja, baik ranah publik maupun privat. Pun, kekerasan bisa menyerang siapa saja, termasuk laki-laki yang konon dianggap kuat.

Lalu, kenapa selama ini kampanye anti-kekerasan hanya ditujukan untuk melindungi perempuan seolah laki-laki bebas dari tindak kekerasan? Kenapa kelompok feminis getol memperjuangkan hak-hak perempuan? Kenapa ada Komnas Perempuan namun tak ada Komnas Laki-laki?

Secara sederhana, jawabannya karena kasus kekerasan terhadap perempuan jauh lebih banyak dibanding laki-laki. Selain itu, perempuan juga rentan mendapat kekerasan di kemudian hari. Ketika mengalami kasus kekerasan, perempuan sering kali disalahkan, bahkan direviktimisasi.

Data Komnas Perempuan menunjukkan bahwa ada tren peningkatan laporan kasus kekerasan terhadap perempuan setiap tahunnya. Kekerasan seksual adalah kasus yang paling banyak dilaporkan. Kita tak tahu berapa banyak kasus yang belum dilaporkan.

Maka tak heran kampanye anti-kekerasan yang didengungkan di berbagai negara, termasuk Indonesia lebih fokus pada isu perempuan. Masih banyak sekali perempuan yang tak hanya mengalami kekerasan, namun juga mendapat stigma negatif, stereotip berbasis gender, subordinasi, sampai marjinalisasi. Tak ada alasan untuk tidak bersuara.

Namun, perlu kita sadari bahwa bukan hanya perempuan yang bisa menjadi korban kekerasan. Kelompok marjinal seperti anak-anak dan kelompok LGBT serta laki-laki pun bisa menjadi korban kekerasan. Masing-masing kelompok tersebut mengalami kendala masing-masing ketika ingin memperjuangkan haknya untuk hidup tanpa mendapat kekerasan.

Baik perempuan, laki-laki, anak, maupun kelompok LGBT mengalami kekerasan sering kali karena adanya relasi kuasa yang timpang. Selain itu, kekerasan yang menimpa mereka sering kali diawali dengan adanya stigma negatif. Secara lebih luas, kekerasan disebabkan oleh banyak faktor.

Dalam masyarakat patriarki, laki-laki punya tantangan tersendiri dalam menghadapi kasus kekerasan. Kita sudah familiar dengan pandangan bahwa laki-laki harus berlaku jantan nan kuat. Jika tidak kuat, kamu bukan laki-laki sejati. Laki-laki tidak boleh menangis, yang menangis cuma banci. Ada konsep maskulinitas yang harus diikuti.

Adanya pandangan tersebut membuat masyarakat menganggap bahwa laki-laki adalah sosok yang kuat. Laki-laki tak mungkin ‘kalah’ dari perempuan. Laki-laki seharusnya punya posisi lebih tinggi dibanding perempuan.

Maka, anggapan aneh akan muncul ketika laki-laki ‘kalah’ dari perempuan. masyarakat akan latah ketika melihat ada laki-laki yang menyimpang dari konsep maskulinitas dalam budaya patriarki. Laki-laki korban kekerasan pada akhirnya mendapat cemoohan.

Kok bisa laki-laki jadi korban perkosaan?

Gimana ceritanya laki-laki bisa jadi korban KDRT?

Laki-laki kok lemah. Jadi perempuan aja sana!

Laki-laki kok nggak melawan?

Menang banyak tuh laki-laki.

Dan seterusnya.

Karena anggapan tersebut, muncul istilah toxic masculinity yang merujuk pada terbatasnya laki-laki untuk melakukan sesuatu yang menyimpang dari konsep maskulinitas. Banyak laki-laki enggan melaporkan kasusnya karena malu. Mereka takut dianggap ‘kurang laki’ ketika terbukti menjadi korban kekerasan.

Di sini, kita melihat bahwa sebenarnya sistem patriarki yang kita kenal selama ini bukan hanya tak baik untuk perempuan maupun kelompok marjinal, namun juga laki-laki. Hal yang membuatnya tak baik adalah sifatnya yang opresif dan diskriminatif.

Tulisan ini bukan bermaksud untuk melegitimasi laki-laki sebagai korban kekerasan dan menegasikan perempuan yang sering menjadi korban kekerasan. Pun, tidak untuk mencari siapa yang patut disalahkan atas berbagai kekerasan yang terjadi karena pada akhirnya laki-laki dan perempuan harus diposisikan setara.

Laki-laki maupun perempuan bisa jadi pelaku maupun korban kasus kekerasan. Siapa saja. Saling menyalahkan bukan solusi. Sejauh ini, banyak perempuan korban kekerasan yang tidak mendapat perlindungan hukum dengan baik. Sebagai sosok yang dipandang tinggi dalam masyarakat patriarki, laki-laki akan lebih sulit berbicara ihwal kasus yang mereka alami.

Kita sepatutnya tak menyalahkan perempuan karena melakukan kekerasan terhadap laki-laki, begitu pun sebaliknya. Musuh nyata kita semua sebenarnya praktik kekerasan itu sendiri. Siapa pun pelakunya, di manapun terjadinya, kekerasan adalah suatu hal yang salah.

Terakhir diperbarui pada 25 Februari 2022 oleh

Tags: kdrtkekerasan dalam rumah tanggakorban kekerasanLaki-lakinikita mirzani
Ahmad Zulfiyan

Ahmad Zulfiyan

Ahmad Zulfiyan adalah pelajar sepanjang hayat. Tertarik pada isu sosial dan pendidikan.

ArtikelTerkait

Cowok Korea Tak Semanis Drakor: KDRT Marak, Perempuan Tak Punya Ruang Gerak

Cowok Korea Tak Semanis Drakor: KDRT Marak, Perempuan Tak Punya Ruang Gerak

28 September 2023
Bunda Corla Jenis Kelaminnya Apa Sering Dipertanyakan, Begini Perjalanan Hidupnya  

Bunda Corla Jenis Kelaminnya Apa Sering Dipertanyakan, Begini Perjalanan Hidupnya  

4 Februari 2023
Belajar dari Kasus Peremasan Alat Vital Dikta, Korban Pelecehan Seksual Bukan Cuma Perempuan Terminal Mojok

Belajar dari Kasus Peremasan Alat Vital Dikta, Korban Pelecehan Seksual Bukan Cuma Perempuan

27 Januari 2023
5 Provinsi di Indonesia dengan Kasus KDRT Tertinggi Terminal Mojok

5 Provinsi di Indonesia dengan Kasus KDRT Tertinggi

11 Januari 2023
Penjelasan Ilmiah Kenapa Handuk Laki-laki Lebih Basah ketimbang Perempuan Setelah Mandi

Penjelasan Ilmiah Kenapa Handuk Laki-laki Lebih Basah ketimbang Perempuan Setelah Mandi

11 Oktober 2022
Dear Baim Wong, KDRT Bukan Lelucon apalagi Dikomersilkan Terminal Mojok

Baim Wong Bikin Konten Prank Soal KDRT, Nggak Etis!

3 Oktober 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
pelakor

Jangan Pernah Adili Pelakor, PSK, dan Ayam Kampus

barang bekas

Berhenti Berpikir Bahwa Semua Barang Bekas Bisa Disulap Menjadi Karya Menakjubkan Seperti Video DIY Di YouTube

kecap

Kecap Manis yang Terdiskriminasi



Terpopuler Sepekan

Digigit Nyamuk Memang Menyebalkan, tapi Jika Digigit di 5 Bagian Tubuh Ini, Rasanya kayak Menderita Selama 1000 Tahun

Digigit Nyamuk Memang Menyebalkan, tapi Jika Digigit di 5 Bagian Tubuh Ini, Rasanya kayak Menderita Selama 1000 Tahun

oleh Iqbal AR
23 September 2023

Jakarta Adalah Tempat Terbaik untuk Menemukan Ketenangan Melebihi Jogja (Unsplash) umr

Bisakah Bertahan di Jakarta dengan Gaji di Bawah UMR? Tentu Saja Bisa, Ini Caranya

oleh Fauzan Hidayat
23 September 2023

Darurat Jember Kota Seribu Gumuk: Kalau Uang Sudah Berbicara, Gumuk pun Dihancurkan!

Darurat Jember Kota Seribu Gumuk: Kalau Uang Sudah Berbicara, Gumuk pun Dihancurkan!

oleh Anik Sajawi
28 September 2023

Karawang, Sebaik-baiknya Tempat Tinggal dan Investasi

Karawang, Dulu Lumbung Padi Kini Kota Industri: Kota yang Semakin Ideal untuk Menetap dan Berinvestasi

oleh Diaz Robigo
23 September 2023

Hotel Kapsul Simulasi Peti Mati? Ah, Ngaco. Nggak Sesempit Itu Juga, kok

Hotel Kapsul Simulasi Peti Mati? Ah, Ngaco. Nggak Sesempit Itu Juga, kok

oleh Dyan Arfiana Ayu Puspita
23 September 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=UYaA2xiqS2A

DARI MOJOK

  • Ajaran Sunan Bonang: Jalan Kembali Kepada Allah adalah Cinta
  • 3 Fungsi Pokok Pancasila untuk Kehidupan Bangsa
  • Pernah Wakili Partai Komunis di Parlemen, Mengapa Affandi Selamat dari Peristiwa 1965? 
  • Melacak Jejak Freemasonry di Jogja, Markas Besarnya di Gedung DPRD DIY
  • Universitas Padjadjaran Punya Cabang di Kabupatennya Susi Pudjiastuti, Pangandaran
  • Cerita Saksi Hidup tentang Kematian Misterius Satu Keluarga di Rembang
ADVERTISEMENT
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Newsletters
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!