Musik dan patah hati itu ibarat nasi dan sambal, saling melengkapi. Mereka mungkin bisa saja berdiri sendiri, namun ketika bersanding atau dipadukan menjadi satu, maka akan menjadi sebuah kombinasi yang tiada lawan. Musik bisa menjadi obat patah hati, atau bisa juga sebagai pengiring rasa patah hati. Biasanya, musik-musik yang mellow mendayu-dayu, pop cengeng yang menyayat-nyayat adalah musik yang kerap menjadi teman ketika patah hati.
Bicara musik dan patah hati, tidak sah rasanya kalau tidak memasukkan nama Kerispatih di dalamnya. Era tahun 2000-an adalah era di mana band-band pop seperti Kerispatih ini sedang jaya-jayanya. Seperti kita tahu, band yang dulu digawangi oleh Sammy Simorangkir dan Badai ini bisa dibilang sebagai rajanya musik patah hati. Hampir sebagian besar lagu Kerispatih menceritakan perasaan betapa sakitnya patah hati.
Saat itu memang banyak band-band seangkatan Kerispatih yang mengangkat patah hati sebagai tema di lagu-lagu mereka. Namun, sedikit sekali yang bisa naik ke permukaan dan mencuri perhatian. Kerispatih, tanpa ada rasa pretensius untuk menjadi band pop paling menyayat, sudah berhasil membuktikan bahwa mereka adalah satu dari sedikit band yang mampu mengangkat tema patah hati menajdi lagu-lagu yang keren, lagu-lagu yang tidak murahan, serta jauh dari kata receh, meskipun tema patah hati bisa dibilang adalah tema yang cukup receh.
Tentu saja kuncinya ada di dua orang, yaitu Sammy Simorangkir di vokal dan Badai sebagai pencipta lagu. Ini adalah salah satu kombinasi terbaik yang pernah dimiliki musik Indonesia, di mana lagu-lagu yang diciptakan oleh Badai tidak pernah gagal dinyanyikan oleh Sammy. Meskipun terkesan seperti pop cengeng, Badai berhasil membawa pop cengeng itu ke level yang lebih tinggi, dengan nuansa orkestrasi megah yang seakan bercerita, bahkan sebelum diberi lirik. Dari musiknya saja, kita sudah tahu bahwa lagu ini adalah lagu yang menyayat hati.
Sudah musiknya seperti itu, masuklah vokal yang khas dan otentik dari Sammy Simorangkir. Seperti kita tahu, Sammy Simorangkir ini adalah salah satu penyanyi pop terbaik yang ada di Indonesia. Suaranya yang khas, serta efek vibrasi (atau efek keriting) yang kerap ada ketika Sammy menyanyikan lagu juga menjadi daya tarik tersendiri. Melalui karakter vokalnya, Sammy jelas seperti menancapkan panji-panjinya, bahwa Kerispatih dan lagu patah hati adalah dirinya.
Coba saja dengar lagu “Bila Rasaku Ini Rasamu”, yang bahkan sejak awal, perpaduan suara string section saja sudah menyayat. Disambut pula dengan suara Sammy yang khas itu, lalu instrumen lain masuk secara perlahan. Klimaksnya tentu ada di bagian reff, di mana semua musik mengeluarkan semua tenaganya. Notasi musiknya yang menyayat, serta paduan vokal antara Sammy dan Badai (dengan lirik-liriknya yang juga sangat menyayat) adalah hal terbaik yang didengar di lagu ini. “Sanggupkah engkau, menahan sakitnya terkhianati cinta yang kau jaga?”
Dalam lagu “Demi Cinta”, formula yang sama juga diterapkan oleh Kerispatih. Meskipun tidak semegah “Bila Rasaku Ini Rasamu”, lagu “Demi Cinta” juga sama menyayatnya. Perpaduan antara vokal dari Sammy, musik ciptaan Badai, serta lirik yang istilahnya “nggerus” menjadi satu kesatuan sempurna dalam lagu “Demi Cinta” ini. “Bila nanti esok hari, ku temukan dirimu bahagia. Izinkan aku titipkan, kisah cinta kita, selamanya.” Dari penggalan lirik lagu ini, kita sudah tahu betapa menyayatnya lagu-lagu dari Kerispatih ini.
Itu baru dua lagu, dan masih banyak lagu lain dari Kerispatih yang menyayat dan mampu menjadi teman ketika patah hati. Masih ada “Kejujuran Hati” atau “Tak Lekang Oleh Waktu” yang bisa jadi pilihan. Silakan pilih beberapa atau putar saja semua sekalian. Meskipun Kerispatih sudah entah bagaimana kabarnya (Sammy dan Badai sudah keluar dari Kerispatih), lagu mereka masih bisa kita nikmati sebagai teman patah hati. Entah sebagai pengiring patah hati, sebagai obat patah hati, atau malah memperparah patah hati. Terserah, terserah kita.
BACA JUGA Usai Patah Hati, Terbitlah Mati Rasa dan tulisan Iqbal AR lainnya.