Terlihat nyaman
Sebagai penumpang setia KA yang jengkel dengan kelas Ekonomi, saya jadi senang dengan kabar perombakan bentuk kursi itu. Punggung saya gampang alergi kalo ketemu kursi yang benar-benar tegak, bukan mengikuti bentuk punggung orang rata-rata. Untuk duduknya saja juga nggak enak.
Begitu ada info perombakan bentuk kursi, ini jadi inovasi yang paling saya suka dari PT KAI. Bentuk sandarannya relatif mengikuti bentuk punggung seperti kelas Eksekutif, nggak tegak-tegak amat, bentuknya relatif lebih mewah.
Saya lihat video yang menunjukkan fitur kursi kelas Ekonomi 2-2 yang baru itu, kursinya ternyata bisa diputar sesuai arah perjalanan atau berhadapan, misal untuk bersama keluarga atau teman. Urusan privasi, ini relatif lebih aman, nggak terlalu saklek berhadapan. Apalagi, saya mudah pusing kalo lihat pemandangan perjalanan yang mundur.
Karena nggak berhadapan lagi, space lutut dan kaki jadi lebih lega, cocok untuk selonjoran, belum lagi kalo sandarannya bisa diatur. Saya menduga kalo kursi ini lebih empuk dibanding sebelum dirombak habis-habisan.
Takut sama harganya
Tapi, sebagus-bagusnya kursi kelas Ekonomi 2-2 yang akan dirilis entah kapan, ada ketakutan yang bikin saya overthinking: harga. Logikanya, semakin bagus kursinya, bisa jadi harga tiketnya semakin mahal. Bagaimana nggak, wong desain kursinya lebih mewah dari kata “ekonomi”.
Memang, hukum “Ada harga, ada barang” selalu melekat untuk urusan ekonomi. Kursi yang desain dan fiturnya lebih bagus juga harus diperoleh dengan merogoh kocek yang agak lebih dalam. Itu memang konsekuensi daripada ingin yang murah tapi konsekuensinya bikin punggung pegal.
Semoga saja ya, meski harga tiket Ekonomi tambah mahal atau memang harusnya menjadi mahal, naiknya jangan banyak-banyak amat. Harusnya relatif lebih ekonomis untuk kelas Ekonomi. Terlepas dari harganya, saya jadi ingin mencoba kursi nyaman kelas Ekonomi tersebut.
Penulis: Mohammad Faiz Attoriq
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Bantal Leher Memang Tidak Diciptakan untuk Dipakai di Kereta Ekonomi