Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Cerita Orang Malang Merantau ke Semarang, Nggak Cocok dengan Kulinernya dan Berakhir Makan Pecel Lele Hampir Tiap Hari

Andre Rizal Hanafi oleh Andre Rizal Hanafi
9 September 2025
A A
Pengalaman Orang Malang Merantau di Semarang, Kesulitan Menemukan Kuliner yang Cocok di Lidah Mojok.co

Pengalaman Orang Malang Merantau di Semarang, Kesulitan Menemukan Kuliner yang Cocok di Lidah (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Saya punya teman yang merantau dari Malang ke Semarang. Lahir dan besar di sana membuat teman saya begitu nyaman akan Malang. Cuaca, orang-orang, hingga kuliner Malang adalah zona nyamannya.

Itu mengapa, ketika kawan saya tiba di Semarang, dia mengalami begitu banyak kekagetan. Hampir semua tentang Semarang dia nggak cocok. Baginya, dan mungkin banyak orang lain yang tidak tinggal di pesisir, Semarang adalah kota yang sangat panas. Dia mendeskripsikan panasnya Semarang seperti dipanggang hidup-hidup. Tentu deskripsi yang tidak berlebihan mengingat selama ini dia tinggal di Malang yang merupakan daerah pegunungan. 

Akan tetapi, uniknya, arek Malang satu ini ternyata bisa menyesuaikan diri dengan panasnya Semarang. Walau memang perlu waktu hingga akhirnya dia bisa berdamai. Satu hal yang perlu waktu lebih lama untuk penyesuaian diri adalah kuliner Semarang. Bagaimanapun usahanya menyukai kuliner Semarang, lidahnya tak kunjung cocok. 

Soto bening, kuliner Semarang paling aneh

Pertama kali sarapan di Semarang, kawan saya mencicipi soto yang berada di sekitar kosannya di Jalan Pemuda. Tentu itu pilihan tepat. Sebab, orang Semarang memang biasa sarapan soto, itu mengapa begitu mudah menemukan penjual soto di sana. Sarapan soto bakal jadi pengalaman kuliner yang warlok banget. 

Dengan semangat dan ekspektasi tinggi, teman saya memesan seporsi soto. Begitu mangkok datang, dia terkaget-kaget, “Lho, kok kuah sotone bening? Kayak air putih saja,” katanya. Saya yang menemaninya hanya bisa tertawa. Bagi orang Jawa Timur seperti dia, soto seharusnya punya kuah yang keruh, pekat, serta berbumbu dan beraoma kuat. Bukannya kuah bening seperti sop. 

Saya mencoba memahaminya. Sebab, kuah soto gaya Jawa Timur dan Semarang memang berbeda. Di daerahnya soto lebih “berani” soal bumbu. Bahkan, kadang tersedia koya yang bisa memperkuat rasa dan tekstur. 

Tahu gimbal kok rasanya manis

Bagi warga lokal Semarang, tahu gimbal adalah salah satu kuliner lokal kebanggaan. Bagi yang belum tahu, tahu gimbal terdiri dari tahu goreng, lontong, kol, telur, dan gamba alias udang goreng tepung. Bahan-bahan itu kemudian disiram oleh bumbu kacang dengan tekstur lembut dan cenderung manis. 

Kawan saya yang arek Malang tadi mencicipi makanan ini. Dia memesannya dengan permintaan khusus, “Pedesin ya, Bu.” Dia sudah membanyakan seporsi tahu gimbal super pedas yang membakar lidah. Sayangnya, ekspektasi itu tidak terpenuhi ketika seporsi tahu gimbal hadir di hadapannya, “Walah, kok manis, Rek? Ini bumbu apa isine gula merah kabeh?” kata dia. 

Baca Juga:

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

Saya hanya menjelaskan kalau memang begitulah karakter tahu gimbal Semarang. Bumbu kacangnya manis gurih, bukan pedas. Kalau lidah Jawa Tengah bilangnya pas, tapi bagi kawan saya rasanya terlalu manis.

Dia lalu membandingkannya dengan makanan dari kampung halamannya, tahu tek. “Kalau tahu tek itu kan pedes, gurih, ada petisnya. Lha ini kok ini rasanya kayak makan lontong dicampur es teh manis?”

Sejak hari itu, teman saya makin sadar perjalanan merantau ke Semarang bukan cuma soal kerjaan, tapi juga harus ditambah perjuangan mencari makanan yang cocok di lidahnya.

Nasi uduk dan pecel lele adalah penyelamat

Setelah beberapa waktu merantau, teman saya ternyata tidak kunjung cocok dengan kuliner Semarang. Karena beberapa kali gagal “nyambung” dengan makanan khas Semarang, akhirnya dia memilih untuk mencari jalan aman. Dia cenderung memilih makanan yang rasanya netral, pilihannya jatuh pada nasi uduk dan pecel lele.

“Ini lumayan masuk. Nasi uduk kan bumbunya mirip-mirip nasi gurih di Malang. Pecel lele ya pedasnya bisa diatur. Jadi aman,” katanya.

Sejak saat itu, setiap pagi dia lebih sering beli nasi uduk di warung sekitar kos. Malam harinya, dia jajan pecel lele pinggir jalan. Soal rasa, meski tidak 100 persen cocok dengan lidah Malangnya, setidaknya makanan itu masih bisa dinikmati daripada kuliner Semarang lain. 

Saya jadi ingat, memang banyak perantau di Semarang yang akhirnya memilih menu netral semacam itu. Pecel lele, nasi uduk, atau makanan warteg yang rasanya di mana-mana hampir sama dan harganya terjangkau. Jangan memaksa nyari makanan yang rasanya seperti di kampung halaman, yang ada malah bikin makin kangen kampung halaman dan frustasi sendiri.

Dan, saya pikir, memang begitulah merantau. Kita tidak hanya belajar menghadapi pekerjaan baru atau bertemu orang-orang baru, tapi juga belajar bagaimana menerima rasa baru. Kadang-kadang, lidah memang keras kepala. Ia menolak, protes, bahkan bikin kita ingin cepat-cepat pulang kampung. Tapi lama-lama, biasanya lidah bisa luluh juga. Pelan-pelan, rasa manis yang dulu ditolak bisa jadi terasa lumrah di lidah.

Penulis: Andre Rizal Hanafi
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA 3 Keunggulan Tinggal di Kos Campur yang Jarang Disadari Banyak Orang.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 9 September 2025 oleh

Tags: kuliner semarangMalangmerantauorang malangperantauanSemarangwarga Semarang
Andre Rizal Hanafi

Andre Rizal Hanafi

Pemuda dari Kendal yang dulunya kuliah perhotelan tapi sekarang lebih sering nulis dan tidur siang. Bisa diajak diskusi soal telur gosong dan masa depan yang gagal diracik.

ArtikelTerkait

Bandeng Presto Makanan Khas Milik Pati, Bukan Semarang

Bandeng Presto Makanan Khas Milik Pati, Bukan Semarang

18 Oktober 2025
Semarang Nggak Cocok Jadi Tempat Pensiun, Kota Ini Semakin Sibuk dan Sesak Menyerupai Jakarta Mojok.co

4 Hal Unik di Semarang yang Bikin Pendatang Bakal Keheranan, seperti Togel yang Masih Ada dan Berlipat Ganda

8 Maret 2024
Culture Shock Orang Jogja Saat Merantau ke Surabaya

Culture Shock Orang Jogja Saat Merantau ke Surabaya: Salah Saya Apa kok Dipisuhi Cak Cuk Terus?

5 September 2023
Magelang Nggak Pantas Menyandang Status Kota Sejuta Bunga (Unsplash)

Julukan Kota Sejuta Bunga Sudah Tidak Cocok Lagi bagi Magelang, Seharusnya Julukan itu Kini Melekat ke Bandungan, Kabupaten Semarang

29 April 2024
5 Hal yang Bikin Orang Bekasi Culture Shock Saat Merantau ke Solo

5 Hal yang Bikin Orang Bekasi Culture Shock Saat Merantau ke Solo

31 Oktober 2024
5 Jalan di Malang yang Lebih Pantas Disebut Rintangan Benteng Takeshi terminal mojok.co

5 Jalan di Malang yang Lebih Pantas Disebut Rintangan Benteng Takeshi

27 Desember 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gear Ultima, Wujud Kebohongan Motor Yamaha

Gear Ultima Wujud Kebohongan Yamaha, Katanya Bikin Motor Matik Ternyata Bikin Tank

28 November 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
Nyatanya Guru Tak Pernah Mulia, Sejak Dulu Isinya Hanya Luka MOJOK.CO

Jangan Bilang Gen Z Adalah Generasi Anti Guru, Siapa pun Akan Mikir Berkali-kali untuk Jadi Guru Selama Sistemnya Sekacau Ini

28 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih
  • Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.