Kuliah dengan Beasiswa Tetap Butuh Biaya Besar, Nggak Bisa Nol Rupiah

Kuliah dengan Beasiswa Tetap Butuh Biaya Besar, Nggak Bisa Nol Rupiah

Kuliah dengan Beasiswa Tetap Butuh Biaya Besar, Nggak Bisa Nol Rupiah (unsplash.com)

Beasiswa kuliah Rp0 mitos, jangan lupa kalau kita tetap harus keluar modal untuk daftar.

Melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi menjadi impian banyak orang. Kuliah sudah dianggap penting, entah itu untuk menambah keterampilan dan pengetahuan maupun memperbesar peluang untuk masuk ke pasar tenaga kerja.

Ada sebagian orang yang punya mimpi untuk meneruskan kuliah sampai ke jenjang tertinggi. Orang-orang yang seperti ini biasanya mereka yang pekerjaan impiannya minimal memerlukan gelar magister atau doktor, hobi belajar, atau memang gabut saja. Tapi nggak semua orang bisa memiliki kesempatan untuk lanjut kuliah ke jenjang S2 dan S3. Salah satu faktor yang membuat mereka kehilangan peluang adalah ekonomi.

Kendala ekonomi membuat mereka harus mengubur mimpinya untuk bisa lanjut kuliah. Kadang bayar UKT saat S1 saja sudah terengah-engah, apalagi lanjut kuliah S2 dan S3 yang biayanya itu besar sekali.

Di saat seperti ini, akan ada orang lain yang menyarankan mereka mendaftar beasiswa kuliah. Katanya, kuliah bakal gratis dengan skema beasiswa alias bisa fokus belajar tanpa harus pusing mikirin uang kuliah tunggal (UKT), uang pangkal, bahkan biaya hidup.

Banyak orang masih salah paham tentang beasiswa kuliah

Di bayangan sebagian besar orang, beasiswa bakal membuat segalanya gratis. Tinggal setor nama, nunggu pengumuman, beres.

Nah, di sinilah titik yang banyak orang belum tahu bahwa kenyataannya nggak begitu. Walaupun memang menawarkan bantuan pendidikan, beasiswa itu nggak gratis. Beasiswa yang akan diberikan itu pasti sifatnya give and take, kita bisa menyajikan kualitas diri dan keuntungan apa buat pemberi beasiswa, baru kita bisa dapat pendanaannya.

Kalau pengin mendapatkan dana pendidikan, kita harus punya modal dulu. Modalnya memang macam-macam, mulai dari IPK, pengalaman akademik dan kerja, sampai privilege. Tapi yang mau saya garisbawahi adalah modal berupa uang.

Untuk bisa dapat uang, kita juga harus bersedia keluar uang, begitu istilahnya. Modal untuk mendapatkan beasiswa ini mahal. Saya rasa kita nggak bisa ikut seleksi beasiswa kuliah dengan modal Rp0, kecuali beasiswa ayah bunda, hehehe.

Modal yang harus dikeluarkan sebelum daftar beasiswa kuliah

Persyaratan tiap beasiswa untuk lanjut kuliah S2 dan S3 itu bermacam-macam, tergantung kita mau daftar beasiswa apa. Beasiswa dari pemerintah dalam negeri tentu akan berbeda dengan beasiswa dari pemerintah negara lain atau kampus karena misi dan harapan output-nya pasti berlainan. Skema beasiswa pun umumnya ada dua, yaitu fully funded yang mendanai secara penuh dan partially funded yang memberikan dana sebagian.

Berikut ini adalah modal yang paling umum dan wajib dimiliki oleh calon penerima beasiswa.

#1 Sertifikat bahasa Inggris

Menurut saya, modal yang paling mahal dan susah yang wajib dimiliki calon mahasiswa yang mau daftar beasiswa adalah sertifikat bahasa Inggris. Mau daftar di kampus dalam negeri maupun luar negeri, kita tetap butuh sertifikat tersebut sebagai bukti bahwa kita bisa berkomunikasi dalam bahasa Inggris.

Sertifikat bahasa Inggris yang paling laku dan bisa dipakai di kampus maupun negara mana pun adalah IELTS. Modal IELTS inilah yang paling besar. Sebab, IELTS adalah tes bahasa Inggris yang sama sekali beda dengan mata pelajaran bahasa Inggris yang kita pelajari di sekolah. Maka dari itu, kita perlu mempersiapkan diri sebelum ambil tes, yang mana perlu uang banyak.

Tes IELTS pun harganya nggak murah. Sekali tes bisa mencapai Rp3,5 juta. Beruntung kalau kita bisa langsung dapat skor yang sesuai dengan persyaratan beasiswa dan admisi kampus dalam sekali tes. Tapi saya sering bertemu calon awardee yang tes IELTS sampai 2-3 kali karena skornya masih di bawah ketentuan. Habis berapa juta tuh buat modal daftar beasiswa kuliah.

#2 Dokumen terjemahan

Setelah IELTS, kita juga wajib menerjemahkan dokumen-dokumen yang masih berbahasa Indonesia dengan jasa penerjemah tersumpah. Ijazah, transkrip, dan dokumen lain harus diterjemahkan ke bahasa Inggris (atau bahasa nasional tujuan kuliah). Satu halaman terjemahan bahasa Inggris saja bisa Rp50-100 ribu. Semakin langka penerjemah tersumpahnya, seperti bahasa Rusia atau Spanyol, akan semakin mahal biayanya. Dan syarat ini nggak bisa diakalin dengan pakai Google Translate, ya.

#3 Apostille dokumen

Dokumen-dokumen yang sudah diterjemahkan juga wajib di-apostille di Kementerian Hukum dan HAM. Bahkan beberapa beasiswa juga mewajibkan awardee-nya untuk menotariskan dokumen-dokumen tersebut. Dan tentu saja, bayar lagi.

#4 Letter of Acceptance

Beberapa beasiswa meminta calon awardee-nya untuk menunjukkan surat penerimaan (Letter of Acceptance/LoA) dari kampus yang akan menjadi destinasi kuliah. Untuk bisa mendapatkan LoA ini kita harus ikut admisi kampus terlebih dahulu.

Tiap kampus pun berbeda-beda proses admisinya. Ada yang dengan ijazah, esai, wawancara, hingga ujian. Dan beberapa dari mereka juga mensyaratkan kita membayar admission fee. Kadang kita juga perlu membayar biaya tambahan kalau menggunakan agen.

#5 Biaya-biaya lain untuk daftar beasiswa kuliah yang bersifat opsional

Selain itu, beberapa orang juga harus mengeluarkan modal-modal lain, seperti les persiapan esai, proofread esai, biaya transportasi jika interview diadakan secara offline, biaya pengiriman dokumen fisik, tiket pesawat ke kota atau negara tujuan, visa, asuransi kesehatan, dan akomodasi. Modal-modal ini sifatnya opsional karena benefit dan proses seleksi tiap beasiswa berbeda-beda.

Sedihnya, beberapa modal berbiaya besar ini ada masa kedaluwarsanya. Kita harus memanfaatkan modal-modal tersebut secara efektif agar nggak perlu keluar uang lagi begitu masa berlakunya habis.

Walaupun kuliah dengan beasiswa tetap memerlukan modal besar dan proses yang ribet, skema ini dipandang jauh lebih menguntungkan dan prestisius dibanding kuliah dengan modal sendiri.

Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Beasiswa Kuliah Influencer, Orang Eksis Lebih Punya Kesempatan ketimbang Orang Pintar.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version