Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Nggak Semua Wilayah Kabupaten Temanggung Cocok buat Slow Living, Kecamatan Kranggan Buktinya

Anita Sari oleh Anita Sari
19 Desember 2024
A A
Nggak Semua Wilayah Kabupaten Temanggung Cocok buat Slow Living, Kecamatan Kranggan Buktinya

Nggak Semua Wilayah Kabupaten Temanggung Cocok buat Slow Living, Kecamatan Kranggan Buktinya (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Kecamatan Kranggan Temanggung nggak cocok buat slow living. Pikir ulang kalau pengin tinggal di sini.

Baru-baru ini Kabupaten Temanggung disebut-sebut menjadi salah satu kabupaten terbaik di Indonesia untuk menjalani gaya hidup slow living. Hal ini mengacu pada Kompas yang menyebutkan bahwa wilayah Kedu Raya yang meliputi Kabupaten Purworejo, Temanggung, Wonosobo, Magelang, dan Kota Magelang adalah kawasan yang cocok untuk slow living.

Buat kalian yang belum tahu, slow living adalah gaya hidup santai, sederhana, dan lebih aware pada lingkungan sekitar serta waktu. Yah, kalau diangen-angen seperti kehidupan zaman dulu yang slow, nggak tergesa-gesa, dan lebih menikmati momen. Gaya hidup ini banyak diidam-idamkan warga kota juga dijadikan opsi untuk menghabiskan masa pensiun. Tujuannya tak lain ya supaya hidup jadi lebih tenang dan bermakna.

Temanggung memang cocok sih buat slow living. Sebab, kawasan ini diapit gunung megah, Gunung Sindoro dan Sumbing, serta gunung lain seperti Merapi dan Merbabu. Kondisi geografis ini membuat wilayah Temanggung asri dan sejuk. Namun pernyataan Kabupaten Temanggung masuk kategori terbaik untuk slow living kurang pas jika melihat kondisinya hari ini. Apalagi jika melihat Kecamatan Kranggan. Sebab, Kecamatan Kranggan Temanggung justru bikin hidup jadi nggak tenang.

Kranggan Temanggung dikelilingi pabrik kayu, bikin kualitas udara di sana bobrok sekali

Saya katakan “bobrok” karena kualitas udara di Kecamatan Kranggan Temanggung yang kebetulan saya tinggali ini jauh dari kata bersih. Penyebabnya adalah puluhan pabrik kayu skala besar maupun menengah yang berdiri di sini. Semakin ke sini, pembangunan pabrik baru pun terus bertambah. Tentu saja peningkatan jumlah pabrik berpotensi memperburuk keadaan ke depannya.

Jeleknya kualitas udara tersebut disebabkan proses produksi industri kayu yang setiap hari mengeluarkan polusi. Polusi tersebut berupa kepulan asap hitam dan serbuk-serbuk kayu sisa produksi yang menyesaki udara. Tentu saja polusi ini membahayakan kesehatan pernapasan warga yang setiap hari menghirup udara di kawasan ini. Temanggung yang terkenal memiliki hawa sejuk, adem ayem, dan menentramkan, ternyata nggak sepenuhnya demikian.

Alih lahan area sawah dan kebun bikin hawa panas

Alih lahan area sawah dan kebun warga menjadi bangunan pabrik tentu saja membuat pepohonan harus ditebang. Padahal pepohonan dikenal sebagai penghasil oksigen sekaligus penghalang matahari. Penebangan ini pun akhirnya memicu hawa di permukiman warga Kranggan Temanggung menjadi panas tak karuan.

Saking panasnya, beberapa tetangga saya yang rumahnya beratapkan seng atau asbes menyebut bahwa mereka seolah digodok di dalam rumah (baca: direbus). Hal ini dikarenakan suhu udara yang panas membuat tubuh jadi berkeringat, sehingga terasa nggak nyaman. Bahkan warga dengan rumah beratap genteng yang diklaim membuat sejuk pun tetap merasakan panas.

Baca Juga:

Wisata Purworejo Kurang Menggoda Dibanding Daerah Plat AA Lain, padahal Potensial

Pengalaman Motoran Jogja-Posong Temanggung: Akses Jalan Bikin Nyerah, tapi Pemandangan Bikin Betah

Percayalah, ini bukan sekadar sumuk atau gerah. Rata-rata suhu udara di Kecamatan Kranggan Temanggung di siang hari berada di angka 30 derajat Celcius. Suhu tersebut tentu saja bisa lebih tinggi hingga terasa begitu menyengat di kulit. Warga jadi merasa nggak nyaman.

Banyaknya kendaraan berat keluar masuk wilayah Kranggan Temanggung bikin macet

Selain membuat kualitas udara buruk, kehadiran pabrik kayu membuat jalan raya dipenuhi kendaraan berat yang keluar masuk kawasan Kranggan Temanggung. Kendaraan berat didominasi truk-truk pengangkut dan kontainer yang digunakan sebagai transportasi untuk mendistribusikan bahan baku maupun hasil produksi.

Kendaraan muatan berat tersebut sering membuat jengkel karena beroperasi di jam-jam berangkat sekolah atau kerja. Tentu saja hal ini bikin jalanan jadi macet dan membahayakan pengguna jalan lainnya.

Sebenarnya pabrik kayu di Kabupaten Temanggung nggak hanya ada di Kecamatan Kranggan. Ada juga pabrik kayu di Kecamatan Pringsurat, Kedu, dan Parakan. Tapi saya nggak tahu pasti apakah warga di kecamatan lain juga merasakan penderitaan serupa saya di Kranggan sini.

Menurut saya, kalian yang ingin slow living di Kabupaten Temanggung, mending pikir ulang, deh. Nyatanya Temanggung itu semrawut sekali.

Percaya nggak percaya, banjir mulai melanda

Kalau kemarin Kabupaten Wonosobo geger karena banjir, Temanggung juga bernasib serupa. Secara geografis, wilayah Temanggung nggak jauh beda dengan Wonosobo yang dikelilingi pegunungan dan perbukitan. Tapi, karena pesatnya pembangunan pabrik, tempat wisata, perumahan, dll di Kabupaten Temanggung, membuat sejumlah lahan hijau hilang. Akibatnya, area resapan berkurang sehingga air hujan tak bisa dikendalikan dan terjadilah banjir.

Di musim hujan seperti sekarang, banjir melanda rumah-rumah warga, bahkan turut menggenangi jalan. Tahun ini, musim hujan benar-benar menjadi bencana bagi warga Temanggung. Gimana di masa yang akan datang.

Begitulah sedikit realitas yang perlu kalian ketahui sebelum memutuskan untuk menerapkan gaya hidup slow living di Kabupaten Temanggung, utamanya Kecamatan Kranggan. Maraknya pembangunan mengubah wajah Temanggung menuju bencana. Kondisi tersebut memberikan gambaran bahwa kabupaten ini tak seindah yang dibayangkan.

Penulis: Anita Sari
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Kabupaten Temanggung Tampak Begitu Nyaman, namun Menyimpan Banyak Persoalan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 19 Desember 2024 oleh

Tags: kabupaten temanggungKranggan Temanggungtemanggung
Anita Sari

Anita Sari

suka dolan dan beropini kecil-kecilan.

ArtikelTerkait

Wisata Purworejo Kurang Menggoda Dibanding Daerah Plat AA Lain, padahal Potensial

Wisata Purworejo Kurang Menggoda Dibanding Daerah Plat AA Lain, padahal Potensial

27 September 2025
Desa Nguwet, Desa Paling Menyedihkan di Temanggung. Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sekitar

Desa Nguwet, Desa Paling Menyedihkan di Temanggung. Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sekitar

26 Juni 2025
Jalan Sukorejo-Parakan, Jalan Paling Berbahaya di Temanggung yang Mengancam Pengendara

Jalan Sukorejo-Parakan, Jalan Paling Berbahaya di Temanggung yang Mengancam Pengendara

9 Februari 2024
Wisata Alam Posong Temanggung Berubah: Dulu Indah, Sekarang Bikin Pengunjung Kecewa

Wisata Alam Posong Temanggung Berubah: Dulu Indah, Sekarang Bikin Pengunjung Kecewa

18 Mei 2025
Kisah Penjual Bakpao di Temanggung yang Tetap Merana meski Berganti Dagangan di Bulan Puasa

Kisah Penjual Bakpao di Temanggung yang Tetap Merana meski Berganti Dagangan di Bulan Puasa

30 Maret 2024
Kabupaten Temanggung Tampak Begitu Nyaman, namun Menyimpan Banyak Persoalan

Kabupaten Temanggung Tampak Begitu Nyaman, namun Menyimpan Banyak Persoalan

9 Agustus 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.