ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Berkat KPK Saya (Pernah) Merasa Bangga Pada Negara Ini

Kalis Mardiasih oleh Kalis Mardiasih
18 September 2019
A A
KPK
Share on FacebookShare on Twitter

Warisan terbaik reformasi adalah KPK. Ia tidak sempurna, memang. Tetapi, sebagai generasi yang tumbuh remaja setelah tahun 2000-an, KPK pernah benar-benar membuat saya merasa bangga dengan negara ini. Ketika masuk di sebuah kantor Pemerintah untuk mengurus surat-surat yang berkaitan dengan administrasi warga negara, saya bangga tiap kali melihat stiker atau pengumuman tegas, bahwa pegawai lembaga Pemerintah tertentu menolak pemberian dalam bentuk apa pun. Ada pengumuman tegas bahwa masyarakat dilarang memberikan tips/imbalan kepada pegawai Pemerintah dalam bentuk apa pun.

Awalnya mungkin aneh. Di level kecamatan/desa, masyarakat yang sudah terbiasa dengan tradisi mengisi kotak atau memberi “tips” seperti sudah terbiasa untuk berpikir hal per-tips-an itu. Tapi, bahasa hukum akhirnya berhasil membentuk kebiasaan baru. Di kantor polisi, misalnya, masyarakat bisa percaya diri dengan melakukan administrasi sesuai aturan. Masyarakat tidak berpikir memberi titipan apa pun karena lama-lama mereka paham bahwa hal tersebut bagian korupsi. Siaran televisi yang sering menangkap koruptor, membuat masyarakat paham terhadap istilah-istilah baru, semisal: gratifikasi. Bayangkan, menyenangkan sekali menyaksikan “wong cilik” punya kesadaran baru terkait hak-haknya sebagai warga negara.

Salah satu hal yang paling saya benci di dunia ini adalah manusia yang petentang-petenteng hanya karena punya kekuasaan, jabatan atau memakai seragam tertentu sebagai petunjuk pangkatnya dalam sebuah lembaga. Orang-orang semacam ini banyak sekali di era Soeharto. Anaknya Pak (sebutkan jabatan) misalnya, bisa dengan bangga sekali menyebutkan jabatan itu dan bisa memperoleh privilej atas jabatan orangtuanya. Sepuluh tahun terakhir, saya cukup optimis bahwa adat semacam ini perlahan hilang.

Jabatan apa saja atau penguasa apa saja selalu merasa diawasi. Oleh karena itu, mereka sadar mereka tidak bisa seenaknya dan jadi tidak terlalu petentang-petenteng. Belum sempurna memang, tapi saya pernah optimis harapan transparansi di segala bidang akan makin baik, sebelum harapan itu akhirnya pupus selamanya. Rekruitmen untuk seleksi jabatan lembaga Pemerintah semakin baik, dengan sistem dan dengan pengawasan. Sehingga petentang-petenteng dari Bapak atau Ibunya, tidak bisa diwariskan kepada anak. Siapa pun kamu, anak orang kaya atau orang kecil, harus mengusahakan cita-citamu sesuai proses yang seharusnya karena proses itu diawasi.

Tapi RUU KPK sudah sah dua hari lalu. Dan kabarnya, siang ini RKUHP juga hampir disahkan.

KPK tidak lagi punya kewenangan seperti kemarin. Ada Dewan Pengawas dari planet asing, kegiatan penyadapan sangat terbatas, dan jika KPK tidak dapat melengkapi dokumen dari kasus tertentu dalam waktu dua tahun, maka kasus korupsi, meskipun itu kasus mega proyek, bisa dihentikan begitu saja. Bayangan terburuk saya selintas membayangkan akses wong cilik dalam mengurus sesuatu akan jadi sulit dan tidak lagi setara dengan warga negara lainnya. Ah, mungkin saya terlalu bermimpi buruk.

Dalam RKUHP, penguasa dilindungi. Jurnalis yang memberitakan peristiwa penting yang mengusik penguasa dapat dikriminalisasi. Dan besok-besok, wong cilik yang mengeluh dan meminta haknya dengan berpendapat, akan sering masuk penjara.

Saya bukan siapa-siapa. Hanya sekali saja saya mendapat kesempatan dari KPK untuk mengisi pelatihan menulis kepada anak-anak muda pilihan se-Indonesia. Acara itu hasil kerja barengan teman-teman muda jejaring komunitas. Sungguh menggembirakan ketika memotivasi anak-anak muda itu agar mau ikut menulis tema-tema antikorupsi. Saat itu, penegasan pelatihan adalah menyadarkan bahwa korupsi, sekecil apa pun, punya dampak terhadap rasa keadilan warga bangsa lainnya. Bangsa yang seharusnya bisa berbenah meningkatkan fasilitas pendidikan, kesehatan, infrastruktur juga kemajuan sosial dan ekonomi, jadi berjalan lambat bahkan mandeg prosesnya karena anggaran dikorupsi satu-dua orang saja.

Sebagai masyarakat biasa yang tidak lahir dari keluarga ningrat tentu saja saya cemas. Tapi apa lah arti kecemasan di hadapan wakil masyarakat yang sengaja mengunci telinganya dari keadilan dan kebenaran. (*)

BACA JUGA Perihal Revisi UU KPK atau tulisan Kalis Mardiasih lainnya. Follow Facebook Kalis Mardiasih.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 20 September 2019 oleh

Tags: RIP KPKruu kpk
Kalis Mardiasih

Kalis Mardiasih

ArtikelTerkait

aksi demo

Pengalaman Aksi Demo yang Hampir Berakhir di Kantor Kejaksaan

18 Oktober 2019
menerbitkan perppu

Sesungguhnya Kegentingan Untuk Menerbitkan Perppu Sudah Terpenuhi

11 Oktober 2019
Saya Curiga Pakde Jokowi Hidup di Universe yang Lain terminal mojok.co

Membela Jokowi dari Pengeroyokan Boleh, Tapi Jangan Dengan Cara Bodoh!

18 September 2019
jadi musisi

Jadi Musisi Itu Lebih Menjanjikan Daripada Jadi Presiden

19 September 2019
Album Baru Band Itu Pasti Mengecewakan, Nggak Usah Terlalu Berharap Makanya terminal mojok.co

“Konser Untuk Republik” Itu Solusi Omong Kosong

2 Oktober 2019
bubarkan kpk

Surat Terbuka Untuk Bapak Dewan dan Presiden: Pak Tolong Bubarkan Saja KPK

25 September 2019
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
10 step skincare

10 Step Skincare Sebenarnya Perlu Nggak Sih?

lingsir wengi

Lagu Lingsir Wengi dan Kaitannya Terhadap Kemunculan Kuntilanak di Penginapan

trailer film

Baru Nonton Trailer Film-nya, Udah Ngegas Aja

Terpopuler Sepekan

Motor Honda PCX, Motor yang Bakal Mengantarmu Naik Kasta Kehidupan yamaha NMAX pajero kunci keyless tangki honda pcx

Semua Orang Membenci Honda PCX dan Yamaha NMAX, Sampai Mereka Mencoba Motor Tersebut

11 Juni 2025
Sinar Jaya & Juragan 99 Terbaik, Harga KA Eksekutif Makin Gila (Unsplash)

Tiket Kereta Semakin Mencekik, Sleeper Bus Sinar Jaya dan Juragan 99 Menyelamatkan Kewarasan Isi Dompet para Pekerja

11 Juni 2025
Derita Lulusan Sistem Informasi di Jembrana Bali: Lowongan Kerja Sulit, Sekalinya Dapat Kerja Malah Disuruh Benerin CCTV

Derita Lulusan Sistem Informasi di Jembrana Bali: Lowongan Kerja Sulit, Sekalinya Dapat Kerja Malah Disuruh Benerin CCTV

10 Juni 2025
Pantai Depok Makin Mahal padahal Jadi Tempat Terbaik Menyantap Seafood di Jogja

Pantai Depok Makin Mahal padahal Jadi Tempat Terbaik Menyantap Seafood di Jogja

10 Juni 2025
Perjalanan Panjang ke Kota Tidore Kepulauan Melelahkan, tapi Begitu Sampai Malah Betah. Hampir Tak Ada Tukang Parkir di Sana

Perjalanan Panjang ke Kota Tidore Kepulauan Melelahkan, tapi Begitu Sampai Malah Betah. Hampir Tak Ada Tukang Parkir di Sana

11 Juni 2025
7 Hal Biasa tapi Pemkab Bangkalan Madura Nggak Bisa Kasih buat Warga, Bukti kalau Kabupaten Ini Nggak Punya Apa-apa

7 Hal Biasa tapi Pemkab Bangkalan Madura Nggak Bisa Kasih buat Warga, Bukti kalau Kabupaten Ini Nggak Punya Apa-apa

9 Juni 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=jS-m10azBto

DARI MOJOK

  • Mahasiswa Baru Kaget Pertama Kali Ngopi di Coffee Shop Jogja, Niat Nugas Malah Boncos dan Malu karena Nggak Tahu Espresso
  • Merelakan Gaji Besar dari Perusahaan di Dubai daripada Mental Rusak karena Tekanan Hidup dan Pilih Slow Living di Gunungkidul
  • Orang Kaya Naik Bus Ekonomi: Coba-coba Berujung Tersiksa, Dimaki Pengamen sampai Tahan Kencing Berjam-jam
  • Lulusan SMK “Hanya” Jadi Karyawan Alfamart dan Indomaret: Sekolah Harus Tetap Bangga, Karena Sukses Tak Dilihat dari Status
  • Coba-coba Naik KA Airlangga Jakarta-Surabaya: Bahagia Tiketnya Cuma Seharga 2 Porsi Pecel Lele, tapi Berujung Tak Tega sama Penumpangnya
  • Lulusan SMA-SMK Awalnya Malu Tak Kuliah dan Kerja di Alfamart-Indomaret, Direndahkan Guru Sendiri tapi Kini Merasa Lebih Terhormat

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.