Siapa sih yang nggak suka jalan-jalan? Menjelajahi suatu daerah akan menjadi sesuatu yang indah bernama pengalaman. Cerita ini adalah cerita saya. Yang ingin saya bagikan kepada perantau. Terutama mereka, perantau baru di Kota Malang, Jawa Timur, yang takut tersesat. Semoga bisa menjadi motivasi.
Jadi begini. Ketika awal-awal kuliah, saya memang tidak punya kendaraan. Nah, kondisi tersebut malah membuat hasrat untuk menjelajahi daerah baru. Memang, perlu kesabaran yang tinggi. Saat itu juga saya malas-malasan karena tidak memiliki kendaraan. Akhirnya bisa jadi ketagihan karena ajakan satu dua kali dari teman yang berlanjut hingga sekarang.
Langkah awal adalah memahami nama-nama arah di Kota Malang
Sebelum menjadi navigator andal, saya memang sangat buta arah dengan jalanan yang ada di Kota Malang ini. Apalagi kalau amit-amit, nyasar ke suatu tempat kemudian tidak bisa kembali.
Seiring waktu, sampai sudah mempunyai kendaraan pribadi, rasa ingin tahu tentang kota ini semakin tinggi. Apalagi saya bebas, tidak ada pengawasan orang tua. Tapi ini jangan dijadikan contoh ya, karena lebih baik minta doa restu, daripada bermasalah.
Nah, untungnya, saya mempunyai memori lumayan oke. Saya jadi sangat cepat untuk menghafal suatu jalan. Rumus saya sangat sederhana, yaitu menentukan patokan dari sebuah daerah. Misalnya, patokan saya adalah rumah, warung, minimarket, atau masjid di daerah tersebut.
Selain itu, kalau sering melewati daerah tersebut, sebenarnya kamu akan hafal dengan sendirinya.
Pernah suatu ketika, saya menanyakan sebuah tempat kepada warga sekitar. Jawaban yang saya dapat adalah arah-arah yang sangat saya tidak bisa pahami. Misal, “Nanti, Mas, ke arah ‘kulon’ saja.” Nah, kamu juga perlu memahami nama-nama arah supaya lebih jago navigasi. Kalau nggak, perantau baru di Kota Malang akan mudah tersesat.
Baca halaman selanjutnya: Memanfaatkan Google Maps…