Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Kontroversi Kaligrafi Rajah Qithmir: Menghina Tuhan atau Sebatas Analogi?

Aly Reza oleh Aly Reza
13 Mei 2020
A A
rajah qithmir jimat pigura jual islam nama anjing ashabul kahfil asmaul husna nama malaikat islam mojok

rajah qithmir jimat pigura jual islam nama anjing ashabul kahfil asmaul husna nama malaikat islam mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Jimat atau yang lebih sering disebut rajah umumnya dipercaya masyarakat untuk memagari atau memberi perlindungan. Rajah berisi simbol-simbol tertentu berupa huruf Arab, angka Arab, lafaz Arab, dan juga gambar pola tertentu yang disinyalir mengandung daya magis. Bahkan beberapa rajah juga menyitir beberapa ayat dari Al-Qur’an.

Fungsi rajah yakni untuk membuat pagar (perlindungan) terhadap diri secara personal dan juga untuk rumah tangga. Orang yang menggunakan atau menyimpan rajah percaya betul kalau lantaran kekuatan metafisis dari rajah tersebutlah dia akan senantiasa terhindar dari mara bahaya, selalu mendapat rejeki yang berlimpah, dan terhindar dari prahara rumah tangga.

Model pembuatan rajah pun bermacam-macam. Biasanya si pembuat rajah (sebut saja dukun) akan menuliskan beberapa lafaz dan simbol magis dalam kertas biasa. Kemudian kertas tersebut dilipat rapi, dibungkus kain mori (kafan), diberi minyak misk sambil dibacakan mantra-mantra yang hanya si dukun yang tahu, dan terakhir akan dibungkus dengan lakban hitam berlapis-lapis. Kalau untuk diri sendiri, biasanya akan digunakan sebagai kalung oleh si pengguna. Sedang untuk pagar rumah dan keluarga, biasanya buntelan rajah tersebut akan dipaku di sudut-sudut tertentu dalam rumah.

Selain itu, ada juga model rajah yang bentuknya seperti kaligrafi dan dipigura besar. Dulu pada awal 2000-an, rajah semacam ini akan dijajakan oleh tukang penjual hiasan dinding keliling yang masuk sampai ke desa-desa. Salah satu yang tren pada saat itu adalah rajah Qithmir.

Sekilas nggak ada yang aneh dengan model rajah ini karena emang bentuknya yang menarik dan estetis: seperti bentuk ekor merak. Tapi kalau diteliti lagi, ada satu yang ganjil, yap, kata “Qithmir” yang terukir besar di antara deretan Asmaul Husna.

Semoga saya nggak salah, Qithmir adalah nama anjing yang menjaga tujuh pemuda Ashabul Kahfi yang tertidur di gua selama kurang lebih 309 tahun (ada yang nyebut 350 tahun). Kisahnya bisa disimak dalam Q.S. Al-Kahfi: 9-26. Dari sini saja sudah bikin saya agak riskan. Maksudnya, bagaimana bisa nama-nama suci Allah (Asmaul Husna) disandingkan dengan nama seekor anjing?

Saya pernah bertanya kepada beberapa tetangga yang kebetulan memasang rajah Qithmir, “Kok dulu tertarik beli?” Rata-rata pasti menjawab, “Modele bagus, Mas. Lagian, kasian juga penjualnya jalan jauh.” Dari sini saya ngambil kesimpulan, salah satu motif kenapa si penjual berkeliling ke desa-desa, ya karena orang desa kan modelnya nggak tegaan dan nggak banyak tanya. Ditambah lagi itu rajah modelnya kaligrafi Arab dan ada embel-embelnya; memudahkan rejeki dan menolak balak, pastilah bakal kebeli. Jadi selama ini, orang-orang yang memasang kaligrafi rajah Qithmir tersebut mayoritas pada luput dengan kata Qithmir di sana.

Karena pengetahuan saya soal dunia perajahan dan supranatural serba nanggung, akhirnya saya menggali informasi dari beberapa orang yang saya anggap cukup kompatibel buat ngejawab simpang-siur soal rajah Qithmir. Dari hasil obrolan kami, ada dua argumen yang akan saya paparkan.

Baca Juga:

UIN Adalah Universitas Paling Nanggung: Menjadi Sumber Rasa Malu, Serba Salah, dan Tidak Pernah Dipahami

Saya Muslim, tapi Saya Enggan Tinggal Dekat Masjid dan Musala

Argumen pertama

Kalau dibedah dari atas, rajah Qithmir ini sebenarnya maksudnya baik karena dibuka dengan kalimat: Nasaluka ya man huwa Allah al-ladzi la ilaha illa huwa (Wahai manusia mintalah pertolongan kepada Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia). Namun, penyandingan Asmaul Husna dengan nama Qithmir (anjing) jelas-jelas perbuatan yang fatal, nggak layak sama sekali (untuk menghindari istilah “menistakan”).

Informan pertama saya menyebut, satu-satunya nama yang berhak dan sangat pantas buat bersanding dengan nama Allah adalah nama Nabi Muhammad. Selain itu tidak ada.

Saya sempat meraba-raba maksud dari pemilihan nama Qithmir yang dilingkari dengan nama-nama Ashabul Kahfi dalam rajah tersebut. Dan saya menemukan sebuah analogi yang kurang lebih begini: Qithmir ini kan anjing yang sangat setia menjaga Ashabul Kahfi. Selama 300 tahun lebih, loh, bayangin. Mungkin dimaksudkan si dukun sebagai perantara agar rumah yang dipasangi rajah tersebut juga terjaga sebagaimana Qithmir menjaga Ashabul Kahfi.

Meski tetap haram dan najis, beberapa riwayat mencatat anjing Qithmir adalah satu-satunya anjing yang dijamin masuk surga oleh Allah. Ada juga riwayat ketika seorang pelacur terampuni dosanya setelah memberi minum anjing kehausan. Namun demikian, informan saya berpandangan, dua anjing tersebut hanyalah pengecualian 2 banding sekian banyak fakta bahwa anjing adalah hewan yang di-nash haram, najis, dan hina. Oleh karena itu, penggunaan nama Qithmir dicampur dengan nama-nama Allah dalam rajah adalah kekeliruan yang nggak bisa dibenerin dengan dalih apa pun.

Selain itu, ada persegi berisi kode-kode angka arab yang di kanan kirinya terdapat nama malaikat Jibril, Mikail, Israfil, dan Izrail. Untuk angka dan kode-kode lain saya kurang begitu menangkap maksudnya. Tapi, saya menduga bagian ini berfungsi untuk melancarkan rejeki dan tolak bala. Simbol rejeki dinisbatkan pada Malaikat Jibril (kurir Tuhan) dan Mikail (pembagi rejeki), sementara tolak bala dinisbatkan kepada Malaikat Israfil (peniup sengkakala akhir zaman) dan Izrail (pencabut nyawa).

Argumen pertama pada intinya, jangan memasang rajah qithmir di rumah dan jangan gampang tertipu. Karena nggak semua yang mengandung unsur Arab itu baik. Harus dicari tahu dulu maknanya.

Argumen kedua

Informan kedua saya lebih memilih nggak ambil pusing. Dia di posisi nggak membenarkan tapi juga nggak menyalahkan.

Kalau memang rajah Qithmir dirasa kurang pantas, ya sudah cukup dilepas atau kalau mau dibuang ya silakan. Yang penting jangan menuding syirik orang lain karena syirik atau nggak, hati seseorang hanya Allah yang tahu. Anggap ketidakpantasan tersebut hanya lantaran nama Allah yang nyanding dengan nama anjing, sebatas itu. Bukan karena si pemilik atau si pembuat benar-benar punya tujuan untuk menghinakan Allah. Apalagi kebanyakan yang beli kan mengaku nggak begitu memperhatikan detail susunan rajahnya, sebab nggak semua paham bahasa Arab. Lebih-lebih juga sifatnya kan analogis, bukan tersurat betul pemujaan terhadap anjing. Qithmir hanya simbol penjagaan.

Informan kedua saya ini juga menuturkan, ada juga, loh, rumah yang di atas pintunya dipajang nama Umar bin Khattab. Dimaksudkan agar jin dan segala kejahatan nggak bisa masuk rumah. Analogi ini disandarkan pada banyak riwayat yang menyebut jin dan orang-orang jahat pada gentar kalau harus berhadap-hadapan dengan Umar. Hanya analogi, bukan pemujaan terhadap Umar.

Terus yang paling penting, Allah itu udah zat yang Maha Sempurna. Jadi walaupun disandingkan dengan nama makhluk hina—sengaja atau nggak—nggak bakal bikin Allah jadi hina juga alias nggak ngaruh. Kemahabesaran Allah nggak bertambah lantaran dipuji, juga nggak berkurang karena dihinakan. Allah ajeg dalam kesempurnaan-Nya.

Saya jadi inget kalimat magis yang sering dikampanyekan Sujiwo Tejo, “Menghina Tuhan itu bukan ketika kau injak-injak nama Tuhan, kau bakar kitab suci, atau saat kau mempermainkan nama Muhammad. Itu permukaan, hanya diperdebatkan oleh orang-orang IQ rendah. Besok kau khawatir nggak bisa makan, itu sudah menghina Tuhan.”

Saya nggak bisa memuaskan Anda hanya dengan dua argumen di atas. Untuk itu, saya persilakan untuk menambahi di kolom komentar sesuai keyakinan dan pandangan masing-masing.

BACA JUGA Tarawih Sepanjang Waktu, Puasa Sepanjang Usia dan tulisan Aly Reza lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 13 Agustus 2021 oleh

Tags: islamrajahrajah qithmir
Aly Reza

Aly Reza

Muchamad Aly Reza, kelahiran Rembang, Jawa Tengah. Penulis lepas. Bisa disapa di IG: aly_reza16 atau Email: [email protected]

ArtikelTerkait

syiah indonesia muslim sunni mojok

Begini Rasanya Jadi Orang Syiah di Indonesia

7 Oktober 2020
Selamat Idulfitri, Selamat Hari Kenaikan Isa Almasih. Apa Berdosa Jika Saya Mengucapkan Keduanya_ terminal mojok

Selamat Idulfitri, Selamat Kenaikan Isa Almasih. Apa Berdosa Jika Saya Mengucapkan Keduanya?

13 Mei 2021
Israel Menjajah Palestina Tidak Dibenarkan Alkitab dan Yesus (Unsplash)

Menjadikan Alkitab sebagai Alasan Memaklumi Penjajahan Israel atas Palestina Bukti Yesus Sudah Tidak Ada di Hati Kamu

25 Oktober 2023
Membedah Alasan Adegan Doa di Sinetron Indonesia Selalu Dilakukan secara Islam terminal mojok

4 Alasan Adegan Doa dalam Sinetron Selalu Dilakukan secara Islami

8 Desember 2021
konflik ahmadiyah minoritas dihina mojok

Masjid Ahmadiyah Dibakar, Prosesi Ibadah Agama Lain Dihina, Selanjutnya Apa Lagi?

7 September 2021
Alasan Yogyakarta Layak Disebut sebagai Kota Terbaik untuk Berdiskusi terminal mojok.co

Dekadensi Organisasi Eksternal Mahasiswa di UIN Jakarta

22 September 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.